Happy reading guyss
janlup tinggalkan jejak kaliann
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Arshen yang mulai merasa gerah itu hendak mencopot maskernya.
"Jangan lepas maskernya shen!" Perintah Pak Harit.
"Ha? o-okeh." Jawab Arshen malu.
"Nih pake jaketnya!" Lanjut Pak Harit sambil memberikan jaket hitam kepada Arshen. Arshen dengan cepat langsung memakai jaket itu.
Pak Te mengambil barang dari bagasi mobil, seperti sebuah koper berwarna hitam yang terkesan seperti rahasia. Pak Te membuka koper itu perlahan lahan.
"WOAHH!" Arshen terkejut melihat isi koper itu.
Didalam koper itu terdapat tiga senjata yang ukurannya lumayan besar. Pak Harit langsung memberikan salah satu Senjata itu kepada Arshen. Arshen sedikit bingung saat menerima senjata itu.
"Katanya bisa megang pistol, ini ga jauh beda kok!" Ujar Pak Harit.
"I-iya emang bisaa, tapi maksut gue pistol mainan." Balas Arshen malu.
Hening. Kedua rekannya itu menatap Arshen kesal. Arshen membalas tatapan itu dengan nyengir seakan ia tidak salah.
"Dahdah gapapa nanti gua ajarin!" Kata Pak Te kesal. Sudah tidak ada waktu lagi buat latihan, Pak Te memutuskan untuk mengajari Arshen dengan metode 'super cepat' .
"Ayo cepet keluar!" Lanjut Pak Te.
Mereka bertiga keluar dari mobil yang sudah diparkirkan itu. Arshen mengikuti kedua rekannya menuju ke arah lift. Di dalam lift, Pak Te mengajarkan Arshen cara memakai senjata itu dengan cepat, entah Arshen paham atau tidak. Lift itu bergerak cepat ke lantai paling atas di gedung yang kokoh itu, yaitu lantai 15.
Setelah mereka sampai kelantai 15, mereka naik ke atap menggunakan tangga. Langit malam yang indah itu mulai terlihat. Dengan bulan yang terang dan jutaan bintang yang ikut menghiasi langit.
Arshen menatap Pak Harit dengan tatapan bingung plus ingin tahu.
"Alasan kita bawa kamu kesini karena 10 menit lagi, ada buronan dari negara asing yang ditangkap oleh kepolisian, dia kabur ke negara kita dan sebentar lagi mau dikembalikan ke negara asalnya, jadi kita jaga dari atas sini biar kalo ada sekutu si buronan membuat ulah bisa langsung kita atasi." Jelas Pak Harit panjang lebar.
"Atasi dengan ditembak gituh?" Tanya Arshen memastikan.
Pak Harit mengangguk.
"Anjir serem juga," Kata Arshen.
"Trus Buronan nya sekarang dimana?" Tanya Arshen.
"Bentar lagi mau dibawa ke gedung sebelah, jadi kita ngintainya dari sini."
Arshen ber ooh pelan. Pak harit mengatur tempat dimana kita harus mengintai si buronan, sambil membenarkan cara Arshen memegang senjatanya.
10 menit berlalu, buronan dan para polisi sudah sampai di gedung sebelah. Arshen dan kedua rekannya memindahkan arah scope ke arah sekitar buronan. Tak lama kemudian ada sebuah mobil yang datang kearah para polisi, itu adalah mobil pemerintah negara asing yang akan menjemput si buronan.
Arshen sudah diberi alat untuk berkomunikasi dengan rekan rekannya. Jadi mereka bisa berkomunikasi dalam jarak jauh.
"Shen! Ada orang mencurigakan di deket polisi kita sebelah kanan, kayaknya nyamar, perhatiin gerak geriknya!" Perintah Pak Te.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHEN
Fiksi Remajahappy readingg FOLLOW SEBELUM BACAA-!! "Sekarang rumah bukan tempat yang cocok untuk pulang," Arshen namanya. Salah satu murid SMA Tunggal. Berdiri di kelas 11 IPS 4. Ganteng? Iya Kaya? Iya Pinter? Sayang nya engga. "IPS 4" Artinya ia bukan anak u...