Disuatu ruangan rumah sakit, seseorang dengan setengah kesadarannya, terlentang di sebuah ranjang dengan segala kabel melilit di sekujur tubuhnya. Kepalanya terbalut perban dan masker oksigen tertancap di alat pernafasannya.Ya, itu tubuh Chanyeol yang baru saja 'hidup kembali' setelah operasi yang ia jalani.
Chanyeol merasakan tubuhnya mati rasa tapi ia merasa hidup kembali. Ia sudah bisa merasakan hembusan nafasnya sendiri. Saat ini ia berada di sebuah ruangan. Kepalanya juga terasa berat. Seperti berputar.
Chanyeol juga mendengar suara beberapa orang yang mengelilinginya. Dalam hati ia bersyukur. Ia masih hidup.
.
.Sedangkan ditempat lain, Kyungsoo yang baru kembali dari rumah sakit dimana Chanyeol dirawat harus menelan kekecewaan. Ia tidak dapat menemukan Chanyeol di ruangannya.
Ia pulang ke flatnya dan mengemasi barang-barangnya. Ia akan kembali ke Busan. Ia memiliki pekerjaan disana.
Perjalanan ke Busan ia lakukan keesokan harinya. Papa dan Mama Do juga bertempat tinggal di Busan. Jadi tidak ada salahnya Kyungsoo kembali ke sana. Di Seoul ia sudah tidak memiliki apa-apa.
Kereta cepat sudah berada di depannya. Dengan langkah berat ia masuk dan duduk di kursi yang tertulis di tiketnya.
Dia harus kembali. Dan mejalankan kehidupannya kembali.
.
.
.
Selang 6 bulan berlalu, kini Park Chanyeol sudah bisa berdiri dan berjalan, setelah selama ini ia menerima banyak sekali terapi dan latihan.
Cedera otak telah membuatnya sulit bergerak. Namun tekadnya yang kuat mampu membantunya berusaha untuk segera pulih kembali.
Mukanya yang pucat beberapa waktu yang lalu menjadi segar kembali. Kepalanya sudah terbebas dari perban dan semua kabel sudah sirna.
Kini tinggal senyum dan semangatnya yang tidak pernah pudar.
"Tuan Park, dengan pertimbangan dan pemeriksaan kesehatan. Anda kami nyatakan pulih dari choma dan sudah mampu mandiri kembali." Ucap dokter Kwan. Dokter muda itu senang karena pasien yang ia tangani telah 90% pulih.
"Jadi setelah menyelesaikan administrasi, anda bisa pulang dan selamat. Anda hidup kembali." Katanya lagi sembari mengulurkan tangan dan disambut dengan hangat oleh Chanyeol.
Chanyeol sudah tidak sabar. Ia ingin segera pulang. Entah apa yang membuatnya ingin segera pulang. Ia tidak tahu.
Di Busan, Kyungsoo sudah dua hari mengajukan resign dari kantornya bekerja. Ia mempunyai ikatan kuat dengan kota Seoul. Ia juga sudah diterima sebagai pekerja lepas di sebuah kantor majalah bergengsi di sana.
Dengan mantap Kyungsoo berangkat ke Seoul dan menatap masa depannya.
Soal tempat tinggal, ia tidak terlalu mempermasalahkan. Bukannya ia punya kunci dan password kantor Park Chanyeol. Kyungsoo tersenyum dalam hati.
.
.Keesokan harinya, setelah penyelesaian urusan administrasi, Chanyeol dijemput Mamanya yang baru pulang dari Eropa.
Mama Park memiliki perawakan wanita elegan dan penyayang. Dengan sabar ia mengikuti putranya yang duduk di kursi roda didorong oleh perawat pria menuju pintu keluar.
Semyumnya selalu menggantung. Tak pernah hilang.
.
.
.Kini tiba saatnya menengok kantornya yang telah ia tinggalkan sejak setengah tahun yang lalu. Chanyeol mengeluh akan membersihkan kantornya yang berantakan dan berdebu. Dia benci debu.