Kumpulan cerpen yang dibuat karna berbagai alasan, semoga kalian suka.
Sebelum baca follow dulu akun author! maksa dikit hehe. Oh iya jangan lupa vote and coment juga karna itu sangat membantu buat aku! maksa lagi deh.
Cuaca sangat mendung, hujan deras membasahi kota Bandung. Inggrit menutup jendelanya karna terasa sangat dingin.
Inggrit berbaring di kasur dia tarik selimutnya tiba-tiba suara ponsel Inggrit berbunyi.
"Hallo Van." sapa Inggrit kepada pacar nya.
"Hai Inggrit, belum tidur rupanya." ucap Vano dari seberang telepon.
"Iya, ini juga mau tidur." ucap Inggrit tersenyum, hatinya sangat senang.
"Mau tidur sekarang apa telfonan dulu?" tanya Vano.
"Telfonan dulu juga gapapa." jawab Inggrit.
"Kamu liat postingan nya Maya? cantik ya dia." ucap Vano tiba-tiba.
Inggrit diam, ia meremas selimut nya untuk menahan air matanya.
"Lagi dan lagi kamu bahas Maya, Van. Apa kamu sedikit aja nggak mikirin perasaan aku saat kamu bercerita tentang mantan kamu?" tanya Inggrit dalam hati nya.
"Hallo, Inggrit kok diem aja?" tanya Vano dari seberang telepon.
"Ah iya maaf Vano aku ketiduran, aku tidur dulu ya, bye!" pamit Inggrit, jelas Inggrit berbohong.
Air mata itu menetes segera Inggrit hapus dan mengembalikan suasana hatinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam 07.00 pagi, Inggrit bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Inggrit menaruh tas nya di bangku dan ia duduk manis tiba-tiba Vano datang.
"Inggrit!" sapa Vano.
"Hai Vano!" jawab Inggrit.
"Ke kantin yuk, laper nih belum sarapan." ajak Vano.
"Yaudah yuk!"
Inggrit duduk dipinggir dan Vano memesan makanan.
"Makanan datang!" seru Vano.
Inggrit hanya tersenyum simpul dan mengambil makanannya.
Ketika Maya lewat pandangan Vano tak lepas dari Maya.
"Eh Maya." ucap Vano kepada Inggrit.
"Iya." jawab Inggrit yang tau kalau Vano akan membahas sesuatu tentang Maya.
"Kenapa dia rada lesu ya, dulu selalu semangat gitu." ucap Vano.
"Gatau." jawab Inggrit.
"Apa ada masalah ya." ucap Vano.
"Maybe" jawab Inggrit acuh.
"Nggrit kenapa sih setiap aku cerita kamu selalu aja acuh." ucap Vano marah.
"Enggak kok, aku dengerin." jawab Inggrit.
"Beda banget sama Maya, Maya selalu aja merhatiin." ucap Vano.