Aku masih ingat pagi itu saat Mas Jae hendak berangkat latihan, aku menangis diam-diam karena tidak mau ditinggalkan. Setelah Mas Jae benar-benar berangkat, tangisku makin menjadi-jadi.
Seharian itu aku jadi tidak mood. Sisa nasi goreng yang aku masakpun tidak aku sentuh sama sekali, padahal saat memasaknya aku sangat tidak sabar untuk menyuapkan satu sendok demi sendok ke dalam mulutku.
Cuaca juga seakan mendukung dengan hujan yang tidak kunjung redah sejak Mas Jae berangkat. Aku bahkan terlelap dan bangun sekitar pukul setengah tiga siang. Tidak mandi, tidak makan, mata sembab, dan mual.
Aku berjalan cepat ke kamar mandi dan bersiap muntah tetapi tidak ada yang bisa aku muntahkan. Gawat, asam lambungku naik. Pikirku saat itu. Maka dengan tertatih aku menggeser kakiku dan memaksakan diri memakan nasi goreng dingin di meja makan.
Sesaat kemudian Mbak Jasmine datang berkunjung membawa pie susu oleh-olehnya dari bali, dan melihat kekacauan diriku.
"Kenapa, Sar? Lagi gak enak badan yah?" tanya Mbak Jasmine saat kupersilahkan untuk duduk. Hari ini dia datang sendiri tanpa Suami dan Jason, anak lucunya yang masih tiga tahun.
"Iya mbak, lagi pusing sama mual dikit. Mungkin karena skip sarapan tadi."
"Trus, udah makan?"
"Udah mbak, baru aja sebelum Mbak datang. Eh bentar yah Mbak, aku bikinin minum dulu. Teh gimana?"
"Boleh-boleh, Sar."
Aku beranjak hendak ke dapur untuk membuat secangkir teh. Beberapa langkah kemudian kepalaku seperti terhantam benda berat dan gelap.
*
Dan malam hari saat aku tersadar, disana ada Mas Jae yang menyeka air matanya dengan tenang sambil mengucapkan kata terima kasih berkali-kali. Tanganku yang bebas infus digenggam dengan erat dan sesekali mendaratkan kecupan hangat.
Aku hamil dan sudah empat minggu.
Fakta tersebut cukup membuat Mas Jae merubah panggilan dirinya dari 'Saya' ke 'Aku', mulai fast respon dalam membalas pesan padahal sebelumnya dia anti texting dan lebih memilih facetime, dan lebih inisiatif menanyakan jika aku perlu sesuatu.
Dia juga mengganti nama kontaknya sendiri di handphoneku dari Mas♡ menjadi Suamik♡ yang aku biarkan karena lucu. Tapi, diantara semua perubahan-perubahan kecil itu tetap aja dia tsundare.
"Mas, seneng gak ada dedek?"
"Seneng,"
"Seneng aja apa seneng banget? Eh pasti seneng banget sih, malah tadi pakai nangis, hehehe."
"Sok tau, siapa yang nangis?"
Nahkan, nahkan...
"Idih pake gak ngaku."
"Sst, tidur Sar udah malam." kata Mas Jae sambil berjalan menekan saklar lampu dan berbaring nyaman di sofa ruang inapku.
"Good night, Mas."
***
21.03.11
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Anak Band #JaeDAY6
FanficKatanya, "Jangan pacaran sama anak band." Tapi kalau nikah, artiannya beda lagi kan??? Ada banyak hal yang ingin Sarah ceritakan ke kalian tentang dirinya yang menjadi istri seorang anak band hits ibu kota, Jaefri. [ #day6lokal ] Bagian O1 : 200228...