#1 Suara Siapa?

27 3 0
                                    

Lia, seorang gadis 20 tahun. Sedang duduk santai di kursi. Kelasnya baru akan dimulai 45 menit lagi.
"Masih 45 menit lagi. Mau ngapain ya?" Lia berkata pada dirinya sendiri.
Tiba tiba dia teringat sesuatu. Lia bangkit dari duduknya.
"Dhuha ah! Gue belum Dhuha" Lia bergegas menuju  masjid kampus.
Lia berjalan beberapa meter. Dia berhenti didepan sebuah bangunan megah berwarna hijau. Lia masuk. Dia meletakkan tasnya dan menuju tempat wudhu.
Selesai sholat, Lia meraih tasnya. Dia mengambil sesuatu. Membukanya, dan membacanya. Lia selalu menyempatkan diri membaca al quran. Minimal satu lembar.
Selesai membaca, Lia meletakkannya kembali kedalam tas.
Lia mengambil tasnya. Dia hendak bergegas pergi. Namun langkahnya terhenti karena mendengar sebuah suara merdu sedang membaca surah Ar Rahman.
'Subhanallah... Merdu banget suaranya. Pengen deh, punya suami kaya gitu...' batin Lia.
Karena penasaran, Lia hendak menyibak tirai pembatas. Namun, belum sempat membukanya...
Drrt... Drrt...
Ponsel Lia berdering. Dia mengambil ponselnya. Nama 'Nita' terpampang di layarnya. Lia menyeret tombol berwarna hijau.
📞Lia: Assalamualaikum... Kenapa, Nit?
📞Nita: Wa alaikum salam... Lo dimana sih? Kelas mulai 15 menit lagi lho!
📞Lia: Oh, iya. Bentar, gue kesana. Udah ya, assalamualaikum.
📞Nita: Wa allaikum salam.
Piip.
Lia memutus panggilan telefon. Dia memasukan kembali ponselnya kedalam tas. Dan segera pergi meninggalkan masjid.

***

Lia memasuki sebuah ruangan. Dia duduk di kursi kosong.
"Darimana aja lo? Tumbenan hampir telat gini" kata seseorang di samping Lia. Ya, itu Nita.
"Abis Dhuha  gue" jawab Lia santai.
Tak lama Pak Rizal masuk ke kelas. Dan seketika kelas jadi hening.

***

"Li, habis ini lo mau kemana?" Tanya Nita.
"Umm... Ke perpus. Gue mau ngerjain tugas yang barusan  nih. Mau ikut?" Jawab Lia.
"Enggak. Deadline nya kan, dua minggu lagi. Gue mau balik. Bye...👋" Nita berlalu meninggalkan Lia. 
Lia geleng geleng melihat kelakuan teman baiknya itu. Dia kemudian pergi ke perpustakaan.
Sesampainya Lia di perpustakaan, dia langsung menuju rak buku yang diinginkan. Saat sedang asyik mencari buku, Lia mendengar suara yang tadi didengarnya di masjid. Lia celingukan mencari sumber suara.  Namun tidak dijumpainya siapa pun di sana. Lia kemudian melanjutkan aktivitasnya. Suara itu kembali lagi. Lia mencarinya lagi. Tapi tetap tidak dijumpainya siapa pun. Merinding, Lia segera meraih buku yang diinginkan dan berlari keluar.
Tiba tiba...
Bruk! Lia menabrak seseorang. Buku buku yang dibawanya terjatuh. Begitu juga dengan buku orang itu.
"Eh, maaf, maaf. Saya gak sengaja. Saya buru buru soalnya" ujar Lia meminta maaf sambil mengemasi buku buku yang dijatuhkannya.
"Iya, gapapa. Saya juga minta maaf karena kurang hati hati. Maaf ya" jawab orang itu.
"Iya, saya permisi dulu" jawab Lia sambil berlalu pergi.
"Saya suka kamu" ujar orang itu. Lantas Lia menoleh. Orang itu tersenyum lebar padanya. Lia bergidik ngeri, kemudian segera pergi.
'Hii.. serem banget  orang tadi. Aneh' batin Lia.
Lia duduk di kursi taman. Dia meletakkan buku bukunya. Mengeluarkan laptop dari dalam tas. Dan mulai mengetikkan sesuatu.  Sesekali dia melirik buku disampingnya.
Sekitar 30 menit kemudian, Lia selesai mengetik dan mematikan laptopnya.
Tak lama, ponsel Lia berbunyi. Suara adzan berkumandang. Lia segera merapikan barang barangnya. Kemudian bergegas menuju masjid.
Suasana disekitar masjid lumayan sepi. Lia segera masuk dan meletakkan tasnya.  Lia mengambil  air wudhu dan menunaikan sholat ashar.
Seperti biasanya, Lia mengambil al quran dari dalam tasnya. Lia mulai membacanya. Selesai membaca satu lembar, Lia merapikan mukenanya dan bersiap pergi.
Tiba tiba suara itu datang lagi. Lia hendak menyibak tirai pembatas. Namun lagi lagi, terhalang karena nada dering telefon. Tapi kali ini bukan bunyi telefon Lia, melainkan bunyi telefon orang itu.
Lia keluar masjid dengan muka   murung. Dia memajukan bibirnya. Lia menuju parkiran. Dia menuju motornya, menyalakan mesin dan langsung tancap gas.

***

Alif duduk di samping ranjangnya. Dia mengingat kejadian yang dialaminya sore tadi sambil tersenyum manis.
"Sangat menarik. Aku suka dia" Alif bicara pada dirinya sendiri.   
Tok... Tok... Tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar Alif.
"Ya, masuk" jawab Alif dari dalam kamar.
Seorang wanita berusia sekitar 45 tahun masuk dan duduk di samping Alif.
"Gimana hari ini? Lancar?" Tanya wanita itu.
"Lancar, Ma. Alhamdulillah" jawab Alif.
"Yaudah, buruan turun, makan. Udah ditunggu adekmu lho" ujar Mama Alif sambil berlalu meninggalkan Alif di kamarnya.
Alif kemudian segera turun dan menuju meja makan. Didapatinya seorang wanita dan seorang lelaki muda. Ya, itu Mama dan adiknya.
"Ciee... Yang udah jadi dosen.... Gimana hari pertama ngajar, bang?" Ujar adiknya Alif.
"Biasa aja.Sekarang abang yang tanya, gimana kuliahnya?" Alif balik nanya. Dengan senyum tipis terukir diwajahnya.
Adiknya diam saja. Menyantap makanannya.
"Woi, Haris! Diajak ngomong juga kok" protes Alif.
"Hmm... Ya.. hitu gayak fiasanga" jawab Haris sambil mengunyah.
"Kalo makan tuh, jangan sambil ngomong" tegur Alif.
"Hehe... Iya, maap" jawab Haris.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar seseorang mengetuk pintu. Mama Alif bangkit dari duduknya. Hendak membukakan pintu.
"Aku aja, Ma" Alif bangkit dan berjalan menuju ruang tamu.
Alif membuka pintu. Didapatinya seorang wanita dengan rok selutut sedang tersenyum padanya.

***

Lia duduk santau dibalkon. Memandang suasana malam hari indah. Kendaraan berlalu lalang. Dengan cahaya lampu yang menerangi.
Lia ditemani udara malam yang dingin dan secangkir teh hangat. Lia termenung.
Drrrtt... Drrrtt...
Ponsel Lia berdering. Diliriknya ponsel yang ada disampingnya. Panggilan video dari Nita. Lia mengangkatnya. Terlihat wajah seorang gadis berhijab coklat dengan pakaian yang rapi.
📱Nita: Halo say--
📱Lia: Assalamualaikum...
📱Nita: Eh, Wa alaikum salam. Hehe... Sorry lupa.
📱Lia: Kebiasaan, sih. Eh, tumben rapi. Mau kemana?
📱Nita: Mau makan diluar. Anniversary nya Mama-Papa.
📱Lia: Ooh... Eh, Nit. Gue mau cerita, nih.
📱Nita: Cerita apa?
📱Lia: Tadi, kan abis kelas gue ke perpus,
📱Nita: Terus?
📱Lia: Gue denger suara orang baca al quran. Tapi waktu dicari, ilang. Terus ada lagi, terus ilang lagi.
📱Nita: Salah denger kali.
📱Lia: Bisa jadi, sih. Tapi--
"Sayang, udah yu, telponannya. Kita mau berangkat, nih" kata seorang wanita dari seberang telepon. Ya, itu Mama Nita. Nita mengangguk.
📱Nita: Udahan dulu, ya. Assalamualaikum...
📱Lia: Wa alaikum salam.
Lia memutus sambungan telefon. Kemudian meletakkan ponselnya kembali. Dan kembali merenung.



Cinta Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang