Bisakah kita melakukannya hari ini?" Tanya Kyungsoo.Halmonie tersenyum penuh arti. Hye jin juga bangun dari persembunyian dan ikut menatap Kyungsoo dengan muka serius.
"Hari ini sudah cukup. Kamu sudah lelah." Cegah Halmonie.
"Sebaiknya coba kamu cari informasi tentang keadaan temanmu yang arwahnya diculik oleh makhluk itu. Dia akan sangat membantu bila keadaannya baik dan aku merasa dia tidak memiliki bakat yang sama dengan kita dan memang terlihat takut tapi ia kuat." Lanjut Halmonie.
Kyungsoo dan Jongdae saling tatap tak mengerti. Hye Jin sekarang juga sudah menghilang entah kemana.
Kyungsoo membuang nafasnya malas. Bayangan adiknya yang sedang terkurung itu membutakan hati dan pikirannya.
Dengan bantuan Jongdae keduanya pulang bersama naik bus. Tapi hati dan pikiran Kyungsoo tidak bersamanya sekarang. Ia hanya memikirkan cara bagaimana menyelamatkan adiknya. Tapi sekarang ia harus mencari tahu dimana Chanyeol dirawat.
Makin buntu dan kehilangan semangat. Itu dirasakan Kyungsoo. Berbeda dengan Jongdae. Ia memiliki sifat optimis dan itu yang saat ini mereka butuhkan.
Setelah pulang ke flat sederhananya, Kyungsoo segera masuk dan mandi. Ia berdiri cukup lama di bawah guyuran shower untuk mendinginkan kepalanya.
Setelah mengganti baju, ia segera berbaring, menutup mata langsung tertidur. Kyungsoo benar-benar sangat lelah.
Di dalam mimpinya ia melihat seseorang yang terbaring di ranjang rumah sakit. Banyak kabel menempel ditubuhnya. Bahkan ia memakai masker oksigen.
Tapi wajahnya tak terlihat. Kyungsoo cuma diam mematung.
.
.
.Pagi berlalu dengan cepat. Matahari sudah mengintip dibalik gorden, saat Kyungsoo membuka mata. Suara burung pipit bersahutan menyambut datangnya mentari.
Dengan malas Kyungsoo turun dari tempat tidurnya dan mengambil segelas air putih. Dan tiba-tiba teriakan Hye Jin hampir membuatnya tersedak.
Kyungsoo menoleh malas. Ia sedang berada dalam mood jelek pagi ini. Meski sudah tidur nyenyak kemarin, tapi pikirannya masih melayang memikirkan apa yang harus ia lakukan. Dan itu masih buntu.
Hye Jin datang dan berkata kalau ia sudah menemuakan tempat Chanyeol dirawat.
"Ada gunanya juga ini hantu." Pikirnya dalam hati.
.
.
.Kyungsoo menapaki lantai licin sebuah rumah sakit. Hye Jin ada di sampingnya, tapi tidak ada yang tahu selain dirinya.
Dan disaat ia berdiri di depan pintu kamar isolasi, seorang perawat menghentikannya.
"Maaf, tuan." Panggilnya sopan.
Kyungsoo memalingkan muka ke arah perawat cantik itu dan memperlihatkan muka datarnya.
Perawat itu tersenyum sopan dan menanyakan apakah hubungan dia dengan pasien.
"Saudaranya." Kyungsoo menjawab sekenanya.
"Baiklah tuan. Waktu anda 10 menit." Ucap perawat itu sembari pergi meninggalkan Kyungsoo sendirian.
Kyungsoo memasuki kamar dan melihat wajah orang yang ia kenal. Park Chanyeol dengan mata terpejam nafas yang pelan dan teratur. Selang oksigen menghiasi wajah tampannya, serta banyaknya kabel yang terhubung dengan beberapa layar monitor.
Kyungsoo tertegun. Kepala Chanyeol yang tertidur itu terbalut perban. Beberapa luka di tubuhnya sudah mengering. Sama dengan yang dilihatnya dalam mimpi.