"Minal aidin wal faizin eyang" ucap Gama sambil bersimpuh dihadapan Eyang Januar
"Ya, ya Eyang juga minta maaf ya" jawab Eyang Januar sambil menepuk-nepuk pundak Gama
Usai keluarga besar bermaaf-maafan mereka pun menyantap hidangan lebaran yang telah dimasak oleh Eyang Putri. Sambal goreng kentang, makanan kesukaan Gama.
"Nih, Gam, eyang udah masakin sambel goreng kentang yang banyak buat kamu" ucap Eyang Putri sambil mengelus pundak Gama
"Emang eyang uti terbaikkk" balas Gama dengan nada manja sambil merangkul eyang putri kesayangannya
"Assalamualaikum" salam seseorang yang baru datang disaat keluarga yang lain sedang asyik makan
"Akhirnya yang dinanti-nanti datang juga. Cucu tertua Raykarian, Mas Devan Ra...." Sebelum Hilman selesai bicara mulutnya sudah dibungkam oleh Langit yang kesal dengan Masnya yang terlalu berisik itu
"Apa sih?" Balas Hilman kesal
"Bacot Lu" ucap Langit yang langsung mendapat teguran dari Eyang Januar. Eyang Januar tidak pernah suka jika cucunya menggunakan bahasa gaul mereka sehari-hari jika sedang berkumpul dengannya
Mas Devan datang bersama istrinya, Nisya.
"Minal aidin wal faidizin yang" ucap Mas Devan dan istrinya.
"Ya, semoga kalian cepet dapet keturunan ya" ucap Eyang Januar yang hanya dibalas senyum pahit dari Mas Devan sementara Mba Nisya menanggapi dengan anggukan
3 tahun pernikahan, mereka belum dikaruniai keturunan. Pernikahan tanpa didasari cinta bagaimana bisa memberikan sebuah buah hati?
"Gam, gimana?" tanya Mas Devan setelah menghabiskan 2 mangkok sayur ketupat buatan Eyang Putri
"Gimana apanya Mas?" tanya Gama yang masih makan sambal goreng kentang
"Udah dapet wanita pilihan lo?" tanya nya
"Masih nyari mas" jawab Gama
"Semoga kamu dapet cewek yang kamu cinta ya Gam, biar ga kayak Mas" ucap Mas Devan sambil menepuk pundak Gama
"Mas Devan emang sekarang gimana sama Mba Nisya? Kan udah 3 tahun bareng Mas" tanya Gama ingin tahu hubungan antara Mas dan Mbanya yang dijodohkan 3 tahun lalu ini
"Hmm ya I treat her as a girl aja Gam, not as a woman that I love" jawabnya sambil tersenyum pahit "I already love someone before I marry her Gam, I really do love her. Gua bareng dia for almost five years Gam. Gua lagi nunggu dia selesai S2 nya but, Eyang already has someone to be my wife dan di waktu itu gua harus terima ga bisa nolak. Sakit Gam. Apalagi waktu gua liat cewek gua nangis dan akhirnya dia pergi ke Amerika buat nerusin studinya dan dia gamau berhubungan lagi sama gua. Gua ga benci sama Nisya Gam tapi tetep aja I still can't love her like the way I love my girl before. Tapi, kadang gue ngerasa kayak gini karena gue mau bales dendam aja sama Eyang. Eyang expect gua bakal jadi keluarga kecil yang bahagia and giving him his first ever grandchild but sadly no" jelas Mas Gama dengan tatapan kosongnya
"So, one day if you don't have any hatred again towards Eyang, you can love Mba nisya can't you?" tanya Gama
"Hmmm, maybe. She is a good woman. Sometimes, I feel bad for her because she has to married a man like me" Jawab Mas Devan yang menatap Mba Nisya dari kejauhan
"Mas, mungkin menurut lu gua terlalu agamis ya karena ngomong kayak gini tapi Allah tau yang terbaik Mas. Try to open your heart to her Mas. Biar lo sama Mba Nisya ga sama-sama sengsara di atas status pernikahan ini Mas" ucap Gama seraya menatap Mas Devan yang duduk disebalahnya dan masih menatap jauh ke arah istrinya yang sedang "Lagian capek juga lo lama-lama dengan ke Eyang. Liat aja tuh Eyang ga mikirin lu dan ga merasa dikhianati lu" lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You | Seventeen
Fanfiction"Kenapa waktu itu kamu milih aku?" "Hati aku udah jatuh di kamu Na, waktu kamu dateng dari pintu itu"