Selesai membersihkan rumah, Lora bergegas kembali untuk beristirahat dikamar.
Tiba-tiba sang suami masuk kedalam kamar dengan wajah yang sangat datar. "Apa yang membuat kamu punya pikiran seperti itu?" Tanya Guna sambil duduk dikursi rias milik Lora.
"Maksudnya mas?" Tanya balik Lora dengan pelan sambil membangunkan tubuhnya yang baru saja merasakan empuknya tempat tidur.
"Kenapa permintaanmu sama Dini seperti itu Lora?"
"Lora hanya ingin mas bahagia meski Lora tahu bahagia mas bukan di Lora tapi di Mba Dini" Ucap Lora dengan pelan.
Guna mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kejarlah kebahagiaan mas sekarang, Lora ikhlas lahir dan batin mas, jika bahagia mas ada di Mba Dini Lora dengan lapang dada menerima Mba Dini hadir dalam rumah tangga kita mas"
"Tapi..." Tiba-tiba ucapan Lora terhenti jika sendainya dirinya harus siap diceraikan oleh sang suami.
"Tapi apa?" Tanya Guna penasaran sambil mengambil ponselnya dari saku celana sebelah kiri.
Lora menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. "Tapi jika mas ingin menceraikan Lora, itupun Lora sudah siap demi kebahagiaan mas"
"Cuman satu permintaan Lora jika mas ingin mengakhiri rumah tangga kita"
"Pulangkan Lora ke rumah orang tua Lora mas, meski sekarang mereka sudah bahagia diatas sana, antar Lora ke rumah mama sama papa" Ucap Lora dengan pelan dan menunduk.
Guna terkejut dengan ucapan Lora. "Tidak ada perceraian!"
"Meski kelak keadaannya akan berbeda, kamu tetap istriku!"
Lora menatap wajah Guna dengan nanar.
Guna berdiri dan berpindah posisi ke hadapan Lora sambil memegang kedua tangan istrinya. "Kamu wanita sempurna Lora, wanita yang kuat tapi aku saja yang gagal menjadi suami buat kamu dan rumah tangga kita"
"Seharusnya aku bersyukur mendapatkan istri seperti kamu, wanita yang tidak pernah gagal menjadi istri buat aku" Ucap Guna sambil menundukkan kepalanya tanda penyesalannya.
Lora terkejut dengan penuturan Guna. "Siapa yang bilang mas gagal menjadi suami buat Lora? Mas tidak pernah gagal menjadi suami"
Guna menggelengkan kepalanya.
"Mas.."
"Dengarin Lora ya.." Ucap Lora sambil memegang wajah Guna dengan kedua tangan mungilnya.
"Jangan pernah bilang gini lagi ya mas didepan Lora, karena menurut Lora mas adalah suami sekaligus pengganti papa untuk menjaga Lora"
"Lora kayak gini karena Lora tahu mas mencintai Mba Dini, Lora hanya ingin mas bahagia dengan pilihan mas"
"Percaya sama Lora, mas bukan gagal tapi mas hanya ingin mencari cinta mas yang selama ini mas pendam dengan sendirinya" Ucap Lora sambil tersenyum.
Tiba-tiba ponsel Guna berbunyi tanda panggilan masuk.
Bunda Calling....
"Halo bunda"
"Halo sayang"
"Gimana kabar kalian berdua?" Tanya Bunda Sinta.
"Kabar baik bunda"
"Bunda sama ayah gimana kabarnya disana?"
"Bunda sama ayah baik sayang"
"Rencana besok ayah, bunda, Mba Gina sama masnya mbamu mau kerumah, kalian dirumah kan?" Tanya bunda Sinta dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Adalah Maut!
Short StoryNote !!! ( Cerita "ALETTA" akan update disini, dan disini sebagian di upload sebagian harus di follow dulu baru bisa terbuka )