Sudah 3 hari sejak aku terbangun dari sebelumnya, dan selama itu aku belum diizinkan untuk bangun dari kasurku, meskipun keadaanku sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini aku sedang duduk seperti biasa seraya menatap keluar jendela. Terkadang juga mataku mengitari seluruh ruangan yang aku tempati. Melihat keseluruh pelosok setiap dinding. Banyak barang-barang yang tidak aku ketahui dari nama maupun fungsinya.
Contohnya seperti beberapa selang yang menempel ditanganku yang disambungkan ke sebuah kotak layar. Kotak layar yang tidak aku ketahui namanya selalu menggambarkan semacam gelombang, yang entah mengapa gelombang itu berfungsi setiap detak jantungku berdetak.
Selain barang-barang yang tidak kuketahui, ada beberapa orang yang tidak kuketahui juga.
Salah satunya adalah perempuan sebelumnya yang mengaku bahwa ia adalah ibuku, lalu seorang pria beberapa hari yang lalu ada disampingku yang sedang sibuk mengupas apel ditangannya.
"Apakah kau tidak merasa bosan menghabiskan waktumu hanya dengan menatap keluar jendela? " Ucapnya memecahkan keheningan seraya meletakkan apel yang telah dikupas nya ke piring yang telah tersedia.
Menurutmu siapa orang yang menjebakku untuk tetap di dalam ruangan?!
Aku hanya menatapnya dengan datar. Laki-laki itu menghela dan beranjak dari kursinya, lalu menghampiri meja panjang yang didepanku dan meraih sebuah kotak persegi panjang yang disertai dengan banyak tombol.
Setelah memegang benda kotak persegi panjang itu, dia memencet sebuah tombol yang ia arahkan ke layar dan menampilkan gambar seseorang yang bergerak.
Aku membulatkan mataku melihat itu. Gambar itu bergerak! Padahal sebelumnya hanya ada gambar warna hitam saja! Aku pikir kotak persegi panjang itu hanyalah pajangan belaka!
Tak henti-hentinya aku terkejut setelah aku terbangun di dunia ini.
Setelah sadar dengan kekagumanku, aku bertanya.
"Apa itu? Kenapa didalam layar itu ada seseorang? Apakah orang itu terjebak didalam layar? "
Laki-laki itu menatapku dengan curiga.
'Apa? Apakah pertanyaanku salah? '
"Ada apa denganmu? Kau bertanya seperti itu seakan kau belum pernah melihatnya sama sekali. "
Memang belum pernah!
Dia menghela seraya memijit kepalanya, lalu berkata "seandainya bukan karena amnesia sementaramu, mungkin aku akan memanggil seseorang untuk menjawab pertanyaanmu. Aku tidak pandai dalam menjelaskan, tapi kesimpulannya ini adalah Televisi. "
Aku mengalihkan pandanganku kearah kotak persegi panjang yang laki-laki itu pegang.
Dia yang mengerti lalu menjelaskan lagi, "ini adalah remote televisi, kegunaannya untuk mengontrol saluran televisi. "
Aku mengangguk, meskipun diriku masih belum sepenuhnya mengerti.
Dia benar-benar buruk dalam menjelaskan sesuatu!
Tak ada pertanyaan lagi, laki-laki itu kembali ke kursinya semula. Banyak saluran televisi yang membuatku tertegun! Luar biasa! Jika benda itu ada di duniaku, para bangsawan muda yang belum menikah pasti akan memilih untuk mengurung diri di kediaman mereka!
Sungguh menghiburkan!
Disela-sela hiburan kami, pintu terbuka sehingga menarik perhatian kami berdua.
Itu adalah Ellis Laurent Kahn, ibuku!
Entah mengapa aku sudah menerima dirinya sebagai ibuku.
Dia datang dengan pakaiannya yang rapi. Meskipun sudah 3 hari aku tinggal disini, melihat ibuku memakai pakaian yang tidak seperti bangsawan namun terlihat elegan, cantik dan berwibawa.
"Arsene, sepertinya kita berdua harus pergi mengurusi beberapa proposal. " Ucapnya yang mengalihkan pandangannya ke laki-laki yang selama ini ada disampingku.
Ada tampak tak suka diwajahnya seraya menggaruk kepalanya kasar, lalu menjawab.
"Mengapa harus sekarang? Tidakkah kamu lihat putriku sedang membutuhkanku saat ini? "
"Perusahaanmu lebih membutuhkanmu saat ini. Apa kau mau menelantarkan perusahaan yang sudah kau bangun dengan usahamu sendiri? "
"Tidak bisakah kamu menggantikanku untuk sementara ini? " Ucapnya yang masih merasa enggan untuk pergi.
Ya, dia ayahku, Arsene Delvin Kahn.
Meskipun dia statusnya sebagai ayahku, aku masih belum terbiasa untuk menerimanya, bahkan aku belum pernah memanggilnya dengan sebutan Ayah! Bukan berarti aku membencinya, dia bahkan 100× lebih baik dibandingkan ayahku yang di kehidupanku sebelumnya! Hanya saja, aku belum terbiasa memanggil ayah dengan sebutan "ayah”! Aku tidak punya pengalaman!
Jujur, paras wajahnya bisa saja menggetarkan seluruh bangsawan. Bahkan kemungkinannya para bangsawan akan mengirimkan surat lamaran untuk putrinya. Memiliki calon menantu dengan wajah tampan itu adalah sesuatu yang bagus!
Itu pun jika dia 15 tahun lebih muda untuk menikahi putri mereka.
"Aku bisa, tapi perusahaan itu milikmu. Sudah seharusnya pemilik perusahaan yang harus pergi! "
"Lalu bagaimana dengan Essil? " Tanyanya dengan cemas seraya melirik kearahku.
Sebenarnya aku tak keberatan untuk ditinggal sendirian. Tapi, meskipun aku berkata begitu, mereka pasti akan menolaknya.
"Aku sudah mengabari Aiden untuk menjaganya. "
"Anak itu? Kamu yakin, Ellis? " Tanyanya tak percaya, dan dibalas anggukan dari ibu.
Ada sedikit kekhawatiran diwajahnya.
Ada apa? Apakah itu sesuatu yang buruk? Lalu, siapa Aiden?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Reincarnated To The Modern World
Fiksi PenggemarEssil La Ferik, seorang putri yang terlahir dikeluarga Duke terpandang. Namun meskipun begitu, kehidupannya sangat memprihatinkan. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Ayahnya mengabaikan dirinya karena menganggap bahwa kematian Duchess adalah kesa...