Songfiction-1
•BEGIN AGAIN•
"Apa?! Kau serius?" teriak Salsa kaget sambil memandang ke arah Clara.
Mereka sedang berada di kafe favorit mereka berdua sejak SMA. Ini adalah sebuah kafe kecil, namun terlihat klasik yang berada di ujung jalan kecil sehingga tidak ada banyak mobil yang berlalu lalang mengeluarkan asap hitam. Sebuah kafe yang mungkin jarang ditemukan di kota Jakarta. Karena yang ditawarkan di sini bukanlah free wifi, melainkan secangkir kopi yang enak dan ketenangan. Sehingga, tidak salah kalau kafe ini selalu terlihat ramai baik pagi, siang, malam maupun saat sore menjelang petang seperti ini.
"Hush... hujan Salsa!" sahut Clara kesal karena terkena cipratan air kopi yang diminumnya tadi.
'Dasar jorok' pikir clara. Dari dulu mereka berteman sampai sekarang kebiasaan buruk Salsa tak pernah hilang selalu bicara tanpa peduli apa yang masih ada di mulutnya. Lihat sekarang Clara jadi korbannya lagi.
"Sorry Clara." Salsa nyengir kuda sambil mengambil tissue di pinggir meja untuk diberikannya kepada Clara.
"Aku kan kaget tadi. Syok gitu." sahutnya sok dramatis sambil menahan tawa.
"Ah, terserah deh." balas Clara sebal.
"Hehe... jadi back to the topic. Kau serius?"
"Yah gitu deh." Clara mengangkat bahunya tanda acuh.
"Hey kau ini malah mengangkat bahu seperti itu. Aku rasa itu berita bagus. Bukannya kalian masih sama suka? Aku rasa dia akan beraksi malam ini." goda Salsa sambil mengedipkan matanya genit.
"Is... kau ini apa apaan sih. Ngaco deh." mukaku-clara- memerah.
"Aku serius. Aku bisa melihat itu dari matamu." godanya lagi.
"Dasar korban novel." ejek Clara. Kata-kata seperti itukan sering dibilang di novel, bukan?
"Tidak usah bawa bawa hobbi dong. Aku bilangnyakan sesuai kenyataan." Salsa menyederkan badannya ke kepala kursi sampil melihat lurus ke depan, menerka-nerka reaksi clara-sahabatnya. Namun tak sampai satu menit berjalan, Salsa menegakkan kembali badanya dan terseyum nakal ke arah Clara. "Lagipula pipimu memerah."
Secara reflek Clara memegang pipinya dengan kedua tangannya.
'Apa iya? pasti Salsa kibul nih?' tanyanya sendiri. Tapi Clara merasa panas dan tulang pipinya terasa kaku seperti sudah lama terangkat dari tempat semulanya. Dan dia pastikan pipinya memang benar benar memerah.
Suara tawa yang keras seketika membawanya kealam yang nyata dan matanya langsung menatap tajam ke arah Salsa yang sekarang terpingkal-pingkal.
"Apa aku bilang!" senyum mengodannya muncul lagi.
'Aku malu sekali!' teriak clara dalam hati.
"Tidak perlu malu kawan." ucapnya masih diiringi tawa.
Merasa diperhatikan oleh orang lain Salsa berdehem keras untuk menetralisirkan suaranya tadi. Bahkan, sekali lagi dia melihat ke arah Clara rasanya dia ingin sekali tertawa lagi, cuma dia tidak mau dikatakan gila oleh pengunjung.
Sekali lagi dia berdehem. "Jadi apa rencanamu selanjutnya?"
"Rencana?" tanya Clara bingung.
"Iya, maksudku kamu gak mau persiapan gitu buat ketemuannya? Salon mungkin? Beli gaun? Highheel baru?"
"Akukan bukan siapa-siapa dia lagi!"
"Tapikan besok udah jadi siapanya dia lagi?"
Mulai lagi deh.

KAMU SEDANG MEMBACA
SONGFICTION
Short StorySongfiction hanya berisi kumpulan cerita pendek berdasarkan lirik lagu.