part 5

4 1 0
                                    


Brakk

Pintu didobrak dengan keras menampilkan wajah murka papa hulya dan diikuti mama nya dibelakang

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi hulya hingga ujung bibir nya terluka

"Dasar anak gatau diri kau membuat ku malu dan kehilangan kesempatan emas" Teriak papa hulya memukuli hulya tanpa ampun

"Dasar anak pembawa sial pergi kau dari rumah ini jangan pernah menampakkan wajah busukmu lagi di hadapan kami" Sahut mama hulya dan segera pergi meninggalkan hulya diikuti papa nya

Hulya benar-benar merasa hancur mendapati perlakuan kedua orang tuanya seperti ini
Ia mengemasi seluruh barang-barang nya dan pergi meninggalkan rumah yang sudah dihuni nya sedari kecil

"Yaallah kuatkan hamba" Batin hulya menangis sesegukan menatap nanar pagar rumah nya yang tinggi

Hulya menghentikan mobilnya di depan gerbang pesantren ummi maryam yang tampak sudah sepi
Mungkin para santri sudah tertidur mengingat malam semakin larut
Dan ia memutuskan untuk tidur di dalam mobil

Pagi nya hulya shalat subuh di mesjid tak jauh dari pesantren ummi maryam dan membersihkan diri di kamar mandi masjid

Seusai sarapan hulya pergi ke pesantren ummi maryam dan mendapati ummi maryam sedang berbicara dengan salah seorang santri putri

"Assalamualaikum ummi" Ucap hulya dan mencium tangan ummi maryam penuh takzim

"Waalaikumsalam hulya apa kabar nak" Ujar ummi maryam seraya mengajak hulya masuk ke dalam rumah

Melihat wajah teduh ummi maryam membuat nya mengingat kejadian yang di alami nya semalam dan mengalir lah cerita yang ia alami

Ummi maryam terenyuh dan memeluk erat hulya menyalurkan kekuatan

"Hulya gak tau mau gimana lagi ummi hulya lelah hikss lelah dengan perlakuan mereka hulya nyerah ummi" Tangis hulya tak kunjung berhenti mengeluarkan segala kesedihan nyaa

"Hulya mau kan tinggal disini nak tinggal sama ummi" Ujar ummi maryam menghapus air mata hulya

"Hulya gak mau repotin ummi dan lagi gak mungkin hulya tinggal satu atap dengan bukan mahram hulya mi" Ujar hulya pelan

"Hulya bisa tinggal di pesantren ini menjadi guru disini nak dan menginap di kamar yang dikhususkan untuk guru" Ujar ummi maryam meyakinkan hulya

Hulya terdiam sejenak dan detik selanjutnya ia menganggukan kepalanya dan tersenyum

"Ummi terimakasih udah mau nerima hulya mi hulya beruntung dipertemukan dengan orang sebaik ummi" Ujar hulya mencium tangan ummi maryam

Tanpa disadari keduanya di balik tembok berdiri seseorang yang mendengar semua pembicaraan mereka

"Sungguh tegar gadis itu aku makin mengagumi nya" Batin nya yang tak lain adalah anak lelaki ummi maryam yaitu azka

Hulya diantar ummi maryam dan seorang santri ke sebuah kamar yang tampak tertulis di pintu kamar pengurus di asrama khadijah

Kamar nya tak luas tapi cukup nyaman bila dihuni oleh satu orang
Sederhana tapi menarik

Ketika ummi maryam dan santri tadi pergi hulya segera membereskan barang-barang nyaa dan bahkan ia lupa hari ini ia ada matkul dan ia lupa mengabari teman-teman nya bahwa ia tidak masuk

Ting!!!

Aisyah

Assalamualaikum hulya kamu kemana kok gak masuk kuliah

Me

Aku sedang tidak enak badan tolong izinkan ya

Aisyah

Yang masuk tadi pak azka malah beliau yang bilang kamu berhalangan hadir aku jadi curiga

Me

Emm aku sudah menghubungi beliau

Aisyah

Ooo kukira kalian memiliki hubungan dan menyembunyikan dari aku

Me

Tidak mungkin dong ai
Udah dulu ya aku mau istirahat

Hulya segera mematikan handphone nya dan berpikir kenapa bisa pak azka tau ia berhalangan hadir

"Apa pak azka juga tau ya aku tinggal disini duhh malunya aku" Gumam hulya sambil mondar-mandir di dalam kamar

Tak ingin berpikir lagi hulya pun memilih untuk tidur
Fisik dan batin nya benar-benar lelah dan butuh istirahat

Azan dzuhur akan berkumandang dan hulya sedang berkeliling membangunkan para santri asrama khadijah yang masih tidur

"Ustazah guru baru ya disini kok baru kelihatan" Tanya seorang santri kepada hulya dengan wajah polosnya

Hulya hanya menganggukan kepalanya karena ia pun masih malu dengan para santri disini

Seusai jamaah hulya tak langsung beranjak ia memutuskan untuk murajaah hafalannya hingga tiba-tiba datang seorang santri menghampiri nya

"Assalamu'alaikum ustazah" Uca seorang santri dan duduk disamping hulya

"Waalaikumsalam" Hulya tersenyum lembut menatap santri di samping nya yang kelihatannya santri SMP

"Kenalin ustazah namaku Annisa nama ustazah siapa" Ujarnya dengan wajah sangat polos

"Nama ustazah hulya dan ustazah guru baru disini" Ujar hulya tersenyum tulus

Santri tersebut bercerita banyak hal tentang pengalaman nya selama beberapa bulan mondok membuat hulya merindukan pondok nya dulu

Hulya dan santri tadi berjalan beriringan untuk kembali ke asrama dan tanpa sengaja Annisa menabrak seorang santri seniornya

"Woi kalau jalan pakai mata dong" Santri tersebut menatap Annisa dengan tatapan sinis dan hendak menarik hijab yang digunakan Annisa dan hulya segera melerai nya membuat santri tadi marah

"Eh ustazah baru gak usah sok berkuasa deh mentang-mentang udah jadi ustazah duluan gue yang mondok di sini" Teriaknya menunjuk nunjuk wajah hulya dan hanya dibalas senyuman oleh hulya

Bagi hulya santri yang seperti ini tak patut dibalas dengan kemarahan karena api jangan dibalas dengan api tapi harus jadi air salah satunya

"Diam kan loe ustazah bisu loe ya" Ujar gadis itu tersenyum meremehkan

"Apa begini sikap seorang santri untuk apa kamu menuntut ilmu agama jika sikap pun tidak beretika" Ujar seseorang yang entah kapan sudah berdiri tak jauh dari mereka

"Maaf ustaz azka" Cicit santri tersebut dan buru-buru minta maaf pada hulya dan Annisa

Santri itu langsung pergi karena takut akan di takzir oleh ustadz azka

"Terimakasih ustadz" Ucap Annisa pada azka dan hanya dibalas senyum tipis

Hulya tak mengatakan apapun ia hanya tersenyum dan pamit pergi

Azka terpaku melihat senyum yang ditujukan hulya padanya detik berikutnya ia beristighfar dan segera pergi menuju rumah nya.

################################

HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang