Disebuah ruangan yang didominasi oleh warna merah dan dihiasi berbagai macam patung dengan bentuk kepala kambing, terdapat beberapa orang sedang berkumpul. Dari raut wajah mereka seperti sedang membahas sesuatu yang penting. Suasana diruangan itu sedikit suram karena kurang pencahayaan.
"Jalankan rencanamu sekarang. Sudah terlalu lama kita menunggumu. Lord tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melakukan ritual itu." ujar salah satu dari mereka membuka pembicaraan.
"Benar, sebentar lagi akan terjadi Red Moon kita harus segera melakukannya sebelum bulan darah berakhir." sahut yang lain.
"Lagipula bukankah kau sudah tidak sabar untuk bersatu dengan pasanganmu itu kan?"
Seorang pemuda diantara mereka menyeringai senang, "Tentu saja, aku akan melakukannya besok." ujarnya.
Sementara itu sosok lainnya menatap pemuda itu dengan senyum miring, "Kami mengandalkanmu anakku."
.
.
.
Pagi ini SMA Yongsan dihebohkan dengan temuan mayat di ruang olahraga sekolah. Mayat tersebut adalah seorang siswa kelas dua bernama Bang Yedam. Mayatnya ditemukan oleh Park Jisung, teman sekelasnya yang saat itu sedang membereskan alat olahraga yang habis dipakai kelasnya.
Karena kejadian ini, jam belajar disemua kelas pun ditiadakan namun semua siswa diminta untuk tetap berada di lingkungan sekolah sampai jam pulang. Sementara itu para guru diminta fokus untuk mengurusi kasus ini karena menyangkut nama baik sekolah.
Karena hal itu pulalah yang membuat Yeonjun dan teman-temannya berada dikantin saat ini. Duduk santai sambil menikmati cemilan yang mereka beli. Terlalu malas untuk berada dikelas dengan suasana yang mencekam.
Sebenarnya bukan hanya mereka yang berada di kantin. Murid-murid yang lain juga banyak berkumpul di kantin sambil menunggu jam pulang.
"Masih pagi tapi suasana sekolah sudah suram sekali." Sunghoon membuka suaranya sambil memakan keripik kentang miliknya.
"Bagaimanapun juga seorang murid yang mati mengenaskan dan menggemparkan sekolah itu memang menakutkan." balas Jay tanpa melihat lawan bicaranya karena ia sibuk dengan ponselnya. Lebih tepatnya sibuk bermain game online.
"Bicara tanpa menatap lawan bicara itu tidak sopan Park Jeongseong!" Sunghoon menjitak kepala Jay sedikit keras membuat sang empunya mengaduh.
"Ya Park Sunghoon!" Jay mendelik sementara pelaku penjitakan hanya mendengus sinis.
"Oh tidak! Mereka mulai lagi." Jungwon menatap jengah dua orang dihadapannya ini yang tiap hari bertemu ada saja masalah yang membuat mereka berakhir dengan adu mulut.
"Sudahlah Won, biarkan saja mereka. Mereka akan berhenti sendiri jika mereka lelah." balas Jake kekasihnya ice prince, Park Sunghoon.
"Gila! Kenapa matinya harus disekolah?" celetuk Hyunjin tanpa menghiraukan kedua temannya itu.
"Hei! Jangan bicara seperti itu." tegur Jeongin, pacarnya Hyunjin.
"Hyunjin bener Jeong, memangnya tidak ada tempat yang lebih bagus apa untuk mati? Kenapa harus di ruang olahraga yang sudah terkenal angker itu? Semakin membuat murid-murid disini jadi takut." sahut Taehyun.
"Dasar kalian ini! Tidak rasa simpatinya sama sekali untuk orang yang sudah meninggal. Lebih baik didoakan supaya tenang bukannya malah berbicara yang tidak-tidak!" Beomgyu menatap sinis keempat dominant di depannya itu.
Pemuda kelahiran maret itu tidak habis pikir dengan teman-temannya, orang yang sudah meninggal bukannya didoakan malah berbicara yang tidak ada hubungannya. Ck! Dasar!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐖𝐇𝐎'𝐒 𝐊𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑? || SOOBJUN
FanfictionKematian salah seorang murid disekolah mereka adalah awal dari teror yang mencelakai teman-temannya dimulai. ====== Main Cast: Soobin × Yeonjun Warning: - Boys love - Thriller × Iluminati - Anda sudah diperingatkan jadi harap jangan salpak!