Bab 3

348 18 0
                                    

"Mas"

"Mba, ayok makan siang"

"Lora tunggu diruang makan ya" Ucap Lora sambil mengetuk pintu ruang kerja Guna.

Lora sengaja tidak masuk, karena takut mengganggu komunikasi sang suami dengan masa lalunya.

"Iya"

"Sebentar lagi kami turun" Ucap Guna dengan suara datar.

"Baik mas" Sahut Lora sambil berlalu menuju ruang makan.

Sedangkan Dini tak pernah menyangka Guna sedingin itu dengan wanita yang sudah dinikahinya selama 5 tahun lamanya.

"Mas, coba sesekali kamu renungi bagaimana perjuangan Mba Lora denganmu, selama lima tahun dia menjagamu, merawatmu bahkan mengurus rumah tangga kalian dengan sangan baik, apa kurang menurut mas perlakuan Mba Lora sebagai seorang istri, padahal disisi lain mas tahu Mba Lora itu seorang pengusaha tapi saat dirinya dirumah, dia tahu statusnya sebagai istri dan ibu rumah tangga" Ucap Dini dengan pelan mengingatkan Guna tentang perlakuannya terhadap Lora.

"Mas tahu dek, tapi sungguh mas masih belum bisa menerima Lora sebagai istri mas karena hati sama pikiran mas masih tertuju sama adek" Ucap Guna dengan sendu.

"Mas harus tahu, Mba Lorapun demikian pasti sama seperti kita mas, akibat perjodohan pasti Mba Lora mengakhiri hubungannya dengan masa lalunya, tapi Mba Lora membuktikan bahwa masa depannya adalah mas bukan dari masa lalunya, seharusnya maspun begitu" Ucap Dini sambil tersenyum.

"Ini yang mas suka dari kamu dek, kamu selalu positif dalam menanggapi setiap masalah yang datang dengan berdiskusi, beda seperti Lora yang menanggapi masalah selalu diam dan tidak pernah berdiskusi dengan mas meskipun itu masalahnya sendiri" Ucap Guna.

"Setiap wanita itu berbeda-beda mas, tidak mungkin sama, makanya mas harus belajar untuk menjadi suami yang pendengar untuk istrinya" Ucap Lora dengan pelan.

"Ayok makan mas, pasti Mba Lora sudah menunggu kita dibawah" Ucap Lora kembali sambil berdiri diikuti Guna.

Sesampainya di ruang makan, ternyata Lora sudah menunggu Guna dan Dini di meja makan.

"Ayok mba"

"Mas, silahkan duduk" Ucap Lora dengan senyum.

"Makasih mba" Ucap Dini sambil tersenyum.

Lora melayani Guna dan Dini dengan sangat telaten dan ramah.

"Mba sedikit sekali makannya?" Ucap Dini.

Lora alergi dengan berbau dengan ikan-ikanan, sedangkan sang suami sangat menyukai ikan.

"Iya mba" Ucap Lora sambil tersenyum.

"Semoga tidak terjadi" Ucap Lora dalam hati.

"Mba tambah, jangan malu-malu ya mba anggap aja rumah sendiri" Ucap Lora.

"Iya mba, ini aja belum habis mba"

"Mas mau tambah lauknya?" Tanya Lora.

Guna hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab sedikit katapun.

Lora dengan penuh senyum menaruh lauk yang menjadi kesukaan Guna kedalam piring sang suami.

Tanpa sadar Dini tersenyum melihat Guna yang dari dulu selalu memesan Gurame, sebagai lauk favoritnya, sedangkan disisi lain Lora tanpa sengaja melihat gerakan Dini yang sesekali menatap Guna.

"Aku tahu mba masih sangat mencintai Mas Guna, tapi karena mungkin kasihan sama aku mba sampai mengatakan sudah mengikhlaskan Mas Guna untuk aku, tapi pada nyatanya mba belum sama sekali mengikhlaskan Mas Guna untukku, dan begitu sebaliknya suamiku sama dengan dirimu mba, dia juga masih mencintaimu" Ucap lirik Lora dalam hati.

Masa Lalu Adalah Maut!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang