6

622 120 10
                                    

Airine POV

Tidak terasa 2 tahun sudah aku berteman dengan Egi. Dia selalu bercerita kesehariannya, bahkan pernah dia bercerita denganku sambil menangis. Aku tau Egi sangat rapuh saat ini, aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. Pernah seketika Egi mengajakku menemui mamanya. Saat aku berada di rumahnya, Egi sangat jauh berbeda saat dia di luar. Dia adalah anak baik bagi mamanya, tapi sayang mamanya hanya menganggap dia sebagai adiknya.

Egi pernah menyampaikan sesuatu padaku, bahwa dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Tapi dia tidak bisa melakukan itu karna tidak mau sampai mamanya malah membenci dirinya. Aku juga ikut sedih melihat Egi yang selalu mengharapkan mamanya memanggil namanya sendiri. Bahkan jika mamanya memarahi Egi karna satu kesalahan, nama yang pertama disebut mamanya adalah namanya sendiri. Mamanya selalu menyalahkan Egi dan bahkan mamanya sangat membela adiknya. Setelah Egi mendengar dirinya disalahkan lagi, dia akan menangis setelah itu dan saat itulah aku ada disampingnya. Aku tau bahwa dia sangat rapuh saat itu. Aku selalu menyuruhnya untuk mengakui semuanya kepada mamanya, tapi dia selalu berkata.

'Aku gak mau bikin mama kecewa dengan aku mengaku sebagai Egi. Selama ini aku cukup bahagia melihat mama menganggap diriku walaupun sebagai adikku. Itu sudah cukup untukku'

Airine POV End

Egi sekarang berada di rumah sakit tempat mamanya dirawat. Sejak seminggu yang lalu mamanya masuk rumah sakit karna penyakit yang dideritanya. Egi setiap hari akan selalu datang ditemani Airine.

Akhir-akhir ini Airine selalu bersama Egi. Awalnya Egi mengira bahwa Airine mendekati dirinya hanya rasa kasihan. Tapi semua itu tidak seperti yang dia pikirkan selama ini. Egi sempat bingung kenapa dia tiba-tiba punya perasaan dengan temannya ini.

Sekarang Egi dan Airine sedang berada di kantin yang ada di rumah sakit tersebut. Airine mengajak Egi untuk makan disana karna sejak tadi pagi dia beljm makan sama sekali. Airine takut Egi melupakan kesehatannya hanya untuk menjaga mamanya.

"Sekarang kamu makan ya. Jika kamu mau mama sembuh, kamu harus jaga kesehatan kamu biar bisa selalu ada disamping mama" ucap Airine sambil mendorong piring yang berisikan nasi goreng kepada Egi.

"Makasih ya sudah selalu ada buat aku selama 2 tahun ini. Kamu selalu ada di sampingku saat aku membutuhkan seseorang untuk menguatkan diriku"

"Itulah gunanya teman, Egi"

Egi kemudian memberikan senyumnya kepada Airine dan kemudian mereka kembali terdiam sampai beberapa menit kemudian akhirnya Egi kembali angkat bicara.

"Airine, aku boleh ngomong sesuatu gak?"

"Boleh kok. Tumben banget pake izin segala"

"Gini Rin. Aku cuman mau jujur sama kamu. Selama 2 tahun ini kamu selalu ada kan buat aku. Selalu nguatin aku, memberiku semangat, bahkan kau juga tidak membiarkanku untuk menyerah menghadapi semua ini. Aku tau kalau ini bakal jadi hal yang janggal untuk kita berdua. Tapi aku kayaknya gak bisa lagi mendam perasaan ini lagi. Kamu tahukan hari pertama kamu datang ke hidupku. Itu rasanya seperti aku telah menemukan pelangiku, karna sebelumnya aku terlalu lama terjebak dalam hujan yang sangat deras. Kamu datang bagaikan pelangi saat itu, bahkan aku merasa sangat nyaman saat kamu selalu ada di disamping" Egi menghela nafas dan kemudian menggenggam tangan Airine dengan lembut sambil menatap matanya.

"Airine, kamu mau kan jalanin ini semua sama aku. Aku hanya ingin kau menjadi yang pertama dan terakhir untukku. Maukah kamu menikah denganku"

TBC

Pelangi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang