Once | 4

519 56 4
                                    

Hi masih hidup saia, awas kalian pikir 1 jalan tertutup akan menghalangi saya up?

[Iya juga sih tapi bodo- wp up gaskan]

.

.

.

-

"Falling- Fallin' but i never thought u leave me"

Yeah me either

-
.

.

.

"Rivaille-san?"

"Ap- kenapa ada pintu disana?" Ujar gadis karamel berdiri tepat dihadapan Levi yang baru saja keluar dari kamar itu,tertegun- menatap gadis yang entah kenapa berdiri didepan kamarnya.


Yang terbuka.

[Jadi selama ini ia tidak benar-benar menguncinya???]


"Sial- semoga ia tidak menyadarinya" batin Levi yang berdiri disana yang untungnya sudah tertutup-"ah itu hanya ruangan kecil" ujarnya datar sementara ia berjalan menuju petra, "oh? Kenapa meletakannya dikamar rivaille-san?" Ujar petra,terdengar innocent padahal sebenarnya tidak.

Tidak ada jawaban- petra hanya mengangkat alisnya sembari mengikuti Levi yang berjarak beberapa langkah darinya, "jadi... hwaa!!" Seru petra seketika.

Ketika Levi menarik lengan Petra dan melemparnya dan menyudutkannya ke sebuah sudut dari lorong yang salah satu lampunya belum ia nyalakan itu,samar-samar ramai terdengar dari sana namun lihatlah mereka.

Petra- yang posisinya dipojokan ke sudut lorong nampak memunculkan eksperesi tegang dan rona dipipinya,
"R-r-revaille-san?!" Cicit takut petra setelah Levi nampak menoleh sebentar ke arah kanan pundaknya.

Memastikan hanji dan erwin tidak melakukan hal yang tidak-tidak seperti beberapa waktu lalu- itu membuatnya membersihkan bagian condominiumnya ekstra,menjijikan.

"Ap-app- apa yang kau lakukan!" Seru petra namun Levi langsung berbalik ke arahnya menatapnya intens- membuat bulu kuduk bergetar namun disisi lain ia terlihat sangat tampan namun gerakannya terhenti dengan tangan petra yang ditahan di atas kepalanya.

Menutup mata- itu yang ia lakukan ketika bagaimana kedua pipinya itu terjepit dibawah tangan Levi dan membuat kedua bibirnya tenggelam karena ia mempertahankan posisi mulutnya,

jepitan yang diberikan tangan Levi nampak membuat gadis itu kewalahan dan mengingat betapa kencangnya itu ia langsung melepaskan tangannya dari wajah petra.

"H-hah hhah" deru nafas petra meningkat seketika bagaimana ia mulai tidak bisa bernafas namun menyadari hal itu Levi melepaskannya,"apa kau melihatnya?" Ujar Levi intens seperti tatapannya yang menampilkan permata biru itu.

'Sangat tampan' batin petra bagaimana Levi selalu terlihat memesona disetiap kemunculannya didepan mata gadis itu- tak heran jika kini ia berada dipelukan idolanya yang beberapa bulan terakhir difokuskan untuk misi.

 Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang