Perintah yang Sama
“Gama, kapan kamu mau bawa calonmu? Eyang wis nanyain”
Begitulah kata-kata Ibu yang Ia dengar setiap pagi akhir-akhir ini.
"Hmm Iya, Bu, nanti" jawab Gama yang setiap hari ga pernah berubah
"Nanti-nanti, keburu Eyang mu, ngejodohin kamu sama putri Solo!" Balas Ibu
Ya, Putri Solo beneran.
Gama Raykarian, salah satu cucu dalam trah Raykarian. Trah kerajaan paling tinggi saat ini. Eyang Januar, mewanti-wanti cucu-cucunya untuk bisa menentukan pilihannya sendiri sampai usia 30 tahun. Jika tidak, Eyang sendiri yang langsung turun tangan dengan menjodohkan mereka dengan putri dari trah kerajaan lainnya. Seperti Juna Raykarian, kakak pertama Gama. Ia tidak sempat memilih pasangannya sendiri dan saat umur 30 tahun mau tidak mau dia harus dijodohkan dengan putri dari trah Sanjaya. Trah yang berada satu level dibawah trah Raykarian. Beruntungnya, Juna menemukan jodoh yang tepat. Jika tidak, mungkin nasibnya akan seperti sepupunya Devan. Devan dijodohkan dengan salah satu putri dari kerajaan di Solo. Sampai sekarang Devan tidak pernah mencintai istrinya, dia dan istrinya menjalani rumah tangga tanpa perasaan cinta. Perceraian adalah hal yang haram bagi darah biru seperti mereka.
Gama tidak mau sampai dijodohkan dengan wanita berdarah biru lainnya. Ia ingin menikah dengan orang biasa. Sudah terlalu muak Gama dengan segala persoalan yang menyangkut nama belakangnya itu. Sebenarnya Eyang Januar sudah memiliki calon untuk Gama. Tapi, selama usia Gama belum 30 tahun, Gama dibebaskan untuk memilih.
Hilman Raykarian, kakak kedua Gama berhasil mendapatkan gadis pilihannya sendiri. Ia sudah bertunangan dengan kekasihnya itu dan akan segera menikah yang artinya setelah itu Gama akan diincar habis-habisan oleh Eyangnya untuk segera menikah. Orang yang paling santai untuk urusan pernikahan di dalam keluarga Raykarian ini adalah Langit, si bungsu. Hidupnya hanya diisi oleh musik.
"Selama Mas Gama belum nikah, gua masih bisa santai Mas" begitu jawabnya tiap di tanya perihal pasangan hidup
"Nyari jodoh kemana ya?" Tanya Gama pada si bungsu
"Di club banyak" jawabnya sambil mengelap gitar kesayangannya
"Bukan tipe gua" balas Gama
"Cari di masjid. Siapa tau nemu" ucap Hilman yang baru saja masuk ke ruang musik milik Langit itu
"Ck, ga membantu lo semua. Umur gua udah 28 tahun, bentar lagi Mas Hilman nikah. Gapunya waktu banyak nih gua" ucap Gama kesal
"Berguru aja sama Mas Juna" balas Langit
"Ah, Mas Juna aja dijodohin gara-gara sibuk sama kerjaan nya sampe lupa nyari jodoh" balas Gama sambil memainkan tuts tuts piano asal
"Lu mending keluar dah mas, kalo cuma mau ngerusakin piano gua" omel si bungsu yang amat sensitif kalo alat-alat musiknya dimainkan asal
Gama hanya berdecak
"Mas Hilman dulu dapetin Mba Naya gimana?" Tanyanya pada masnya yang sedang asik dengan hpnya
"Ga gimana-gimana lah. Gua ganteng, si Nayalah yang deketin gua" ucapnya pd masih fokus dengan hpnya
"Ndasmu" ucap Langit sambil melemparkan lap yang tadi Ia buat mengelap gitar
Hilman langsung menoleh dan melemparkan kembali kain lap itu, menargetkan Langit tapi malah mengenai Gama.
"Ah elah" ucap Gama kesal sambil melempar kain lap itu ke lantai
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You | Seventeen
Fanfiction"Kenapa waktu itu kamu milih aku?" "Hati aku udah jatuh di kamu Na, waktu kamu dateng dari pintu itu"