9

158 22 1
                                    






Gue jalan cepet ke mana pun asal orang yang di belakang gue berhenti ngikutin gue.

"Minka tunggu!"

Gue makin mempercepat langkah gue dan pura-pura gak denger apa pun.

Dada gue sesek karena kejadian tadi.

Badan gue gemeter nahan tangis yang ngebuat langkah gue jadi pelan dan perhalan-lahan berhenti. 

"Minka.... Gue bisa jelasin," lirihnya.

Ya, yang ngejar gue itu Renjun.

Gue gak tau kenapa dia ngejar gue kek gini.

"Kita gak ada apa-apa kan, Renjun? Jadi, lo gak perlu ngejelasin apa-apa."

Tanpa berbalik, gue majuin langkah gue dan masuk ke taman kota yang emang lokasinya deket sama sekolah gue.

Sore gini, taman kota cukup sepi. Gue nyari tempat yang tersembunyi yang bisa nutupin gue yang nangis ini.

Gue duduk dan nundukin kepala gue, gue nangis dalam diam.

Susah ternyata suka sama seseorang tuh.

Tiba-tiba, ada yang meluk gue dari belakang.

"Jangan nangis, Minka." Gue kenal suara ini.

Dia jalan ke depan gue dan jongkok di hadapan gue lalu ngehapus air mata gue pake jarinya.

"Jangan nangis, apalagi karena gue," ucap Renjun.

"Lo ngapain ngikutin gue lagi?" tanya gue.

Renjun diem bentar. "Gue mau bilang kalau gue gak ada apa-apa sama si Chaeron-Chaeron itu, kenal orangnya aja enggak."

"Terus kenapa lo mau bilang itu ke gue?" tanya gue.

Renjun menghela napas. "Lo gak nyadar?"

Gue ngegeleng polos.

"Gue suka lo, Minka. Dari dulu," ucap Renjun.

Seketika gue nge-blank.

"Lemot dasar. Gue suka sama lo, Minka. Udah lama gue suka sama lo, cuma baru sekarang ini gue punya kesempatan buat ngedeketin lo. Dan tadi jelas-jelas gue itu chat-an sama lo bukan sama orang lain," jelas Renjun sabar.

"Kenapa lo bisa suka sama gue?"

"Emang butuh alesan buat itu?"

Gue ngegeleng. "Engga juga."

"Ekhm— jadi pacar gue, Minka. Lo mau? Gue tau lo suka sama gue," ajak Renjun.

"Kenapa lo nembak gue?" Gue bingung.

Renjun udah keliatan kesel. "Biar lo punya hak buat cemburu. Dan gue MAU pacaran sama cewe yang gue suka."

Gue mikir bentar. "Kasih gue waktu. Gue masih syok."

"Oke, gue tunggu jawaban lo besok. Sebelumnya maaf karena gue nembak lo gak romantis gini."

"Gapapa."

Dan gue dianter pulang sama Renjun.










Ini... gue gak mimpi kan?

Hotspot | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang