"Noona ."
"Noona... "
"Nonaaaaaa..."
Irene tersentak dari lamunannya saat pundaknya di tepuk pelan dari samping.
Jacob yang menepuk pundak Irene hanya menatapnya bingung tak biasanya Kakak kesayangannya ini melamun sampai seperti ini. Terutama saat menyeduh teh dengan air hangat.
"Eoh wae jacob ?"
"Kau baik baik saja kan Noona ?"
"Hmm wae" Irene hampir menjerit saat melihat air panas yang sedang ia tuangkan ke dalam gelas rupanya malah meluap dari dalamnya dan nyaris tumpah pada tangannya.
"Ah maaf aku sedang hilang fokus, aku baik-baik saja mau ku buatkan kopi ? Kau mau sarapan dengan apa ? Ah kemarin aku membeli sereal kau mau ku buatkan ?"
Irene mengalihkan pembicaraan dan berjalan ke pojok ruangan untuk mengambil lap meja sebelum semuanya tambah parah, dan ia malas membersihkannya nanti.
Jacob mengekor di belakang kakaknya dan menarik pundak irene dari belakang sedikit dengan paksaan menuntun Irene untuk duduk di meja makan yang masih kosong tanpa ada menu sarapan.
"Hei hei tak sopan aku ini kakakmu bukan adikmu" Jacob hanya tersenyum manis dan menuangkan teh yang sempat Irene buat tadi ke dalam dua cangkir untuk mereka masing - masing.
Jacob duduk berhadapan dan menyesap teh secara perlahan menikmati suasana pagi dengan tenang setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kau ini kenapa sih ? Jika lapar aku buatkan sereal"
"Noona yang kenapa bukannya aku" Jacob meletakan gelasnya pada piring kecil di hadapannya lalu menopang dagu menatap Irene dengan penuh pertanyaan
"Jangan coba mengalihkan pembicaraan Noona tidak bisa bohong padaku"
Belum bicara saja Irene sudah di ancam duluan, ia sendiri saja tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya.
"Aku tidak tahu hanya fikiranku sedang teralihkan. Saja" Irene mundur dan bersandar pada sandaran kursi menatap kosong ke arah jendela di belakang Jacob ia bisa melihat taman belakang rumah mereka darisana, dimana bunga bunga yang ibunya tanam bermekaran di rumah kaca yang di bangun ayahnya dulu.
Tempat mereka berempat dulu menghabiskan sisa akhir pekan dengan bersenda gurau kenangan manis yang sulit di lupakan.
"Kau melamun lagi Noona, " Irene tersdar dan hanya tersenyum singkat
"Apa kau masih memikirkan perkataan abeoji tempo hari ? Atau memikirkan junmyeon "
"Tidak Sudi aku memikirkan lelaki brengsek seperti mereka itu" Irene melempar lap meja ke dalam tong sampah di pojok ruangan dalam sekali lemparan masuk sempurna.
"Ini baru noonaku" Irene terkejut kaget saat Jacob tersenyum dan mengusap rambutnya. Ini seperti dirinya jika sedang menghibur Jacob saat kecil Saja.
"Kau sudah dewasa yah cob berani sekali menyentuh kepalaku dengan tanganmu yang belum mandi itu" Irene berteriak heboh saat sadar jika Jacob belum mandi dan masih bau tempat tidur tapi menyentuh rambutnya yang baru selesai di cuci pagi ini.
"Hahaha maaf Noona aku sudah cuci tangan ko, jadi ayo kembali. Ke topik pembicaraan kita. Kau kenapa ?"
Irene kembali diam ia sebenarnya bukan tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan tapi ia sedikit malu saja, dan belum yakin sepenuhnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan Sehun Hyung?"
Tatapan tajam mata Irene membuat sudut bibir Jacob terangkat sedikit,
KAMU SEDANG MEMBACA
When I See You Again (Sehun Irene)
Fanfic"aku tak menyangka bisa melihat sosok dirimu lagi meski tidak dalam raga yang sama" •Squel Hug Me•