Part7

41 2 0
                                    

"Bantu aku lepas dari bayang tentang Minho, Ku mohon Kai"

           Kai terdiam sejenak ia mencoba mencerna kata kata Ah hye barusan.

"Kau yakin Hye? Kau tak akan menyesal? Kau-

"Aku Yakin Kai, aku tak mau lagi terus begini, aku tak mau terus terbelenggu dengan dunia nya. Aku ingin berhenti Kai"

Kai melangkahkan kaki nya, semakin mendekat dengan tempat dimana Ah hye berdiri. Tubuhnya begitu dingin dan ringkih, Kai pun memeluk Ah hye, berbagi kehangatan yang mereka miliki.

"Aku lelaaaah kai"

Ibu jari kai dengan cekatan menghapus tetes demi tetes air mata yang keluar dengan percuma. Pipi dan hidung Ah hye  memerah.

"Pulanglah, disini dingin"

Ah hye memejamkan matanya, kepala Ah hye bersandar pada dada bidang milik Kai.

Secara perlahan tangan Kai terangkat untuk mengusap kepala Ah hye. Tubuh Ah hye  bergetar dalam rengkuhan Kai.

"Pulang lah"

"Aku, mengapa aku bisa begitu mencintainya Kai? Ucap Ah hye dengan isakan dari mulutnya.

"Aku merasa, dari awal perasaan ku memang sudah salah aku-

"Sssst. Perasaan tidak akan pernah salah Hye. Disini tak ada yang  salah hye, kau harus bangkit jangan terus terusan seperti ini. Masih banyak jalan yang harus kau tempuh. Yakinlah pada dirimu bahwa masih banyak laki laki yang lebih baik dari Minho, aku tau bagaimana perasaan mu kini". Tangan Kai membelai lembut rambut Ah hye.

"Sudahlah jalani saja hidup mu, jangan kau mempersalahkan perasaan cinta mu lagi". Kai mengenggam jari-jari Ah hye dan menuntun nya berjalan secara perlahan.

------

   Hari-hari Ah hye terasa begitu berubah.

Tak ada lagi senyuman yang menghiasi wajah cantiknya, tak ada lagi gelak tawa saat bersama sahabatnya, tak ada lagi penguat jiwanya. Minho benar benar menghilang dari kehidupannya. Namun rasa cinta yang begitu mendalam masih tersimpan rapih dalam hatinya.

"Makan lah hye"  Ah hye menoleh dan memandang sahabat nya.

"Aku merindukan Ah hye yang seperti dulu" Ah hye hanya tersenyum sesaat, lalu melirik Jinri sekilas.

"Aku mengerti bagaimana perasaan mu, maaf kan aku hye"

Ah hye terkejut  lalu ia menggelengkan kepalanya "sungguh ini bukan kesalahan mu Jinri, aku lah yang bersalah disini karena begitu mencintai Minho tanpa mau mengerti bagaimana perasaan nya pada ku"

"Tapi tetap saja seandainya aku tak pernah ada di dunia ini, pasti Minho tidak akan pernah mencintai ku" kepala Jinri menunduk dia benar benar diterpa rasa bersalah.

"Sampai kapan kau terus menyalakan dirimu Jinri?, sungguh ini bukan kesalahan mu" Ah hye mendekap tubuh Jinri yang terus menurus terisak.

"Sudahlah, aku akan melupakan Minho dan memulai kehidupan baru tanpa harus mengenalnya. Ku harap kau bisa membantu ku, dan jangan terus menyalahkan dirimu"

Jinri mengaggukan kepalanya dengan cepat "ya aku akan membantu mu dan aku berjanji akan hal itu".

Waktu terus berlalu, mungkin tak akan ada kenangan indah yang bisa di ingat kembali.  Semuanya terasa biasa, terasa hambar, dan terasa begitu hampa.

"Kenapa kau selalu terdiam seperti itu hye?" Suara bas yang sudah amat familiar begitu menggema di telinga Ah hye.

"Aku tidak terdiam, aku hanya sedang melamun"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why I Love you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang