Jihan mendelik. Belum juga ia menyahut, Alena sudah lebih dulu menariknya dan berlari kecil ke arah kerumunan itu. Membuat Jihan mau tidak mau mengikuti.
Diam-diam Jihan mendesah berat. Sepertinya dia tau kenapa para siswi itu berkerumun.
"WAH!!!"
Begitu tau apa yang membuat para siswi itu berkerumun, Alena secara refleks berseru dengan mata melebar.
"Woi woi woi kak Ajun ngapain ke SMK woi dia kan—," ucapan Alena terhenti begitu ia menoleh pada Jihan yang menatapnya datar, "Oh iya, kak Ajun kan nyari lo."
Jihan hanya memutar bola matanya malas, "Keknya botol minum gue ketinggalan. Gue balik ke kelas dulu ya," katanya ingin kabur sebelum pemuda sok ganteng yang sedang dikerumuni itu menyadari kehadirannya.
Gadis cantik itu berbalik, mulai melangkah pergi. Tapi baru beberapa langkah, nama gadis itu sudah dipanggil nyaring dengan nada riang.
"Jihan Antena~!!"
APA?!
ANTENA KATANYA??!!?!?!!?!
Jihan langsung memutar tubuh kemudian menatap sengit pemuda yang kini berjalan ke arah nya itu, "Athena, A the na, bisa?!"
"Apa? Antena? Oke oke, Jihan Antena."
Jihan menggeram kecil, karena ini Ajun, emosinya langsung tersulut begitu saja.
"Sini lo Junan banci!!"
Gadis cantik itu berlari, mengejar Ajun yang refleks melangkah mundur lalu kabur begitu melihat Jihan ke arah nya.
Jihan tidak perduli lagi mereka berdua kini jadi pusat perhatian murid-murid SMK lainnya. Yang penting sekarang setidaknya ia harus berhasil menjambak rambut pemuda tengil itu.
Alena yang ditinggalkan hanya bisa tersenyum tipis.
Biasalah.
****
Annoying Boy
Tentang Jihan yang tidak pernah melewati sehari pun tanpa di ganggu oleh makhluk hidup bernama Ajun.
