songfiction-4
•when you believe•
Jadi, ceritanya, sya lg bongkar-bongkar file di leptop. Mau ngapus yang gk2 penting lg. Eh, tiba2 jumpa cerita ini. Pas sy bca ulang, sya teringat, crita ini udh lama sya tulis. Typonya byk kali. Jd, daripda di hpus, sygkan? sya post aja, dgn memperbaiki bagian typonya.
Maaf ya, kalo amburadul(bg yg bc) dan maaf kalo typonya msh ada.Banyak dari impian kita yang awalnya mustahil, maka mereka tampak tidak mungkin terjadi, dan kemudian, ketika kita membangun kehendak, mereka segera menjadi tak terelakkan. Ingatlah, seperti lirik laskar pelangi, mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia. Jadi jangan pernah putus asa dan teruslah bermimpi.
***"Apa yang ada dalam kepala kalian jika mendengar kata mimpi?" tanya seorang guru bahasa kepada muridnya. Bu Indah namanya. Hari ini materi bahasa yang diberikan adalah tentang narasi. Mereka akan membuat sebuah narasi yang berhubangan dengan sebuah impian.
Seluruh murid terdiam, tampak sedang berpikir. Salah seorang siswa yang duduk di kursi paling pojok kiri mengangkat tangan ke udara sambil berseru memanggil bu Indah, tanda bahwa ia sudah mempunyai jawabannya. Siswa lain menoleh padanya dengan rasa ingin tahu. Ada yang mengernyit, adapun yang menanti dengan was-was. Dia adalah siswa di kelas yang--bisa di bilang--paling nggak open terhadap pelajaran, apalagi itu bahasa, yang katanya sangat membosankan.
Lagian untuk apa belajar bahasa jika kita sendiri sudah fasih berbicara Bahasa Indonesia?, ucapanya sewaktu itu.
Dengan enggan, bu Indah memberi izin kepada Danu untuk mengajukan opininya. "Ya. Apa itu mimpi, Danu?"
"Mimpi itu ...," jawabnya mengantung. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, menatap satu-satu dengan serius, sebelum kembali melanjutkan, "adalah bunga tidur." Sedetik kemudian, seluruh siswa yang menatap padanya langsung tertawa, Danu pun juga tertawa. Bu Indah yang berada di depan hanya mengeleng-geleng kepala. Lalu, bu Indah mencoba mendiamkan kelas yang mulai ricuh.
"Maksud ibu, mimpi disini itu, adalah impian."
"Yah, tadi ibu nggak ada bilang begitu, sih. Danukan jadi nggak tahu, bu Indah," ucapnya dengan nada sok polos, seakan tidak terjadi apa-apa.
"Kamu kapan sih bisa serius?"
"Serisus kok bu, kalau nanti Danu nembak ibu," celutuk Danu dengan cepat. Sontak membuat seisi kelas menjadi ricuh kembali, ada yang bersiul dan ada yang hanya mengeleng melihat ulah Danu yang suka menganggu bu Indah yang terkenal kecantikannya. Danu sebenarnya tidak suka pelajaran ini, tapi karena guru yang mengajar cantik, ia selalu membatalkan niatnya untuk membolos.
Bu Indah memukul meja dengan penggaris papan tulis sepanjang satu meter. Membuat suara benturan benda tersebut terdengar nyaring. Anak-anak pun kembali memusatkan perhatian ke bu Indah kembali.
"Yang lain ada yang mau memberi jawaban?" tanya bu Indah tanpa ingin membalas celutuk Danu yang memang ia ketahui suka iseng.
Pandangan bu Indah mengitari seluruh siswa, tapi mereka tampak sedang berpikir untuk mencari jawaban. Tapi, hanya satu yang menarik perhatian bu Indah, seorang gadis yang duduk tepat di depan Danu berada, sedang menompang dagu sambil mencoret-coret kertas di depannya. Ia tampak termenung dan masuk ke dalam dunia kecil khayalannya.
"Brianna?" panggil bu Indah. Tapi yang dipanggil tetap terdiam. Dunia kecil khayalan yang di bangunnya telah menegelamkan gadis mugil cantik tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SONGFICTION
Short StorySongfiction hanya berisi kumpulan cerita pendek berdasarkan lirik lagu.