[ 16 ] enam belas

909 217 126
                                    

"Jadi sekarang yang di tinggal aku gitu?"

"Kakimu masih sakit Niki"

"Tapi Hyung masa aku sendiri?"

"Suno juga waktu itu sendiri"

Niki mencebikkan bibirnya. Heeseung memang tidak bisa di bantah jadi mau bagaimana lagi, Niki harus berada di rumah sendirian.

"Hati-hati ya Hyung pergi dulu, annyeong Niki" ucap Heeseung sambil melambaikan tangan kepada Niki

Kini Niki sendirian di rumah karena yang lain sudah pergi lebih dulu dari Heeseung, pasalnya jadwal kuliah Heeseung agak siang.

"Begini yah bosennya Suno Hyung waktu itu" monolog Niki

Kaki Niki memang masih sakit tapi dia sudah bisa berjalan meski harus tetap berpegangan.

Niki pergi ke lantai dua untuk kembali ke kamarnya tetapi niatnya dia urungkan karena dia melihat pintu kamar Jungwon terbuka.

Tadinya dia akan menutup pintu itu tetapi kakinya menyuruhnya untuk memasuki kamar Jungwon.

Di sinilah Niki sekarang di kamar Jungwon dengan barang-barang yang tertata sangat rapi.

"Daebak kamarnya tidak seperti kamarku" ucap Niki takjub

Pasalnya kamar Jungwon tentu lebih besar dari kamar lainnya dan barang-barang nya tertata dengan begitu rapi tidak seperti kamar Niki salah satunya.

Niki menyusuri setiap sudut kamar Jungwon dan matanya terkunci ke salah satu figura foto yang terletak di meja belajar Jungwon.

"Aku tidak menyangka dia menyimpan fotonya" senyum Niki

Niki duduk di kursi meja belajar Jungwon sambil menelisik setiap foto yang ia pegang.

Niki membalikkan figura itu dan menampilkan deretan kata yang sangat kecil terpampang disana.

Dengan teliti Niki membaca tulisan itu meskipun cukup sulit karena tulisan itu cukup kecil tapi dia tidak mau menyerah dia tetap saja berusaha membacanya.

Terimakasih aku sangat bahagia bersama kalian aku harap waktu bisa terulang kembali menjadikan kami berdua bahagia.

Begitulah tulisan yang terdapat dalam figura itu. Memang simple tidak ada yang aneh tapi, apakah kalian tidak meyadarinya?

Tentu saja dari tulisan tersebut ada sesuatu yang janggal di pikiran Niki.

"Apa maksudnya? Kenapa kata-katanya seperti ada yang janggal?"

Niki terus saja memikirkan itu tapi nihil tidak ada satu pun jawaban yang keluar dari otaknya.

"Sudahlah Niki jangan membuat otakmu sakit, nanti tanyakan saja pada Jungwon Hyung langsung" monolog Niki lalu menaruh kembali figura itu ke tempatnya

Tapi sebelum Niki beranjak dari tempat duduknya dia melihat sesuatu yang sangat familiar.

Gantungan Domba.

Ya, itu adalah gantungan yang sama persis Niki temukan ketika dia hendak menyusul Suno ke dapur.

"Ayo berpikir positif Niki" ucap Niki sambil memejamkan matanya

Karena tidak mau ada hal aneh lagi yang ditemukan akhirnya Niki pun memutuskan untuk keluar dan masuk ke kamarnya yang tidak jauh dari kamar Jungwon hanya terhalang oleh satu kamar yaitu kamar Suno.

• • • •

"Bagaimana keadaanmu Suno?" Tanya Narin teman sekelas Suno dan Jungwon

"Tanganku sudah membaik" jawab Suno senang

"Syukurlah kalau begitu aku sangat merindukanmu, ah mungkin tidak hanya aku, tapi yang lain juga"

"Kalian merindukanku?" Tanya Suno

"Tentu saja kami merindukanmu!!" Teriak salah satu siswi yang bernama Sarang

"Kalian membuatku malu" Suno salting menampilkan pipinya yang sudah memerah

Semua orang yang berada di kelas itu tertawa kecuali Jungwon yang sedang fokus mendengarkan musiknya melalui earphone.

"Jangan sakit lagi ya Suno nanti kelas jadi sepi, aku pergi dulu annyeong" ucap Narin kemudian beranjak pergi menemui teman-teman nya yang lain

Hari ini Suno sangat senang pasalnya, sebegitu sayangnya kah teman-teman nya sampai tidak mau melihat dia sakit?

Suno menoleh ke samping kirinya karena dari tadi dia tidak mendengar suara orang itu, siapa lagi kalau bukan Jungwon.

"Ternyata telinganya di sumpal pantas saja diam terus" Suno mengerucutkan bibirnya

Suno menggoyang-goyangkan tubuh Jungwon yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Jungwon yang terganggu akhirnya mengangkat kepalanya menatap Suno dan yang di tatap menampilkan senyum khasnya.

"Kamu kira aku akan tergoda dengan senyummu?" Tanya Jungwon datar

Suno mengerucutkan bibir tidak suka.

"Kok Jungwon gitu sih sama Suno, Suno tidak suka ah"

Jungwon menatap datar Suno.

"Kenapa aku harus mempunyai sahabat seperti Suno apa salahku?" batin Jungwon sedih

Jungwon rasanya ingin menangis saat ini karena dia sudah tidak tahan dengan sikap Suno yang sangat langka untuk dimiliki orang lain. Tapi apa boleh buat dia harus tetap tahan sampai waktu yang memisahkan mereka.

Bagaimana pun mereka akan sering bersama karena mereka berada dalam lingkungan kehidupan yang sama hanya alur takdir yang membedakan kehidupan mereka.

"Kenapa kamu menggangguku?" Tanya Jungwon masih menatap Suno

"Iya tahu Suno ganteng jangan di tatap terus seperti itu" Suno menyombongkan diri

Jungwon memutar bola matanya malas dan selalu menyabarkan hatinya dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Canda tapi emang bener kok Suno ganteng" lanjut Suno

"Iya iya Suno ganteng Suno imut, puas" ujar Jungwon malas

Suno tertawa mendengar perkataan Jungwon yang terdengar sangat terpaksa untuk memuji dirinya.

"Lagian dari tadi diam terus" ucap Suno

"Aku sedang mendengarkan lagu sebelum aku harus mendengarkan suara guru yang bosan untukku dengar"

"Sejak kapan Jungwon pemalas?"

"Sejak saat ini, hari ini, dan tanggal ini"

Suno dibuat melongo oleh perkataan Jungwon.

"Wae?"

"Ah aniya"

"Bangunkan saja aku kalau guru sudah datang" ucap Jungwon kembali menelungkupkan kepalanya di meja

"Nee"

Suno memilih mengobrol dengan yang lain ketimbang mengganggu Jungwon lagi.

Sampai akhirnya si ketua kelas yang bernama Kim Taeyong memasuki kelas dengan wajah yang gembira.

"Kenapa tuh muka senang gitu?" Tanya Sungchul

"Pak Kim tidak akan masuk kelas, katanya bensin mobilnya habis jadi tidak bisa pergi ke sekolah" canda Taeyong

"Serius?" Tanya Suno polos

"Sudahlah nikmati saja" ucap sungchul

Mereka pun bersorak karena pelajaran pak Kim hari ini free jadi mereka semua bisa bersantai tanpa memikirkan pelajaran sejarah yang membosankan.

Lain halnya dengan seseorang yang sedang cemas dalam diamnya.



















"Aku harap anak itu tidak macam-macam"

Tbc

Panjang ya? Tahu kok itu kebablasan nulisnya hehe.

Jadi gimana udah tahu siapa? Pasti dong.

Ya udh yuk jangan lupa Vote dan komen.

Ego or Friend? | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang