Tangannya bersedekap, Luhan memperhatikan mobil hitam yang baru saja melaju melalui jendela apartemennya. Sehun baru saja masuk ke dalam mobil itu, membawa tubuh lelaki itu pergi. Luhan mengeratkan pelukannya pada dirinya sendiri sebelum mengambil langkah mundur. Hari ini, Luhan siap menjalani aktivitas melelahkan lagi sama seperti hari-hari sebelumnya. Duh, derita mahasiswa semester akhir...
Hari itu, Luhan datang ke kampus pukul 9 pagi. Seperti biasa, sebelum ia masuk ke tempat terlaknat di kampus ini; laboratorium, Luhan melipir dulu ke kantin. Mendengarkan Kyungsoo dan Baekhyun bergosip merupakan salah satu hal yang Luhan suka selama menjalani hidup sebagai mahasiswa di kampus ini. Meski ia tidak begitu suka bergosip, mendengarkan kedua temannya itu saling bertukar informasi, kadang ada gunanya juga. Luhan jadi tahu info berguna dan tidak berguna yang mungkin bisa membantunya. Namun jujur saja, Luhan justru sering mendengar kelakar mereka daripada info bermutu. Itu jadi hiburan tersendiri bagi Luhan.
Saat di kantin, Luhan hanya melihat Kyungsoo duduk di tempat mereka biasa nongkrong. Sendirian. Manusia bermata bulat itu sibuk dengan ponsel dan lantas mendongak, melontarkan senyum lebar dan sapaan hangatnya pada Luhan yang duduk di hadapannya. "Hai!" begitu ia bersuara sambil mengangkat tangannya di udara.
Luhan tersenyum sebagai balasan sapaan Kyungsoo. "Baekhyun mana?" tanyanya. "Tumben kalian tak bersama. Biasanya nempel mulu."
Kyungsoo dan Baekhyun ini memang macam kembar. Kemana-mana mereka selalu berdua. Di mana ada Kyungsoo, di situlah ada Baekhyun. Di mana ada Baekhyun, di situlah ada Kyungsoo. Wajar, sih. Mereka ada di kelas dan program studi yang sama. Hanya Luhan yang berbeda program studi dengan mereka berdua. Mereka bertiga adalah teman seperjuangan melipir ke kantin selama kuliah dari jaman awal masuk kuliah hingga mereka hampir lulus.
Mereka berteman secara tak sengaja. Lebih tepatnya karena Baekhyun mengomel soal kakak tingkatnya yang menyebalkan pada Kyungsoo, dan tak tahu malu mengajak Luhan yang tak dikenalnya untuk ikut dalam diskusi 'kau-setuju-tidak-kalau-kakak-itu-galak-sekali?'. Waktu itu Luhan manggut-manggut saja. Ia belum mengenal Baekhyun dan Kyungsoo waktu itu. Ia hanya sempat melihat Baekhyun berdiri di depan barisan para mahasiswa baru yang sedang ospek karena telat satu jam. Dan persoalan itulah yang diomelkan Baekhyun pada Kyungsoo yang waktu itu semeja dengannya. Kantin ramai sekali, dan ia terpaksa semeja dengan orang asing.
Namun ternyata, orang asing itu, Kyungsoo dan Baekhyun, justru menjadi teman dekatnya selama kuliah. Karena omelan Baekhyun itu, mereka bertiga jadi dekat. Luhan tak menyesal ia memberanikan diri untuk membaur dengan Baekhyun dan Kyungsoo waktu itu.
"Entah. Aku juga tak melihatnya sedari tadi." jawab Kyungsoo pada pertanyaan Luhan. Ia meletakkan ponsel di meja, lalu celingukan ke segala arah. "Kau tak melihatnya di jalan?"
"Tidak." Luhan menggeleng, ikut celingukan setelahnya. Ia diam sebentar, berpikir. "Mungkin dengan Chanyeol?"
"Masa? Tidak mungkin, ah. Baekhyun, kan, sedang jual mahal pada Chanyeol." ujar Kyungsoo.
Hendak Luhan mengomentari sesuatu, Baekhyun tiba-tiba datang. Ia menutup mulut dan menurunkan tangannya yang terangkat di udara. Seperti biasa, dengan suaranya yang lantang, Baekhyun membuat beberapa pasang mata jadi mengarah kepada mereka.
"Hot news! Hot news!"
Itulah sapaan Baekhyun pada Luhan dan Kyungsoo saat ia tiba-tiba muncul dari arah belakang Kyungsoo. Berlagak seperti pembawa berita paling penting sejagat raya, Baekhyun beringsut duduk di sebelah Kyungsoo, menatap antusias kedua temannya yang kebingungan.
"Hei, kau ini kenapa? Datang-datang bawa hot news." cibir Kyungsoo sembari menggeser duduknya.
Baekhyun berdecak pelan. "Ini memang hot news!" sahutnya masih antusias. Matanya yang sipit jadi nampak berbinar-binar, seolah ribuan bintang hidup di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Years Apart
Fanfiction"Kau tak pacaran dengan lelaki yang sudah beristri, kan? Jarak umur kalian jauh sekali." Kalau yang bilang begitu bukan temannya sendiri, Luhan berani sekali meninju mulutnya. Itu mulut tidak pernah disekolahkan apa, ya? Luhan heran dengan teman-tem...