Genre : ROMANCE, HURT/COMFORT, ANGST
Hari demi hari Singto lalui dengan mencari keberadaan Krist, Singto percaya bahwa dia akan menemukan Krist, dia tidak akan berputus-asa sebelum mendapatkan kejelasan dari semua yang terjadi secara tiba-tiba dalam hidupnya.
Sepertinya Tuhan mengabulkan permintaannya, tepat lima bulan dirinya mencari dia mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal yang mengajaknya untuk bertemu dan membicarakan tentang orang yang selama ini dia cari, Krist sang teller bank yang memiliki senyum semanis madu.
Singto sudah berada di salah satu cafe tempatnya janjian dengan sang pengirim pesan, saat Singto sedang asik menyesap kopi hangatnya dengan hidmat tiba-tiba ada seseorang yang duduk tepat di kursi kosong yang berada di depannya.
Singto mengenali aroma parfum ini, meski berbulan-bulan tidak bertemu tidak bisa membuat Singto lupa akan semua yang berhubungan dengannya.
Singto terpaku saat menatap orang yang duduk di depannya, dia seakan kehilangan segala bentuk macam ekspresi di wajahnya.
“Hai....”
Sapaan yang berasal dari orang yang dia rindukan membuatnya kembali tersadar, membuat otaknya kembali berpikir bahwa apa yang terjadi hari ini sebuah kenyataan, Krist seseorang yang dirindukan berbulan-bulan kini kembali hadir dalam hidupnya dengan perawakan yang semakin menawan dan pesona yang semakin membuat Singto terjatuh di dalamnya.
“K-krist,” ucap Singto gugup, entah kenapa suaranya menjadi kaku dan degupan jantungnya semakin berdebar, mungkin efek lama tidak bertemu dan kerinduan yang tersimpan di hati.
“Apa kabar phi Singto?” Krist bertanya dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya. “Aku berharap phi Singto baik-baik saja.”
Singto tersenyum pahit. “Aku tidak baik-baik saja sejak kamu menghilang secara tiba-tiba Krist.” Singto mengela napas lelah dan menjatuhkan tatapannya tepat di kedua mata Krist yang begitu bening terpancar. “Tapi untuk hari ini, aku sangat baik, karena hadirmu kembali.”
Krist tersenyum menanggapi jawaban Singto yang terkesan cheesy, Singto yang melihat senyum dari Krist semakin merasa bahagia setidaknya kalimatnya bisa mengundang senyuman manis dari pria yang dia tunggu selama ini kehadirannya.
“Apa kamu tidak mau memesan sesuatu?” tanya Singto karena sedari tadi Krist hanya melihatnya makan tanpa ada niatan untuk memesan.
Krist menggeleng pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Singto sedangkan Singto yang melihat Krist menggelengkan kepalanya hanya bisa mengangguk pertanda ia mengerti, mungkin Krist sudah sarapan sebelum menemuinya.
“Ayo kita jalan-jalan setelah phi Singto selesai makan.”
Singto mengangguk mengiyakan ajakan Krist, belum pernah ‘kan dia menghabiskan waktu bersama pujaannya, dari pertama mereka bertemu sampai sebelum Krist menghilang tidak pernah lelaki manis itu berinisiatif mengajaknya pergi jalan-jalan berdua, selalu dirinya yang memulai, jadi selama ada kesempatan Singto tidak akan menyia-nyiakannya.
Namun tanpa Singto sadari ada seorang wanita yang baru saja memasuki kafe untuk mencarinya tepat setelah dia melangkahkan kakinya keluar bersama Krist sang pujaan yang selama ini dia rindukan kehadirannya.
*****
Tanpa terasa mereka sudah seharian menghabiskan waktu berdua, mulai dari berjalan santai di taman, makan siang di streetfood bahkan mengunjngi wahana permainan, hingga sore menjelang ‘pun tidak membuat mereka lelah bahkan kini mereka berjalan menyusuri jalan dengan saling bergandengan tangan, entah siapa yang memulai untuk saling menggenggam tangan masing-masing, tetapi yang jelas intusi mereka saling menemukan dengan sendirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Krist
FanfictionSingto tidak menyangka, kartu ATM yang hilang membawanya pada Krist. Pria yang membuatnya jatuh sejak awal jumpa. Segala alasan dilakukan untuk mendekatinya. Hingga suatu hari, Krist hilang tanpa kabar. Singto yang frustasi mencoba untuk mencari. J...