1

1.4K 166 4
                                    

Other Cast :

Other Cast :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Julian hanya berdiam diri tanpa mengatakan apapun di belakang sang kakak yang masih terisak keras memeluk 2 gundukan tanah itu secara bergantian.

" Mama. Juna kangen. Papa? pa, Juna sekarang harus apa??"

Racauan lirih sang kakak masih bisa di dengar Julian. Yang lebih muda hanya bisa menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan sesak yang sedari tadi di tahannya.

" Maa. Mama! Paa.. Juna- dada Juna, sakit banget pa, ma."

Melihat sang kakak semakin mengeraskan tangisannya sembari mencengkram dadanya itu membuat Julian kini harus mengambil tindakan.

" Kak. Udah. Ayo kita pulang kak." Ujar Julian setelah memeluk pundak sang kakak.

Arjuna segera berbalik dan memeluk sang adik dan menenggelamkan wajahnya di dada Julian yang berbalut jas hitam.

" Ju.."

" Shh. Udah kak. Jangan nangis lagi." Julian segera membalas pelukan Arjuna dan mengelus punggung sang kakak dengan lembut.

Arjuna menangis sesenggukan,mencengkram jas hitam yang Julian kenakan sebagai pelampiasan rasa sakitnya.

" Kakak kangen mama Ju. Kangen banget. Papa janji bakalan ajak kita makan bareng di luar kalo mereka dah balik Ju. Tapi papa bohong, kakak benci!"

Julian membiarkan dadanya di pukuli sang kakak. Yang ia lakukan sekarang hanyalah berupaya untuk kembali menenangkan kakaknya yang benar-benar tidak terkontrol semenjak semalam.

" Kita nggak punya siapa-siapa lagi Ju. Mama papa udah pergi.." Tangis Arjuna.

" Kakak punya aku. I'm with you. Sekarang kakak tenang dulu ya. Sebentar lagi hujan turun. Sebaiknya kita pulang sekarang." Bujuk Julian.

Arjuna menggeleng menolak membuat Julian kembali menggigit bibirnya menahan kesabarannya yang sudah hampir di ambang batas.

" David..."

Tangisan Arjuna serta merta terhenti. Perlahan pemuda yang lebih tua melepaskan cengkramannya dan pelukannya dari tubuh Julian yang kini memandangnya dengan tatapan tajam. Arjuna sepenuhnya tertunduk takut. Bahkan untuk menghapus jejak airmatanya saja pemuda itu sudah tak sanggup.

" M-maaf Jo. D-david..."

Julian berdecak lalu dengan sekali gerakan pemuda yang lebih muda segera menghapus bekas airmata di pipi sang kakak.

" Ayo pulang." Perintah mutlak Julian langsung di angguki Arjuna. Pemuda itu segera berdiri di ikuti oleh Julian dan tanpa mengatakan sepatah katapun, pemuda itu segera berlalu dari hadapan Julian dan meninggalkan pemuda yang lebih muda yang kini menatap kepergiannya dengan tatapan datar.

I'm with You | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang