7

579 95 9
                                    




" Udah selesai?" Tanya Julian kepada Geo yang sudah menjauhkan tangannya dari bohlam yang kini sudah terpasang di tempatnya.




" Udah nih." Jawab Geo. Lalu ucapnya kepada Travis yang berada tak jauh dari saklar. " Trav, coba nyalain."





Travis mengangguk lalu menekan saklar lampu. Lampu yang baru saja di pasang Geo itu langsung menyala membuat Geo tersenyum bangga dan Julian mengangguk kecil.




" Udah. Makasi ya." Ujar Julian. Geo mengangguk lalu membentuk tanda oke dengan jarinya sebelum melompat turun dari atas meja makan yang sebelumnya di jadikan pijakan.




" Lampu di teras belakang sama garasi udah juga kan?" Tanya Travis. Julian mengangguk. Memang ada beberapa lampu yang harus di ganti. Jadi Geo yang sadar kalau dirinya itu tinggi mengajukan diri untuk ikut membantu Julian memasangkan beberapa lampu. Meskipun Travis yang paling tinggi di antara mereka, jangan berharap Travis akan dengan senang hati membantu mereka dalam hal berbau listrik seperti itu karna jawabannya pasti ' Nggak dulu, ntar gue kesetrum gimana?'




" Udah semua kok."





" Juu!"




Julian, Geo dan Travis serentak menoleh dan mendapati kehadiran Arjuna yang kini datang dengan menggendong kucing gendut yang lucu.




" Iya kak. Kenapa?" Tanya Julian.




Arjuna memamerkan kucing yang berada di gendongannya itu kepada Julian.



" Imut banget kan?" Tanyanya antusias. Julian melirik si kucing lalu mengangguk.




" Iya. Tapi ini kucing siapa?"




" Kucing Samudra! Namanya Coco- Juu, kita pelihara kucing boleh ya? Udah lama pengen pelihara kucing, tapi nggak di bolehin papa." Tanya Arjuna dengan tatapan berharap.




Julian melirik Geo dan Travis yang kini ikut menatapnya, berharap jika Julian mau menuruti kemauan Arjuna.




" Mm. Ntar aja bahasnya. Sekarang kita beres-beres dulu." Jawab Julian sembari melangkah maju meninggalkan ketiganya di dapur.




Tapi ternyata Arjuna tak membiarkannya pergi begitu saja. Pramudya yang lebih tua kini memeluk lengannya dan mulai merengek.



" Juaann! Boleh ya? Boleh ya?"





" Juna kenapa?" Tanya Yasser yang baru saja selesai memindahkan guci besar ke sudut ruangan.




" Pengen kucing! Tapi Julian gamau beliin." Kesal Arjuna yang menatap adiknya dengan pipi menggembung. Yasser tertawa lalu mendekati Arjuna, mencubit pipi mochi si teman sebaya dengan gemas.




" Kenapa nggak di bolehin Ju? Juna punya alergi kucing apa gimana?" Tanya Yasser kepada Julian. Julian menggeleng.




" Bukannya nggak mau. Tapi ku bilang bahasnya ntaran aja, karna lagi sibuk nata ulang rumah." Jawab Julian.




" Nah. Juan ngebolehin kok. Tapi ntaran aja dibahas. Sekarang kita selesein dulu kerjanya." Ujar Yasser sembari tersenyum.



" Beneran boleh kan?!" Tanya Arjuna antusias. Julian menggigit bibirnya pelan sebelum mengangguk ragu.




" Horeee! Juna punya kucing!- Ju! Kakak mau punya kucing dua boleh?"




Julian menatap sang kakak yang kini melompat-lompat membuat kucing gendut yang di gendongnya mengeong protes.




I'm with You | HwankyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang