05

189 47 0
                                    

Ting Tong Ting Tong


Jihan yang sedang memainkan hp sambil duduk di sofa jadi terusik. Ia melirik ke arah pintu sejenak kemudian menoleh pada pemuda yang duduk di lantai, memainkan hp juga.

"Lihat siapa yang dateng." perintah Jihan yang tentu mendapat tatapan tidak terima dari pemuda itu.

"Rumah siapa sih ini?" kata Hartono tidak senang.

"Siapa yang datang tanpa diundang?"

"Eh gue disuruh mama lo buat nemenin lo yang sendirian di rumah ya," balas Hartono tak terima, "jadi gue sekarang itu tamu, gak ada istilah tamu nyambut tamu."

"Udah ah sana bukain, udah berisik itu orangnya. Gue lagi chat cewek, jangan ganggu." final Hartono kemudian kembali menunduk pada hp nya.

Rasanya Jihan pengen nendang kepala Hartono yang tepat di dekat kakinya sekarang.

Gadis cantik itu mendengus, mau tidak mau berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Suara bel tidak berhenti berbunyi membuat Jihan kesal sendiri. Ia yakin tamu ini adalah temannya, karena hanya mereka lah yang punya kebiasaan membunyikan bel terus menerus sampai pintu di buka.

Jihan membuka pintu, bunyi bel pun akhirnya berhenti. Dan benar itu adalah temannya —em, tidak bisa disebut teman juga sih. Bagaimana kalau kita sebut makhluk yang paling Jihan hindari?

Intinya itu Ajun.



"Jihan sayang~!"

Pemuda itu menyengir lebar dengan kedua tangan yang ia sembunyikan di belakang punggung.

"Apa? Ngapain ke sini?" ucap Jihan datar, sangat berbanding terbalik dengan nada suara Ajun yang ceria.

Ajun tersenyum lebar, ia kemudian menunjukkan benda yang sedari tadi ia sembunyikan.

"Tada~!" seru Ajun.

Mata Jihan melebar tak menyangka. Tangan gadis itu perlahan maju menerima boneka pinguin itu.

"Gimana? Mirip boneka pinguin lo yang lama kan?" kata Ajun tersenyum lebar.

"....iya."

Jihan hilang kata. Gadis itu benar-benar tak menyangka Ajun benar-benar membelikan yang baru.

Ajun tersenyum lebar. Pemuda itu membuka mulut, baru ingin bicara tapi tiba-tiba Hartono muncul.

"Oalah, bang Ajun toh." kata Hartono santai berdiri ke sebelah Jihan.

Matanya kemudian menangkap boneka pinguin di tangan Jihan. Hartono mengerjap pelan kemudian menoleh pada Ajun, "beneran lo beliin?"

"Yoi, gue mah mana pernah bohong sama Jihan. Iya gak Han?" ucap Ajun tersenyum manis pada Jihan.

Jihan hanya memutar bola mata malas sebagai jawaban.

Hartono menoleh pada Ajun, kemudian maju memeluk pemuda itu. Jihan jadi ternganga, Ajun yang tiba-tiba dipeluk Hartono pun bingung setengah mati.

"Makasih ya bang udah mau gantiin gue beli bonekanya Ji— hAANNNN"

Suara Hartono meninggi di akhir karena Jihan menjambak rambutnya. Ajun pun langsung mendorong Hartono, karena pemuda berteriak tepat di telinganya.

Rip telinga Ajun.

"KAN BENER KAN LO YANG NGEGUNTING TANGAN BONEKA GUE!!"

"Ampun Han, gue gak sengaja. Lepasin rambut gue— AKHHH."

Ajun mengusap-usap telinganya. Hanya menyaksikan Hartono yang disiksa Jihan tanpa ada niat untuk melerai.

"Bang, bantuin gue bang... AKH,"

"O to the gah, OGAH."

****

a/n:

Tap ☆ di pojok kiri bawah gak akan bikin jari kalian pegel kok guys

Annoying Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang