E {emergent}

327 53 8
                                    

Sudah semalam Sehun duduk di samping tempat tidur Irene, sudah selama itu pula Irene tak membuka matanya. Terhitung sejak pingsan siang kemarin Irene masih belum sadar, entah karena efek obat atau menang dia kelelahan.

Sehun menyeka keringat di dahi Irene, Irene tampak mengernyit di tengah tidurnya seperti seorang anak kecil yang bermimpi buruk.

"Di lihat bagaimanapun, kalian benar benar mirip, Joohyun aku jelas ingat kau pergi di dalam dekapanku aku melihatmu di makamkan tapi kenapa hatiku terasa menolaknya" Sehun menggenggam tangan Irene yang masih dingin itu.

"Apa kau sungguh bukan Joohyun ? Kalian terlalu mirip" sudut mata Sehun mulai berair, otaknya tak bisa mengontrol perasaan aneh dalam dirinya, yang muncul begitu saja ia menolak psesuatu yang sudah mulai menguasai hatinya.

Melihat Irene membuatnya kembali ingat Joohyun setiap sudut wajahnya terlalu mirip. Tangannya mengusap pipi Irene lembut tepat di ruam kemerahan bekas tamparan ayahnya kemarin. Sehun geram bukan main jika mengingat nya

Entah dorongan darimana wajah Sehun bergerak mendekat pada wajah Irene yang masih memejam, ia berhenti tepat di bagian kening gadis itu dan mengecupnya untuk beberapa saat. Penuh kasih

Sehun kembali duduk dan melirik jam di pergelangan tangannya, ini sudah pukul 3 pagi, kepalanya sedikit pening karena baru tertidur 2 jam itupun dengan terududuk.

Sehun bisa saja meninggalkan Irene, karena semalam Jacob datang, untuk menemani Irene, tapi ia ingat jika adiknya Irene juga Jinyoung pagi nanti  harus ke kampus, ia tak tega membuat seorang mahasiswa tingkat akhir bergadang. Jadi ia memaksakan dirinya untuk menemani Irene, ia takut jika sewaktu-waktu ayahnya Irene datang, dan membawa irena. seorang ayah yang tak pantas di sebut ayah sebenarnya.

Sehun menghela nafasnya mengingat ucapan lantang di taman rumah sakit kemarin, "kenapa aku berbicara seperti itu, ah sial " dengan rasa kantuk yang sudah tak bisa Sehun tahan akhirnya ia menyadarkan kepalanya pada tempat tidur. Masih dengar menggenggam erat tangan Irene

"Andai saja yang ada disini itu kau sayang".
.
.
.
.
.

Irene terbangun dengan kepala yang berdenyut hebat jangan lupakan nyeri di ulu hatinya membuatnya meringis saat akan duduk

Butuh usaha untuk Irene bisa duduk dan bersandar pada bantal, matanya yang baru membuka setelah tak sadar lama tertuju pada tangan kanannya. Irene mengerjapkan matanya beberapa kali takut jika ia berhalusinasi atau sebagainya.

 Irene mengerjapkan matanya beberapa kali takut jika ia berhalusinasi atau sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan kirinya mencubit pipinya cukup kuat membuatnya mengaduh.

"Ah sial ku fikir mimpi " irene mengelus Elus pipi kirinya yang ia cubit sendiri tadi. Tangan Irene terulur menyentuh kepala Sehun dan mengusapnya beberapa kali,  yang masih tidur dengan memegang tangannya

Sudut bibirnya terangkat menciptakan senyum hangat yang jarang sekali Irene tunjukan pada siapapun. Ada sesuatu yang muncul dalam dirinya perasaan hangat yang menjalar ke seluruh hatinya

When I See You Again (Sehun Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang