02- Galak

105 16 20
                                    

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Langkah kaki Tara begitu cepat seperti kilat, hari ini ada kelas siang. Tara lupa memasang alarm, tidak bisa di bayangkan kalau Tara telat.

Pasti nyawanya sudah melayang, apalagi Tara sudah membayangkan ocehan yang akan keluar dari mulut Dosen Galak.

Tara terus berlari ke arah kelasnya, keringat sudah membasahi seluruh wajah Tara yang cantik. Di tambah lagi rambutnya yang acak-acakan seperti gembel.

"Woy, Rara?!" Pangil Gadis cantik berambut pendek dan memiliki bola mata warna coklat.

Tara menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Ih, kak Betari. Kok ninggalin Rara sih?" Tara menarik napasnya pelan-pelan, rasanya sangat engap berlarian di kejar-kejar waktu.

Betari Tersenyum geli melihat Tara yang ngos-ngosan, "haduh, mangkanya bangun pagi! kalo udah telat repot sendirikan." Kekehnya memberikan minuman yang ia baru beli dari kantin.

"Ah, Kak Betari mah! Udah Rara gak ada waktu lagi. Bay," balas Tara yang Berlari Menigalkan Betari.

"Lah tuh anak, minumnya gak di ambil." Betari langsung pergi tanpa menghiraukan adiknya itu.

Suasana di kelas sangat hening, ketika salah satu Dosen muda sedang menuliskan materi-materi di papan tulis.

Tidak ada kata, atau suara jangkrik di dalam sana, sangat senyap. Bisa dibilang kelas ini ada orang tapi seperti orang mati.

"Tulis materi yang saya tulis, lalu kalian revisi. Sembari menulis saya akan Pangil satu-satu untuk praktek hukum-hukum." Ucapnya membuat para mahasiswa dan mahasiswi semakin tegang.

"Saya pangil dari urutan bawah, harap yang namanya saya pangil maju ke depan dengan segera!" Balasnya tegas.

"Teddy Sheringham," sebut Dosen tersebut menatap ke arah Mahasiswa yang terdiam di tempat duduknya.

"Woy cepet kedepan!" Suruh Roy yang menunggu Teddy ke depan.

"N-ngak mau, takut gue." Balas Teddy mengigit bibir bawahnya.

"Nilai or di kick dari nih kelas?" Tanya Roy.

"Ah lu mah, buat gue makin takut aja." Sahutnya.

Dosen yang duduk di depan itu masih sabar dengan Mahasiswanya.

Sesekali juga Dosen tersebut memainkan Spidol yang ada di tangannya.

DOSEN, GALAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang