•Bagian 3•

9.5K 1.1K 79
                                    

BxB | Mature content
.
Don't Like, Don't Read😊

Haechan takut setengah mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan takut setengah mati. Bagaimana jika ada seseorang yang melihat kejadian tadi pagi dan menyebarkannya? Bisa-bisa ia akan ditatap aneh oleh seluruh geng dan teman-temannya yang lain karena berhubungan dengan orang yang selama ini ia permalukan.

Oh astaga! Ia tak habis pikir kenapa ia sendiri menerima perlakuan kurang ajar si culun itu di koridor belakang.

Tapi setahunya tadi tidak ada orang.

"Arghh~!!" Haechan menggeram, mengacak rambutnya dan menutup seluruh wajahnya dengan telapak tangannya.

Saat ini ia tengah membolos sendirian di gedung paling atas sekolah. Meratapi nasibnya yang mungkin akan berubah dalam sekejap.

Berdoa agar kejadian tadi pagi tidak terlihat oleh siapapun. Berharap semua orang tidak menyadarinya, bahkan peduli. Tapi yang namanya terkenal pasti selalu diperhatikan.

"Aish!! Lee Haechan bodooooh!!"

Haechan menggesek-gesek sepatunya di lantai dan sesekali akan menghentakkan kakinya.

Clek

Terdengar suara pintu terkunci, saat itu juga Haechan mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang mengunci pintu masuk roof top lalu mendapati seorang Na Jaemin berdiri didepan sana.

Haechan berdiri, "Yak!! M-mau apa kau?! Kenapa kau kemari?! Ini wilayah ku!! Keluar sekarang juga!!" Usirnya pada Jaemin yang mulai melangkah mendekat.

Jaemin memasang raut bingung, "Bukan kah ini sekolah? Umum, dan tak ada milik siapapun tertulis di dindingnya."

Haechan mendecih, "Turun atau ku dorong kau hingga jatuh ke bawah?!"

Semakin dekat, Jaemin tak takut karena tidak mungkin Haechan akan melakukan itu.

"Tidak ada larangan untuk ku kemari, Lee." Lanjutnya.

Haechan mendengus, ia melipat kedua tangan didepan dada.

"Huh! Terserah! Aku pergi!"

Baru saja kata-katanya akan segera terlaksanakan, pergelangan tangan Haechan di cekal sampai tubuhnya tertarik lalu menabrak tubuh tinggi Jaemin.

"Jangan terlalu terburu-buru, semua guru sedang rapat di kantor."

Haechan menolak, ia memberontak saat Jaemin menarik kedua tangannya sehingga tubuhnya sedikit terdorong menuju tempat duduk panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.

"Yak!! Pabbo!! Lepaskan!!"

Sayangnya Jaemin tak mengindahkan perkataan Haechan. Ia terus menarik si manis sampai keduanya jatuh di atas sofa yang tak terpakai lagi, dengan tubuh Jaemin di bawah dan Haechan yang berada di atasnya.

"Hey!! Kau ini berani sekali!! Aku akan-"

"Akan apa? Kau akan apa?"

Haechan diam begitu pertanyaannya Jaemin layangkan padanya. Sedangkan Jaemin yang melihat itu pun tersenyum pongah.

"Kau akan menyiram ku dengan air selokan? Atau air toilet seperti seminggu yang lalu?!"

Masih setia diam, Haechan menatap penuh Jaemin yang menaikkan satu alisnya dan juga menatapnya. Namun sebelum kemudian pemuda berkacamata itu tersenyum misterius.

"Kau boleh kok, melakukannya lagi..."

Jaemin melepas satu genggaman tangannya pada pergelangan Haechan, mengelus pipi tembam milik si manis dan mencubitnya gemas.

"Tapi sebuah kenakalan harus ada ganjarannya."

Haechan menggeleng, ia melepas satu lagi tangan Jaemin dan bangkit dari tubuh lelaki itu.

"Kau ini apa-apaan?! Dengar ya, apapun yang akan kau lakukan nanti, aku tak peduli! Aku akan terus mengusik kehidupan mu, stupid!!"

Haechan mendorong bahu Jaemin, berdiri dan mulai melangkah pergi. Namun sebelum itu, suara menginterupsi Jaemin tiba-tiba membuatnya berhenti melangkah dan berbalik menatapnya dengki.

"Meskipun aku menyebarkan foto mu yang telanjang?"

"Meskipun aku menyebarkan foto mu yang telanjang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hide🔞 • JAEMHYUCK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang