Bab 16

425 26 1
                                    

Keesokkan harinya, Aletta bangun lebih cepat untuk bersih-bersih rumah. Saat sedang bersih-bersih rumah, Aletta kaget Feby sudah berada di belakang Aletta. " sudah bangun mbak? " tanya Aletta sambil membalikkan badannya agar terlihat sopan.

" sudah dek, mbak mau ajak kamu ke car free day bareng " ucap Feby sambil tersenyum.

" maaf mbak, Aletta tidak bisa ikut karena baru dapat berita besok Aletta harus berangkat ke Balikpapan, untuk melihat perusahaan disana " ucap Aletta sambil tetap menyiapkan sarapan di meja makan.

" sebentar mbak panggil mas Reino ya dek " ucap Feby sambil meninggalkan Aletta menuju ke kamar untuk memanggil Reino.

Tidak lama kemudian, Reino di temani Feby datang menghampiri Aletta yang duduk di meja makan sambil buka macbook untuk mengerjakan pekerjaannya.

" Aletta, kata Feby kamu besok akan berangkat ke Balikpapan? " tanya Reino sambil duduk di hadapan Aletta diikuti oleh Feby.

" iya mas, soalnya manager disana baru saja pensiun, jadi sampai dapat penggantinya, aku yang akan menggantinya " ucap Aletta sampai mematikan macbooknya dan kembali fokus dengan ponselnya yang sibuk dengan perpindahan Aletta.

" apa kamu akan ninggalin mas disini? " tanya Reino sambil menatap Aletta yang sama sekali tidak menatapnya, malah menatap kehalaman rumah.

" kan ada mbak Feby mas, kenapa mas takut ditinggalin? kan kalau ada libur, Aletta bisa kesini atau mas yang kesana sama mbak Feby " ucap Aletta sambil tersenyum.

" tapikan kamu istri mas juga, apa keluarga sudah tahu semua Aletta? " tanya Reino sambil menatap Aletta kembali.

" Aletta semalam sudah bicara mas, besok semua mau antar Aletta mas " ucap Aletta sambil masih sibuk dengan ponselnya.

" mas minta maaf tidak bisa antar Aletta sampai Balikpapan " ucap Reino dengan singkat.

" tidak masalah mas, Aletta juga sampai sana sudah di jemput sama supir kantor " ucap Aletta ketus dengan raut wajah yang tidak baik.

" maaf mas, Aletta tinggal diluan soalnya mau ngelanjut rapi-rapi rumah " ucap Aletta sambil meninggalkan meja makan menuju belakang untuk menyelesaikan mencuci baju.

sedangkan Feby dan Reino masih tetap berada di meja makan.

" kenapa kita tidak antar Aletta ke Balikpapan mas? " tanya Feby sambil menatap Reino.

" aku tidak bisa sayang, pekerjaanku tidak bisa di tinggal, dan juga aku tidak mau kamu kecapean dan berpengaruh dengan anak kita " ucap Reino sambil membungkukkan badannya dan mencium perut Feby.

Disisi lain Aletta sudah menyelesaikan tugasnya sebagai istri. Dan Aletta langsung kembali untuk ke kamar. Aletta langsung duduk di tempat tidur
untuk sebentar beristirahat.

" aku bersyukur karena di pindahkan perusahaan ke kota lain, jadi aku tidak perlu minta ijin lebih keras lagi untuk pindah ke apartemen " ucap Aletta dalam hati sambil kembali memasukkan barang-barang yang akan di bawa ke Balikpapan.

Karena semua sudah selesai, Aletta memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk sekedar jalan-jalan dan membeli apa yang perlu di beli.

Aletta tidak mengetahui bahwa Reino dan Feby juga mau belanja bulanan. Aletta langsung menuju ke depan kamar Reino dan Feby. Aletta beberapa kali mengetuk pintu, dan ketukan terakhir pintu langsung dibuka oleh sang empuna kamar. " ada apa Aletta? " tanya Reino sambil membetulkan bajunya yang berantakan di tubuhnya.

" Aletta ijin untuk ke luar sebentar ya mas? " ucap Aletta sambil mentap Reino dengan rasa kerinduan yang dalam.

" mas, juga mau keluar kita bareng saja ya " ucap Reino sambil mengajak Aletta untuk pergi bareng.

Feby dari dalam langsung bergabung dan sependapat dengan Reino. " iya Aletta, pergi bareng sama kita ya, selama mbak disini kita tidak pernah jalan bertiga " ucap Feby sambil tersenyum.

" iya mbak, Aletta tunggu di ruang keluarga ya " ucap Aletta sambil mengunci pagar dari luar saat mobil sudah keluar dari garasi.

Aletta langsung duduk di kursi penumpang bagian belakang. sepanjang perjalanan Aletta hanya sibuk dengan ponselnya dan mereka sibuk dengan kemesraan mereka. sebenarnya ini yang di hindari oleh Aletta dari Reino dan Feby.

Akhirnya mereka sampai di satu pusat perbelanjaan terbesar di sini. Aletta langsung berjalan disamping Feby, mereka menuju ke salah satu store tas yang namanya sudah banyak orang tahu.

Karena Aletta tidak ingin berbelanja tas, Aletta memutuskan meninggalkan mereka di store tersebut, dan Aletta menuju store alat kecantikan untuk mencari beberapa alat make up yang sudah habis. Aletta memberi pesan kepada Reino agar bertemu di store pembelanjaan bulanan.

Saat Aletta sedang melihat-lihat baju, Aletta di kagetkan sosok laki-laki yang menemaninya 9 tahun lamanya, dan mereka berpisah karena perjodohan Aletta dengan Reino. Aletta langsung membalikkan badannya untuk melihat siapa yang membuatnya kaget dan betapa terkejutnya Aletta, menatap dengan sendu sosok yang berdiri dihadapannya sekarang. Aletta merindukan sosok lelaki yang tersenyum di hadapannya sekarang.

" masih ingat sama aku bee? " ucap Sosok lelaki yang sampai sekarang masih mencintai Aletta meski sang wanita tidak mengetahuinya.

Sambil mata berkaca-kaca Aletta tersenyum. " masih Gerry Gregorius " ucap Aletta sambil reflek memeluk tubuh Gerry.

Gerry melihat Aletta memeluknya sambil menangis, spontan Gerry menghapus air mata Aletta yang keluar. " jangan nangis bee, nanti suamimu marah kalau tahu istrinya menangis " ucap Gerry sambil tersenyum.

" dia tidak akan pernah perduli dengan air mataku Ger " ucap Aletta sambil tertunduk.

Seketika ini yang membuat Gerry sangat marah, selama mereka berpacaran tidak pernah Gerry membuat Aletta menangis, dan suami Aletta membuat Aletta menangis.

" cerita sama aku bee, sejak kapan kamu jadi seperti ini bee " tanya Gerry dengan intens, selama ini mereka masih komunikasi baik, tapi karena mereka kota jadi sudah lama tidak bertemu.

" aku bingung mau cerita darimana Ger, semuanya seperti aku yang berjuang Ger, dia sama sekali tidak mau berjuang Ger " ucap Aletta nangis dalam kedua tangannya.

Mendengar penuturan Aletta seperti itu, membuat kemarahan Gerry menjadi- jadi. " pokoknya besok temui aku di cafe biasa " ucap Gerry dengan tegas.

" besok aku berangkat ke Balikpapan Ger, untuk urusan pekerjaan " ucap Aletta sambil menatap ponselnya.

" pokoknya dalam waktu seminggu ini, aku akan terbang ke Balikpapan, untuk mempertanyakan ini semua, selama kita komunikasi kamu selalu
menutupi kejahatan dia samamu Aletta " ucap Gerry dengan kemarahannya yang tidak bisa di kondisikan.

karena Reino terus menghubunginya, Aletta memutuskan untuk mengakhiri pertemuannya dengan Gerry yang mungkin cukup singkat tanpa ada pembahasan yang membuat Gerry meredah amarahnya. Gerry paling tidak suka Aletta menangis, karena bagi Gerry air mata Aletta hanya boleh keluar untuk orang yang sangat Aletta sayangi dan keluarga, selebihnya Gerry tidak sangat suka wanita yang paling dia sayangi menangis.

Masa Lalu Adalah Maut!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang