Author's POV
Seorang laki-laki berjalan melewati lorong rumah sakit, satu-persatu kamar pasien ia lewati.
Setiap dia berpapasan dengan para pekerja rumah sakit maupun para pasien, mereka langsung menjauh dari jalannya dengan ekspresi ketakutan.
Mereka takut bukan karena wajahnya. Wajahnya justru bisa saja menduduki peringkat tertinggi laki-laki yang diinginkan semua perempuan! Terutama rambutnya yang berwarna emas serta kulitnya yang halus dan lembut!
Yang membuat mereka ketakutan adalah matanya. Matanya berwarna merah darah!
Laki-laki itu terus berjalan mengabaikan tatapan semua orang sambil menyelusuri lorong rumah sakit untuk mencari ruangan yang ia tujukan.
Meanwhile
Essil's POV
Walaupun sudah 3 hari aku tinggal disini, namun aku masih belum mengetahui apa-apa tentang dunia ini. Bahkan aku masih belum memiliki informasi tentang keluargaku yang di dunia ini(?). Tapi, satu hal yang aku ketahui. Aku bereinkarnasi ke dunia lain. Tapi, aku bereinkarnasi ketubuh orang lain yang memiliki wajah dan nama yang sama. Hanya nama depan saja yang sama.
Aku sudah mengetahui orang tuaku didunia ini, dan kurasa mereka tidak terlalu buruk. Tapi, yang membuat pikiranku mengganjal adalah, orang yang akan datang untuk menjagaku. Dari informasi mereka, orang yang akan datang untuk menjagaku adalah Aiden.
Mereka tak memberitahuku, siapa Aiden? Lalu, bagaimana penampilannya? Dan, bagaimana sikapnya? Mereka tak memberitahuku sama sekali.
Apalagi, saat ibuku memberitahu bahwa Aiden yang akan menjagaku, seketika ekspresi ayah berubah khawatir. Apakah sikapnya buruk?
Aku sungguh kekurangan informasi!
Aku menghela napas. Pikiranku sangat rumit.
"Ada apa, Nona? "
Aku tersadar dari pikiranku dan mengalihkan pandanganku ke pria paruh baya yang sebelumnya saat pertama kali aku membuka mataku disini.
Pria paruh baya itu datang ke ruanganku untuk melakukan pemeriksaan.
Aku menggeleng kecil atas jawabannya.
Tiba-tiba aku mendapatkan ide.
Itu dia! Aku bisa mendapatkan informasi darinya!
"Eum... Permisi? Bolehkah saya bertanya? " Tanyaku padanya.
"Anda tidak perlu terlalu formal kepada saya, Nona " Balasnya dengan gagap.
"Saya akan berhenti jika anda juga berhenti. " Ucapku dengan keras kepala.
Prinsipku memang seperti itu. Aku akan bersikap sopan jika orang itu bersikap sopan juga, begitu pun dengan sebaliknya.
Sepertinya keras kepalaku membuat dia kesulitan.
Sesulit itu 'kah?
"Kalo begitu, saya tidak akan berhenti. " Putusnya setelah menyerah.
"Begitu pun dengan saya. "
"Jadi? Apa yang ingin anda tanyakan? "
"Beritahu pada saya, semua hal tentang keluarga saya. "
Saatnya menggali informasi!
Dia berpikir untuk menentukan apakah dia akan memberitahu atau tidak!
"Mungkin terlalu lama untuk anda bisa mengingat semuanya. Saya tidak tau apakah informasi dari saya akan membantu Anda atau tidak. "
"Sangat! Anda akan sangat membantu saya! " Seruku dengan antusias.
Untuk memulai ceritanya, pria paruh baya itu duduk untuk mengamankan dirinya.
"Kedua orang tua anda, adalah seorang yang bukan dari kalangan biasa. Dengan kata lain, orang tua anda memiliki kekuasaan yang tak bisa diganggu oleh orang biasa maupun orang penguasa lainnya. "
"Keluarga anda, sudah menduduki orang yang berpengaruh selama beberapa dekade. "
"Bahkan, meskipun rumah sakit kami memiliki fasilitas yang lengkap, kami merasa rumah sakit kami belum memberikan yang terbaik untuk keluarga anda. "
Ruangan yang nyaman, serta kedap suara, pemandangan yang indah, ada hiburan yang menghiburkan (Read: Televisi), ruangan yang luas, dan itu bahkan belum memberikan yang terbaik?!
Aku mendengarkannya dengan seksama, dan semakin banyak pula informasi yang kudapatkan darinya.
Aku mengangguk mengerti dan menenggelamkan pikiranku.
"Apa anda tau, semua anggota keluarga saya? "
Ini dia! Aku bertanya langsung pada intinya! Siapa tau aku mendapatkan informasi orang yang bernama 'Aiden' ini!
Pria itu tersenyum, lalu berkata, "meskipun anda bertanya pada orang lain, mereka juga sudah pasti akan mengetahuinya. "
"Ayah anda, adalah pengusaha terjaya selama beberapa dekade, tak ada yang pengusaha lainnya yang bisa menurunkan pangkat perusahaannya. "
"Lalu... Ibu anda, adalah seseorang yang tidak bisa diganggu. Intinya, kedua orang tua anda masuk ke nominasi keluarga yang tidak boleh diprovokasi! "
"Tapi... "
Perkataannya terhenti yang diiringi dengan ekspresi wajah yang sulit dijelaskan.
"Ada apa? " Tanyaku.
"Sebelum itu, saya minta maaf jika perkataan saya membuat perasaan anda menjadi tak nyaman. "
Aku menaikkan alisku bingung.
Seperti ia akan mengatakan sesuatu yang buruk saja.
"Sebelumnya, saya tidak pernah mengetahui atau mendengar bahwa mereka mempunyai anak perempuan. " Ucapnya. Aku terkejut.
Jika mereka memang terkenal, lalu, kenapa orang lain tak mengetahui keberadaan putrinya (Read: Essil)!?
Apakah didunia ini, aku adalah anak haram atau semacamnya?
Jika itu memang benar, maka tak heran orang lain tak mengetahui keberadaanku!
Tapi, untuk sebatas anak haram, mereka memperlakukanku dengan baik?
Sepertinya masih banyak lagi yang harus aku ketahui.
"Lalu? Apakah ada anggota lainnya? "
"Y- "
Ceklek~
Ucapan pria paruh baya itu terpotong dikala seseorang membuka pintu.
Mendengar pintu terbuka, kami berdua mengalihkan pandangan kearah pintu.
Pria paruh baya yang sebelumnya duduk itu langsung beranjak dari duduknya dengan ekspresi wajahnya yang tegang.
"T-tuan muda! "
Aku yang terkejut dengan tingkah lakunya yang secara tiba-tiba, kebingungan. Tapi, rasa bingungku lebih kearah orang yang baru saja membuka pintu ruangan.
"Siapa? " Tanyaku.
Seakan-akan aku mengatakan sesuatu yang salah, pria paruh baya itu berbalik kearahku dengan ketakutan.
"N-nona, d-dia Aiden... Kakak anda! " Jelasnya dengan kaku.
Aku menatap kearahnya, orang yang dia maksud, Aiden.
Orang yang bernama Aiden itu tetap berdiri didepan pintu.
Rambutnya yang berwarna emas, matanya yang berwarna merah darah, dan dengan ekspresi wajahnya yang sedingin es.
Jadi? Dia 'kah Aiden?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Reincarnated To The Modern World
Fiksi PenggemarEssil La Ferik, seorang putri yang terlahir dikeluarga Duke terpandang. Namun meskipun begitu, kehidupannya sangat memprihatinkan. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Ayahnya mengabaikan dirinya karena menganggap bahwa kematian Duchess adalah kesa...