14

185 24 2
                                    






"Jun...." Gue nyenderin kepala gue ke dada Renjun.

"Hm?"

"Kamu suka aku dari kapan?" tanya gue kepo.

"Kelas 10," jawabnya.

"Hah? Serius?"

Dan Renjun ngangguk.

Ternyata doi udah suka gue lebih lama dari gue suka Renjun.

"Kenapa bisa suka sama aku?" tanya gue lagi.

"Dibilangin, emang harus ada alesan gitu," jawabnya sedikit ngegas.

"Yaudah kalau gak mau jawab."

"Kamu aneh," kata Renjun sambil ngeliat gue.

"Hah?"

"Kamu aneh, lemot, itu yang bikin aku suka sama kamu," jawab Renjun yang sebenernya buat gue sedikit kesel.

"Kok bisa?"

"Ya gatau."

Kita diem-dieman lagi.

Aneh emang pacaran sama Renjun tuh. Kadang dia bisa diem aja, kadang bisa bacot banget.

"Jun, aku rasa kita jadi deket gara-gara kerkel waktu itu," ucap gue.

"Iya. Yang kamu lupa matiin hotspot aku," kesal Renjun.

"Hehe. Maaf waktu itu aku gak nyadar sumpah."

"Ya aku tau. Kamu terlalu gemeter pas ngerjain tugas bareng aku." Renjun ngelus rambut gue.

"Kamu nyadar?"

"Orang keliatan banget."

Seketika pipi gue panas karena malu.

Renjun nyubit pipi gue. "Udah, jangan malu."

"Ihh," rengek gue.

Renjun senyum, gue juga ikut senyum.

"Aku suka— ralat, aku cinta kamu, Choi Minka," ucap Renjun.

"Aku juga cinta kamu, Huang Renjun," balas gue.


Renjun meluk gue erat.

"Jangan tinggalin aku, hm?"

"Kamu juga jangan tinggalin aku."

Renjun ngangguk.










"Aku pasti jagain kamu selama hidup aku, Minka. Itu janji aku."














•—End—•

Hotspot | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang