03 | Bubur Ayam.

24 3 2
                                    

🍪🍪🍪

Hari ini Jina sedang mendapatkan jadwal libur dari tempat ia bekerja, namun justru ia bangun pagi menyiapkan sarapan untuk Ibunda dan Adiknya tersayang. Ia memasak chicken origano yang cara membuatnya sangat mudah, tak sampai 20 menit ia berkutat dengan bumbu serta alat masak didapur, makanan itu sudah tersaji rapih di atas meja makan.

Jina mengetuk pintu kamar bunda sebanyak 3 kali , "Bunda? Udah bangun? Kakak udah nyiapin sarapan buat Bunda ama adek."

Terdengar sahutan bunda dari dalam, katanya bunda masih membereskan kamar dan menyiapkan tas untuk berangkat bekerja. Jina menanggapi dan beralih untuk membangunkan adiknya, pasti sang adik masih tertidur dengan lelap diatas ranjangnya itu dengan selimut yang menggulungnya hangat. Seperti biasa Jina pasti menarik selimut milik adiknya itu agar adiknya cepat terbangun karena sebenarnya adiknya ini mudah sekali untuk tersadar dari tidurnya, cukup diusik sedikit saja maka ia akan langsung tertarik kedunia nyata, bila ia masih terpejam jelas saja ia berbohong ia hanya mengulur waktu agar tidak cepat-cepat untuk berangkat kesekolah.

"dek, gue udah repot-repot masak makanan kesukaan lo tuh. Ayo bangun biar gak telat kalo ke sekolah."

Tanpa perlu mendengarkan jawaban adiknya Jina langsung keluar dari kamar dan bertemu bunda yang ternyata sedang duduk dimeja makan menikmati masakan buatannya.

"Gimana bun, enak gak?." Tanya Jina dengan senyum manis diwajahnya.

"Wah enak dong masakan anak bunda, ...." Jawab bunda memuji masakan Jina

"..Mantap." lanjutnya sambil memberikan Jina dua jempol.

"Hehe yauda abisin ya bun, Jina mau keluar dulu mau olahraga pagi." Pamit Jina kepada Bunda.

"Iya hati-hati ya nak." Pesan bunda, lalu Jina segera menuju pintu keluar rumah untuk jogging sekitar komplek.

🍔🍔🍔

Peluh membanjiri bagian pelipis Jina, setelah dua kali mengelilingi taman komplek tenaga Jina terasa terserap habis karena sangat jarang sekali olahraga. Tubuh Jina terasa payah sekali padahal umurnya belum genap 20 tahun tetapi kenapa rasanya sudah remuk hanya dengan jogging mengelilingi taman komplek yang besarnya tidak seberapa. Setelah ini Jina bertekad untuk membuat jadwal rutin untuk jogging atau melakukan olahraga olahraga ringan dirumahnya ketika libur bekerja agar badannya tidak payah hanya karena digerakan sedikit.

"ehh..." Jina terlonjak kaget karena merasakan dingin yang tiba-tiba menyentuh pipinya dari arah belakang, botol air mineral dengan suhu yang dingin kini bergesekan dengan pipinya tirusnya. Sedetik kemudian tangan Jina terangkat untuk memukul pelan seseorang yang telah menempelkan barang dingin tersebut, Jina tau persis siapa orang yang berani menjahilinya, duh siapalagi kalau bukan Jeon Jungkook manusia jail setengah mati yang bisa membuat kalian pusing tujuh keliling.

"Lo tuh kalo muncul gak bisa ya ucap salam, manis dikit gitu loh. Jangan ngagetin kayak setan." Jina cemberut.

"Na lo tuh kalo disamperin ya sambut ramah, manis dikit gitu loh. Jangan ngomel kayak emak komplek sebelah." Ujar Jungkook mengikuti nada bicara Jina persis, membuat Jina mendengus kesal karenanya.

"Lo libur emang?."

"Iya nih gue lagi libur."

"Kok tumben tumbenan lu jogging, biasanya juga kalo libur lo ngemil popcorn pagi-pagi kayak orang aneh depan TV."

"Gue bosen aja kalo libur cuma gitu-gitu aja dirumah, makanya tadi bangun pagi buat masakin bunda ama adek abis gitu kepikiran aja gitu jogging."

"Yee bilang dong jadikan bisa bareng."

"Lo libur kuliah ya? Atau lo absen ya jangan jangan?." Todong Jina kepada Jungkook.

"Gue masuk siang na, jadi ya bisa jogging dulu."

Jina hanya mengangguk anggukan kepalanya sebagai jawaban, tak lama setelah itu terdengar bunyi menyedihkan yang bersumber dari perut Jungkook, "Yah na cacing diperut udah demo nih minta makan, sarapan di mang ujang yuk?." Suara Jungkook dengan nada menyedihkan yang dibuat-buat membuat Jina terkekeh geli dan mengiyakan keinginan Jungkook untuk sarapan bersama di warung bubur ayam mang ujang. Jaraknya tak jauh dari keberadaan mereka, kira-kira hanya 500 meter dari taman komplek.

Setelah berjalan selama 10 menit mereka sampai di warung bubur ayam mang ujang, warung bubur ayam nomor wahid kalau kata hyunjin bubur ayam paling enak seantero komplek.

"Mang 2 ya bubur ayamnya yang satu gak pake seledri, bawang goreng sama kacang, kalo satunya setengah porsi aja terus gak pake kacang ya mang. Minumnya air mineral aja 2." Pesan Jungkook dengan nada sangat bersemangat, mungkin sama persis semangatnya dengan cacing yang meronta-ronta didalam perut jungkook ingin segera diisi.

"Siap Aden, makan disinikan."

"Iya dong mang."

Jungkook menuju meja disudut ruangan warung bubur ayam mang ujang dengan Jina yang mengekor dibelakangnya, kini mereka telah duduk berhadapan menunggu pesanannya datang. Tak lama kemudian dua mangkok bubur ayam tersaji tepat dihadapan mereka berdua dengan harum yang menggoda, Jungkook kian tak sabaran untuk segera menyantapnya.

Baru saja Jina ingin mengingatkan Jungkook bahwa ia harus makan dengan hati-hati karena buburnya masih panas namun tanpa aba-aba Jungkook justru menyuapkan satu sendok bubur ayam itu kedalam mulutnya padahal jelas asap masih mengepul dari mangkok bubur ayam itu dan berakibat jungkook yang mengaduh kepanasan atas apa yang terjadi didalam mulutnya, Jina merespon cepat kejadian tersebut Jina menyodorkan air mineral yang sudah dibukanya dan langsung diteguk oleh Jungkook seperti orang kesetanan untuk menghilangkan perasaan terbakar dilidahkan karena bubur.

"Ya Tuhan, baru aja gue mau ingetin kalo ini panas banget lo malah makan gitu aja tanpa mikir lagi."

"Lidah gue mati rasa na."

"Bentaran doang kok, nanti balik lagi. Makanya pelan-pelan deh lo kayak anak kecil udah tau itu panas banget. Mending buburnya lo aduk dulu deh biar cepet dingin." Saran Jina.

Jungkook menggeleng mantap, "Na sampe kapan pun gue tuh tim bubur gak diaduk, gak usah buat gue pindah keyakinan" Ucap Jungkook mendramatisir keadaan.

"Lagian na apa enak nya sih bubur di aduk-aduk, gak enak banget diliat."

Jina mengerlingkan matanya jengah mendengar celotehan sahabat laki-lakinya ini.

"Lo kan bisa ngaduk buburnya dipinggir aja, lu aduk dibagian yang mau lo makan dan diaduk biar cepet dingin, gak perlu semuanya kayak gue, terus asal lo tau makan bubur diaduk tuh lebih enak karena semua bumbu kecampur rata soal tampilan mah gue masa bodo yang penting lebih enak." Jelas Jina.

"Tetep na gue harus banget teguh pendirian sama keyakinan gue gak boleh runtuh gitu aja ini pendirian, karena pada konsepnya itu sama aja di adukkan" Jungkook masih berusaha kekeh dengan pendiriannya.

"Terserah deh." Jawab Jina singkat tidak mau menanggapi lagi pembicaraan Jungkook, Jina malah melanjutkan kegiatan makan bubur ayamnya yang memiliki tampilan yang sudah tidak karuan karena diaduk dan juga jungkook yang mulai kembali menyantap bubur ayam yang sudah tidak sepanas tadi.

☕☕☕

haiii guys sorry banget karena gak update seminggu, lagi ada sesuatu hal yang buat aku gak bisa update, semoga suka ya sama part ini hehe

btw kalian team bubur di aduk kayak Jina atau engga di aduk kayak Jungkook?

with love,

ajunansw💕

DESTINY | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang