***
Jam sudah menujukan pukul 9 malam, aku dan jennie masih sibuk menonton film yang kami tonton dari 1 jam yang lalu.
"Jen aku ke dapur dulu ya ambil minum, ini minum nya udah habis" aku mengangkat wadah minum yang sudah kosong. Jennie menganguk setuju, lalu fokus lagi ke layar laptop nya.
Aku berjalan keluar kamar dengan satu wadah minuman di tanganku, ketika aku membuka pintu kamar jennie. Di sebrang sana berada pintu kamar seulgi, dengan sticker beruang yang tertempel di tengah tengah pintu berwarna putih
Kamar jennie dan seulgi bersebrangan. Namun aku tidak mendengar suara apapun dari kamar itu dari tadi.
Aku lantas menghela napas lalu lanjut menuruni tangga menuju dapur jennie.
"AAAAA" jeritku kaget, karena tepat ketika aku menuruni tangga. Ada seulgi yang sepertinya ingin menaiki tangga
Aku memegangi dada ku, nafas ku naik turun akibat terkejut.
"Ehh sorry sorry" ucap nya terdengar khawatir
Aku mengelus dada ku sambil mestabilkan pernapasan ku, lalu menatap seulgi kesal "kamu kayak hantu tau disitu, seulgi"
Seulgi tertawa kecil, tidak memperdulikan omelan ku barusan "kamu mau ke mana emang?"
Aku terdiam beberapa detik sambil mengangkat sebelah alisku, seulgi sebenarnya bukan tipe yang suka berbasa basi. 3 tahun aku berteman dengan jennie, aku juga cukup mengenal tingkah laku seulgi.
"Aku mau ke dapur" ucap ku, tak menghiraukan seulgi yang tiba tiba menjadi sedikit banyak tanya
Seulgi menganguk sebagai balasan, lalu lanjut berjalan menaiki tangga. Aku melirik nya sebentar yang sedang menaiki tangga melewati ku, sebelum berjalan lagi ke arah dapur.
Menghirup napas panjang sebelum menghembuskan nya dengan kasar.
Mungkin aku tidak akan pernah mendapat kesempatan.
-----
Saat aku membuka pintu kamar jennie, di sana tiba tiba ada seulgi dengan gitar di pangkuan nya. Duduk di karpet lantai kamar sambil sibuk memetik gitar nya.
Sedangkan jennie masih sibuk menonton di atas kasur dengan nyaman.
Tidak biasanya seulgi bergabung dengan kami, setiap aku menginap disini. Biasanya aku melihat nya di pagi hari sedang makan di meja makan. Atau siang hari di depan ruang tv sedang menonton tv
Kadang juga aku melihat nya di sore hari di gazebo samping rumah mereka, sedang memainkan gitar nya.
Sebenarnya dulu kami jarang berbicara, hanya sapaan sederhana bila tidak sengaja berpapasan. Atau kadang dia menawari ku makanan saat aku melihat dia dengan se bungkus pringles merah di tangan nya.
Tapi itu dulu, saat saat dimana aku baru berteman dengan jennie. Sekarang aku dan seulgi cukup dekat, tapi tidak bisa juga di bilang dekat. Hanya 'cukup' dekat.
"Berisik loh, kamu kan punya kamar sendiri kok main disini" jennie mengomel, sambil memakan biskuit yang berada di samping nya.
Namun sepertinya seulgi tidak perduli, dia bahkan lanjut memetik gitar nya lebih keras dari sebelum nya.