Pacarnya Sehun Yang Sesungguhnya...

295 52 10
                                    

Biasanya, Luhan bersikap biasa saja ketika ia harus datang ke apartemen Sehun, membawa makanan yang dikirim ibunya untuk lelaki itu. Biasanya juga, Luhan tak mempermasalahkan beberapa penggemar Sehun yang melayangkan tatapan tak mengenakkan untuknya. Mereka memang selalu seperti itu pada orang-orang yang berlalu lalang di depan gedung apartemen. Namun kali ini rasanya berbeda. Jumlah penggemar yang biasanya 'berjaga' di depan apartemen Sehun jadi sedikit lebih banyak dari yang sebelumnya. Luhan agak ngeri ketika banyak pasang mata dari mereka menatapnya tajam. Seolah Luhan adalah mangsa yang empuk untuk dilahap.

Padahal, kan... daging Luhan alot soalnya Luhan sedang stres memikirkan Sehun dan bakterinya. Huft...

Seperti biasa, di awal bulan seperti ini, Sehun sering dapat kiriman makanan dari ibunya Luhan. Kadang dititipkan ke Hyunjae, tapi lebih seringnya Luhan yang membawakannya. Biasalah, biar Luhan bisa bertemu dengan Sehun.

Tapi setelah berita kencan Sehun itu, Luhan jadi tak sesemangat biasanya. Rasanya Luhan tak ingin berlama-lama melihat Sehun meski dia rindu. Berita yang muncul tiga minggu yang lalu, serta Hyunjae yang bilang kalau Sehun dan agensi tak menemui titik temu untuk menyelesaikan masalah itu, jelas membuat Luhan kesal. Entah kesal dengan apa dan siapa, Luhan tak paham. Mungkin dia kesal pada agensinya Sehun yang menyebalkan itu.

Juga Min Hyeji. Luhan sedikit tak suka dengan aktris itu. Oh, Luhan sudah mengeluarkan unek-uneknya soal itu pada Sehun dua minggu yang lalu. Dalihnya cemburu, tapi tak menambahi kalau Luhan ada alasan lain.

Ketakutannya selama ini.

Luhan mencoba untuk tak membawa ketakutan itu selama ia bersama dengan Sehun. Jadi sebelum ia membuka pintu yang sudah dia hafal password-nya, Luhan menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan.

Baiklah. Saatnya menjadi Luhan yang biasa saja.

Pintu terbuka. Bukannya hening yang Luhan tangkap, Luhan justru mendengar derap langkah seseorang berikut suara perempuan yang menyebut nama Sehun di dalam sana. Luhan membeku. Karena dia sering melihat film-film dan drama-drama dengan Sehun sebagai pemainnya, Luhan jadi tahu pemilik dari suara itu.

"...iya aku tahu kalau itu memang menyebalkan. Setidaknya, dia paham aku melakukannya karena---"

Luhan semakin membeku, kakinya seperti dicatut paku dan palu. Barusan, perempuan lain melintas di depannya, dan tak sengaja melihat ke arahnya. Tatapan mata mereka bertemu, dan perempuan itu berhenti bercerita. Ia mengernyit tak mengerti, heran.

Tak lama, tatapan heran itu berubah menjadi panik. Ia berjalan mendekati Luhan yang masih terpaku, bertanya, "Siapa kau?" dengan cepat. "Kalau kau hanya penggemar, kenapa kau bisa masuk? Cepat pergi!" usirnya.

Luhan jadi keheranan. Lah? Siapa dia berani-beraninya mengusir Luhan? Kok lucu sekali tebakan perempuan ini?

Aduh, Luhan ingin tertawa.

"Kenapa kau tetap di situ?" perempuan itu mengikis jarak. Kemudian ia memperlebar pintu, mengisyaratkan Luhan untuk balik badan dan pergi dari sana. "Cepat pergilah atau kupanggil security!"

"Security-nya sudah mengenalku." sahut Luhan cuek. Ia mengambil langkah masuk, bodo amat dengan si perempuan yang mengekorinya. Perempuan itu mencoba untuk mencegahnya masuk lebih dalam ke apartemen Sehun, sepertinya.

"Hei!"

Saat Luhan ditangkap salah satu pergelangan tangannya oleh si perempuan, Luhan sudah sampai di ruang tengah, hendak menuju dapur untuk meletakkan kiriman ibu di meja makan. Di saat yang bersamaan pula, munculah Sehun dengan Hyunjae di belakangnya dari arah tangga ke lantai dua. Kedua lelaki itu mendengar keributan dari lantai dua dan akhirnya turun untuk mengecek keadaan.

Ten Years ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang