Part 7

641 68 5
                                    


****
Ryujin dari tadi menggerutu ingin cepat pulang, tapi neneknya sama sekali tidak mengizinkannya. Setelah dari makan eommanya appa Ryujin mengajak keluarganya ke rumah nenek dari eomma  Ryujin .

"Ryu nginap saja di sini dulu" Pinta neneknya.

"Nggak nek, besok kan senin aku harus sekolah"Balas Ryujin.

"Ryu sekolah kamu lancarkan, nggak kabur-kabur lagi dari rumah"Tanya Sang nenek.

"Nenek tahu dari mana aku kabur"? Tanya Ryujin kaget.

"Appa kamu yang cerita"Balas neneknya. Ryujin memandang appanya dengan kesal.

"Ryu kadang ketika Appa stress menghadapi kelakuan kamu, appa juga butuh orang untuk bercerita dan memberi saran"Tutur tuan Shin.

Sementara eomma tiri dan adik tiri Ryujin hanya diam tidak mau ikut campur. Mereka terlalu takut ikut campur masalah Ryujin, bisa-bisa nanti kena amukan Ryujin.

"Appa lebay banget si"Komentar Ryujin.

"Ryu mulai hari bersikaplah dewasa, kamu harus terima kenyataan kalau eomma kamu sudah meninggal, dan terima Bibi Shin sebagai eommamu"Nasehat Neneknya.

"Nenek tidak merasakan berada di posisiku, nenek tidak merasakan bagaimana kehilangannya aku"Kata Ryujin.

"Ryu nenek juga merasakan kehilangan, nenek yang melahirkan eommamu dan membesarkan eomma, bagaimana mungkin nenek tidak merasakan kehilangan, tapi Ryu tuhan berkendak lain, tuhan sayang eommamu karena dia orang baik"Isak nenek Ryujin.

"Ryu hiduplah dengan rukun dengan Appa, eomma dan adik tirimu, biar nenek tenang menyusul eommamu nanti"Isak sang nenek .

Ryujin mendekat neneknya dan memeluk neneknya dengan erat.

"Nek kenapa bicara begitu, aku tidak mau di tinggalkan untuk kedua kalinya"Isak Ryujin.

"Tapi penyakit kanker nenek sudah masuk stadium akhir, eommamu saja sudah dikalahkan olehnya, apalagi nenek yang sudah tua"Balas neneknya.

"Nek jangan tinggalkan aku"Isak Ryujin. Ini pertama kalinya Ryujin menangis terisak begini, biasanya dia selalu menahan tangisnya.

****
Sementara itu di taman, Winter tengah membaca buku di tikar yang di bentangnya, sementara itu Jaemin tengah menemani Jisung mengejar kupu-kupu.

Sesekali Jaemin melirik kearah Winter

"Dasar tukang sebar pesona"Komentar Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar tukang sebar pesona"Komentar Jaemin.

Jaemin lalu memetik bunga yang ada di taman.

"Chung sini"Panggil Jaemin.

"Untuk apa"?

Jaemin membisikkan sesuatu di telinga Jisung. Jisung mengangguk tanda setuju, lalu mengambil bunga itu dan berjalan kearah Winter.

My brother is cute, not weirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang