07 | Goodnight

12 1 1
                                    

Nada panggilan pada ponsel Taehyung berbunyi menampilkan nama ayahnya pada layar ponsel. Taehyung membiarkan panggilan telfon itu begitu saja, terlalu malas berbicara dengan sang ayah katanya. Lalu tak lama muncul pesan dari sang ayah yang hanya Taehyung baca lewat layar notifikasinya isi pesan itu memberi tahu Taehyung bahwa ia harus mampir kerumah ayahnya karena Taehyung akan diajak berkenalan dengan saudara tirinya diacara makan malam esok hari. 

Taehyung menghela nafas keras setelah membacanya dan bergidik ngeri memikirkan pertemuannya dengan saudara-saudara tirinya, sungguh sangat enggan bagaimana ia akan berada dalam satu ruangan dan satu meja makan dengan orang-orang asing ia benar-benar tidak ingin melakukannya. Maka dari itu ia juga akan mengabaikan pesan ayahnya dan akan membuat alasan bahwa ia ada tugas kuliah yang amat sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan.

Jina menyadari perubahan raut wajah Taehyung setelah adanya nada panggilan yang dibiarkan begitu saja lalu seperti terdengar notifikasi pesan masuk setelahnya, Jina ingin sekali memberitahu Taehyung agar ia mengangkat panggilan itu saja tadi namun Jina merasa belum pantas untuk memberitahu Taehyung apa yang harus dilakukannya, jadi berakhir dengan Jina yang diam saja menunggu Taehyung mengubah ekspresinya kembali ramah sambil mengecek pesan dari bosnya.

Taehyung akhirnya membuka suara menyadari bahwa ia sedang bersama seseorang,

"Eh Jina, sorry tadi gue agak kesel." Maaf Taehyung tidak enak.

"Iyaa udah gak papa." Jawab Jina dengan senyum.

Kini Taehyung sedang mengajak Jina makan malam disebuah café dekat tempat kerja Jina setelah ia pulang kerja tadi, anggap saja ini adalah ucapan terimakasih Taehyung kepada Jina secara langsung karena telah membantu menyelamatkan nyawanya dari kesialan dimalam itu. 

Taehyung sebenarnya sangat canggung sih, belum lagi Taehyung mengenal Jina hanya karena perempuan itu telah menyelamatkannya dan lagi si sialan Park Jimin meninggalkan mereka berdua disana dengan alasan kekasihnya minta ditemani untuk membeli barang demi kebutuhan produk yang dijual kekasihnya itu. padahal setau Taehyung, Seulgi sedang berada diluar kota karena mengunjungi kakeknya disana. Taehyung tau pasti ini hanya akal-akalannya saja agar Taehyung berdua saja dengan Jina, tapi tidak tahu kenapa walau Taehyung tau Jimin berbohong ia tetap mengiyakan perkataan Jimin, karena setengah hatinya senang walau kebingungan harus berbuat apa nanti atau kebingungan harus pulang dan mengantar Jina bagaimana nanti, tapi biarlah menjadi urusan terakhir yang penting Taehyung bisa berkenalan dengan Jina lebih jauh.

"Jina..."

"Kenapa te?"

"Gue mau bilang terimakasih yang bener raja sih sama lo, karena malem itu lo udah nyelametin nyawa gue." Ucap Taehyung.

"Iya te sama sama, lagian itu juga kebetulankan gue yang lewat mungkin kalo sebelumnya ada orang lain itu mereka yang nolong." Jawab Jina.

"Iya sih tapi malem itu lo yang nolongin gue kan? Jadi ya gue harus terimakasih sama lo, soalnya pas dirumah sakitkan gue cuma sebatas gitu aja makasihnya." Jelas Taehyung

Namun Jina tidak menjawab dan justru mengkerutkan dahinya seperti memikirkan sesuatu dan itu membuat Taehyung bertanya padanya, "lo kenapa? Kayak lagi mikir?."

"Engga sih, tapi gue heran aja lo terimakasih tapi cuma traktir gue makanan gini." Jawab Jina terdengar dengan nada serius.

Hal itu membuat Taehyung melebarkan matanya tak sangka Jina berbicara begitu padanya, detik berikutnya terdengar gelak tawa dari perempuan dihadapannya itu.

Jina sedang menertawakan ekspresi wajah Taehyung yang melebarkan matanya gemas, mungkin kaget bahwa ada seseorang yang notabe-nya orang asing berbicara tidak tahu diri seperti tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINY | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang