Part 4. Cookie Monster

41.9K 2.6K 39
                                    

Jenna terbangun dengan nafas tersengal dan berkeringat. Sial!! Mimpi itu lagi, rutuknya seraya memijit kening. Sudah lama mimpi itu tidak pernah datang. Walau kalau mau jujur sudah lama Jenna tidak memaksa dirinya tidur. Biasanya dia akan membuat dirinya kelelahan sampai tertidur. Karena itu cara satu-satunya untuk menghindari si mimpi buruk. Sekarang adalah mustahil baginya untuk menyelinap di malam hari seperti yg biasa dia lakukan di rumah orang tuanya dulu. Selain ada satpam dan receptionis di bawah juga ada CCTV, dan dia cukup tahu diri untuk tidak mempermalukan keluarganya dan keluarga mertuanya. Di rumah keluarga Mahendra juga ada satpam, banyak satpam dan CCTV, banyak CCTV, ada anjing penjaga pula malah. Tapi semua tingkah Jenna hanya akan dilaporkan kepada orang tuanya, dan akan dianggap sebagai kenakalan orang kaya. Beda dengan sekarang, dia sudah menjadi seorang istri, dan tidaklah wajar seorang istri menyusup keluar sendirian malam-malam untuk alasan apapun. Bahkan seandainya yang dia lakukan bukanlah hal yang negatif apalagi memalukan. Jadi, disinilah dia, diserang mimpi buruk karena memaksakan tidur sebelum jam 12.

Jenna bangkit dan beranjak keluar kamarnya. Sudah hampir subuh. Mungkin dia bisa sekalian menyiapkan sarapan dan bekal untuk suaminya. Dia diberitahu nenek bahwa suaminya lebih senang makan makanan rumahan daripada makanan restoran, apalagi junk food.

Jenna bukan seorang ahli masak. Tidak juga dia gemar memasak. Tapi dia sering mengikuti bibi Nindya di dapur sedari kecil. Dan selain memperhatikan tak jarang Jenna ikut membantu memasak. Dari situlah dia belajar memasak. Kemarin sore sepulang kerja dia sudah berbelanja banyak bahan makanan mengingat isi lemari es di apartemen ini hanyalah minuman dan beberapa potong keju. Sekarang lemari es mereka penuh. Sayur, buah, telur, tahu, daging, ikan, Jenna menatap puas ketika membuka lemari es. Tidak butuh waktu lama gadis itu sudah sibuk memotong, mengupas , merebus dan Jenna tersentak kaget ketika bel apartemennya berbunyi. Keningnya berkerut, siapa yang sepagi ini mengunjungi mereka. Dengan sedikit waspada Jenna beranjak menuju pintu. Di layar monitor tampak seorang wanita separoh baya sedang berdiri di luar pintu mereka. Kening Jenna semakin berkerut.

"Siapa ya" ucap Jenna dari interkom.

"Saya dikirim oleh nyonya Hamijoyo, nyonya."

Nenek? Kening Jenna berkerut. Terpikir olehnya untuk menghubungi nenek, tapi sepagi ini? Ah sudahlah, biarkan masuk dulu.

"Masuk." Jawab Jenna seraya membuka kunci pintu dan wanita separoh baya itu pun masuk memberi salam kepada Jenna.

"Saya diminta oleh nyonya besar untuk datang ke sini setiap hari non, eh maksudnya nyonya. Untuk membantu nona, maksudnya nyonya di sini." Jelas wanita itu yang membingungkan Jenna. Apartemen mereka tidaklah luas, mengapa nenek mengirimkan asisten rumah tangga untuk membantu? Toh Jenna tidak keberatan dengan pekerjaan rumah tangga. Dan mereka hanya tinggal berdua, ditambah lagi apartemen ini secara praktiknya hanya dihuni saat malam sampai pagi, sebagai tempat istirahat, selebihnya praktis tidak berpenghuni.

"Nyonya?"

"Hah? Oooh iyaa, oke, baiklah."

"Jadi saya akan mulai menyiapkan sarapan dan kemudian bersih- bersih lalu..."

"Bibi...siapa nama bibi?"

"Tatik nyonya, nama saya sutatik."

"Bibi tatik, umph, saya yang akan menyiapkan sarapan dan bibi cukup membersihkan apartemen saja, setelah selesai bibi bisa langsung kembali ke rumah."

"Saya harus membereskan cucian juga nyonya."

"Aah, iya itu. Tapi cucian tidak terlalu banyak, jadi bibi bisa melakukannya seminggu 2 kali. Cukup datanglah tiap pagi untuk membereskan rumah."

Jenna yang sejujurnya masih kebingungan dengan perannya sebagai nyonya rumah yang memiliki asisten itu menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Selama hidupnya dia memang memiliki bibi Nindya pengasuhnya , tapi tidak sekalipun dia harus memerintah bibi Nindya. Pengasuh dan asisten rumah tangga itu beda Jenna tolol!! Rutuknya seraya kembali ke dapur meneruskan kegiatan memasaknya dan membiarkan Bi tatik mulai membersihkan apartemen.

The back up brideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang