Cukup sulit untuk bertemu Felix. Ternyata Hyunjin memberikan pengawalan protektif untuk keduanya. Dan itu membuat Chris hampir gila.
Ketika mendapati Felix sendirian di taman saat pagi buta. Chris segera menarik Felix ke suatu ruangan. Menutup semua pintu dan jendela dengan kekuatan telekinesisnya.
"Aku merindukanmu." Chris memeluk erat tubuh Felix. "Bertahun-tahun aku tak melihatmu. Kurasa aku mau mati."
"Maaf, chris.. Jangan seperti ini." Felix secara lembut menolak sentuhan Chris. Sayangnya tubuhnya yang mungil tidak mampu mengimbangi saudaranya itu.
"Bisa tidak kau mengerti betapa besar rinduku? Aku datang kesini untukmu." Chris terdengar sangat frustasi. Bahkan sekarang dia mencium bibir Felix. Menghisap dan menggigit bibir plum yang sangat dia rindukan. Tangannya juga menstimulasi dengan menyentuh bagian-bagian sensitif Felix.
"Kumohon berhenti, Chris."
Chris tidak peduli. Dia malah menggesek dan menekan selangkangan mereka. Felix mencengkeram bahu Chris. Tidak ingin mengeluarkan desahan saat bibir Chris mengeksploitasi mulutnya.
Chris melepaskan ciuman mereka sejenak, menatap kedua manik sayu kesayangannya.
Menyentuh pipi Felix, Chris berbisik. "Jujur saja, kau punya perasaan yang sama kan?"
Felix menggeleng, namun Chris menganggap itu hanya kebohongan.
"Berhenti.."
Chris kini menghisap leher Felix. Menghiraukan permintaan Felix yang ingin berhenti. Tidak bisa, Chris sangat menginginkan Felix sekarang.
"Aku bilang berhenti!" Suara Felix akhirnya meninggi. Matanya memanas akibat amarah. Chris pun perlahan mundur.
"Sungguh, apa yang membuatmu berpikir aku juga mencintaimu? Benar aku mencintaimu, tapi bukan cinta yang kau maksud. Tolong sadar, Chris. Aku sudah milik Hyunjin. Our king."
"Fuck The King!" Chris membuang pandangannya asal jangan melihat air mata Felix yang mengalir. "Tapi kau menangis."
"Aku... Ya, aku menangis karena kasihan padamu."
Chris menoleh dengan tatapan terluka, "Kenapa kau lakukan ini? Semua ini tidak adil, lix. Aku mencintaimu. Aku ingin kau jadi milikku. Susah ya? Atau kau takut? Kita sama-sama mendengar ramalan itu. Tapi karena kebodohanku..." Chris menarik nafasnya sejenak mengendalikan emosi. "Felix, aku akan berusaha. Tolong tetap percaya padaku."
"Kumohon berhenti, Chris. Semua hanya akan sia-sia. Itu hanya ramalan. Hyunjin adalah takdirku. Dan... aku tidak akan pernah mencintaimu sebagaimana mestinya. Kau tidak akan pernah mendapatkanku. Cobalah menggantikan posisiku dengan Han. Kau pasti bisa."
"Kau bohong. Kau pikir aku mau dengar omong kosongmu? Akulah takdirmu. Hanya aku."
Chris kembali mengungkung Felix di dinding. Memaksa menerima ciumannya. Namun Felix mendorong.
"Lepaskan aku!"
Chris tidak menyerah dia kembali mendekat dan saat itu juga Felix membuat tembok es diantara mereka.
"Felix..."
Chris tidak percaya kalau Felix akan mengeluarkan kekuatan didepannya.
"Kali ini aku akan diam. Karna jika Hyunjin tahu. Kau akan mati, Chris."
Setelah mengatakan itu Felix melangkah untuk keluar dari ruangan itu. Lama-lama berdua membuat Felix tidak tahan. Dia tak mau Chris melihat air matanya jatuh lebih banyak lagi. Sudah cukup.
Kepalan tangan Chris menghancurkan tembok es didepannya, sangat marah. "Aku tak peduli. Aku akan datang merebutmu Felix."
"coba saja. Aku juga tak akan peduli. Honestly, i can see you dying." Ujar Felix lalu benar-benar keluar dari ruangan itu.
Every time i walk out the door.
I can see him die a little more inside.Saat ini aula pertemuan di hadiri beberapa pejabat tinggi kerajaan. Ayah mereka juga hadir. Kecuali Felix dan Han. Entah kemana mereka berdua.
Hyunjin berada di singgasana, diikuti Sehun duduk di singgasana keluarga. Sedangkan Chris. Duduk diantara para petinggi kerajaan.
"Beritahu aku apa yang membawamu kembali? Merindukan rumah? Menderita di tempat pengasinganmu?"
"Hyunjin.." gertak Sehun tidak ingin rahasia keluarga mereka bocor. Kalau sebenarnya Chris di tugaskan ke Barat agar salah satu anaknya itu jauh dari rumah.
Chris menyeringai, "kau benar. Disini juga rumahku. Tapi mau dengar motivasi terbesarku? Aku merindukan Felix, pasanganmu."
Hyunjin menggeram, angin berpendar di sekitar ruangan itu membuat semua orang terpaksa meninggalkan mereka berdua. Hyunjin dan Chris.
"Kau benar-benar ingin mati, huh?" Hyunjin mendorong dada Chris hingga mengenai tembok dengan debuman keras. Tatapan mereka penuh amarah. "Aku memberimu kesempatan melupakan Felix dengan mengasingkan diri ke barat. Kami memberimu kedudukan. Kau dan kemarahanmu itu tidak ada tempat di kerajaan ini. Kau hanya membawa kematian. Harus kuingatkan lagi kematian ibu karena apimu?"
Rahang Chris mengeras, ingatan bahwa dia membunuh ibunya kembali muncul. Dan dia merasa tidak adil.
Hyunjin menyeringai, "Api hanya menimbulkan kehancuran."
"Dan api juga kekuatan. Karena kemampuanku kalian semua jadi takut bukan?" Tubuh Chris tanpa sengaja mulai mengeluarkan api membuat Hyunjin terpaksa melepaskan cengkramannya.
"Kau itu monster."
"Aku tahu. Dan suatu saat aku akan menghancurkan kalian."
Tbc
A/N aku seneng banget bikin castku menderita. Hahaha nangis 😭💔
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate. [chanlix] ✓
FantasyKetika tahta, nafsu dan kecemburuan, perlahan menghancurkan semuanya. Mampukah sang belahan jiwa mengembalikan cinta? Bangchan as Set Lee Felix as Isis Hwang Hyunjin as Osiris Inspired by God's of Egypt.