Bahu Luhan melorot sepanjang ia menyeret kakinya dari koridor utama kampus hingga halte bus. Rasanya tubuhnya capek sekali setelah menghabiskan harinya di kampus dari pagi sampai matahari sudah singgah di ufuk barat. Hari sudah malam, dan ia baru saja keluar dari kampus karena ia harus menyelesaikan target praktikumnya hari ini demi tugas akhirnya. Pusing. Itu yang Luhan rasakan. Apalagi mood-nya tak kunjung membaik karena obrolannya dengan Kyungsoo dan Baekhyun.
"...Kau tak pacaran dengan lelaki yang sudah beristri, kan? Jarak umur kalian jauh sekali."
Kalau yang bilang begitu bukan temannya sendiri, Luhan berani sekali meninju mulutnya. Itu mulut tidak pernah disekolahkan apa, ya? Luhan heran dengan teman-temannya sendiri.
Memangnya, salah kalau Luhan pacaran sama orang yang lebih tua 10 tahun darinya? Bukannya cinta tak memandang usia?
Mendengus, Luhan menghempaskan tubuhnya pada bangku bus yang baru saja dinaikinya. Ia duduk sendiri, dengan beberapa penumpang di dalamnya. Setelah ia menyamankan posisi duduknya, Luhan merogoh ponsel dari dalam tas. Ponselnya memang sengaja ia nonaktifkan selama ia berada di laboratorium. Takutnya itu mengganggu konsentrasinya selama beraktivitas di tempat terlaknat yang Luhan ketahui selama ia kuliah. Luhan harus menghabiskan hari-harinya untuk beberapa waktu ke depan di tempat laknat itu soalnya. Jadi Luhan harus berkonsentrasi penuh supaya ia tak perlu mengulur waktu lagi.
Luhan pusing dan gerah sekali dengan tugas akhir ini. Luhan ingin segera lulus dan diwisuda, tahu!
Beberapa detik setelah ponselnya kembali aktif, munculah beberapa notifikasi dari beberapa orang yang berbeda. Ibunya sempat menelpon dan mengirimi sebuah pesan. Ayahnya juga begitu. Mungkin mereka khawatir sebab Luhan tak mengabari mereka dari kemarin malam. Notifikasi lain yang mencuri perhatiannya adalah dari kontak bernama 'Sayang' yang mengiriminya dua pesan singkat.
Pesan yang benar-benar singkat.
16.48
Sayang
Aku pulang.17.15
Sayang
Aku tidur.Luhan mendengus. Ia ingin sekali tertawa membaca pesan singkat yang setelah dibaca berkali-kali justru menggelitiknya. Pacarnya ini tak belajar bagaimana cara merangkai kalimat yang jelas untuk dipahami, apa ya? Kadang Luhan tak habis pikir dengan typing pacarnya yang sulit untuk dimengerti.
Pernah suatu ketika Luhan dikirimi pesan yang isinya "Selesai kerja. Pohang." Luhan pikir pacarnya baru saja selesai kerja dari Pohang, sehingga setelah mengetik itu, pacarnya pasti sedang pulang dari Pohang ke Seoul. Ternyata, saat pacarnya menelpon, Luhan baru paham kalau maksud dari pesan itu adalah; Aku baru selesai bekerja dan aku mengetik pesan ini saat aku ada di Pohang. Lucu sekali. Luhan terbahak karena kejadian itu.
Semenjak kejadian itu, Luhan lebih suka ditelpon daripada dikirimi pesan. Biar Luhan tak salah paham saja, sih...
Omong-omong soal pacarnya, Luhan jadi rindu. Beberapa hari yang lalu mereka memang sudah bertemu. Hanya saja, mereka tak bisa berlama-lama untuk menghabiskan waktu bersama. Saat itu pacarnya sedang sibuk jadi Luhan (lagi-lagi) harus mengalah. Pekerjaan pacarnya sungguh melelahkan batin Luhan. Luhan mencoba untuk maklum, dan mencoba untuk tak egois. Tapi sungguh, jika dia terus mengalah seperti ini, dia akan terus tersiksa dengan keinginan-keinginannya untuk terus berdua dengan pacarnya dan kerinduan yang tak pernah habis ini. Keinginan dan rindu itu terus bertumpuk. Luhan tak tahan sungguhan!
Luhan ingin pacarnya ambil cuti berbulan-bulan supaya Luhan bisa memeluk tubuh pacarnya dan tidur di pelukan itu selama pacarnya libur.
Sayang sekali pekerjaan pacarnya menyebalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Years Apart
Fanfiction"Kau tak pacaran dengan lelaki yang sudah beristri, kan? Jarak umur kalian jauh sekali." Kalau yang bilang begitu bukan temannya sendiri, Luhan berani sekali meninju mulutnya. Itu mulut tidak pernah disekolahkan apa, ya? Luhan heran dengan teman-tem...