Genre : CRIME
Singto terlihat begitu frustasi dan seperti tak memiliki semangat hidup saat sekembalinya ia ke kantor.
"Kau baik-baik saja Sing?" tanya Off pada Singto yang terduduk lesu.
"Dia hilang, dia tidak ada, tiba-tiba saja dia menghilang."
"Maksudmu? Apa yang kau maksud?" tanya Off kebingungan.
"Krist, dia pergi. Tiba-tiba saja dia menghilang dari manapun, rekan kerjanya mengatakan ia sudah resign, bahkan nomor ponsel dan kost tempat tinggalnya kosong, aku tidak bisa menemukannya di mana pun," ucap Singto frustasi.
setetes air mata perlahan membasahi pipinya, Off yang melihat itu merasa iba pada rekan sejawatnya itu, tidak pernah ia lihat Singto serapuh ini karena seseorang.
"Sing, tenanglah. Mungkin ada alasan lain mengapa Krist melakukan ini, kau tenang dulu. Mungkin Krist akan menghubungimu beberapa jam lagi."
Singto mendongak dan menatap Off yang kini menatapnya penuh keyakinan, sebesit harapan muncul di hati Singto, Off ada benarnya, mungkin saja Krist akan menghubunginya dalam beberapa waktu kedepan.
•
•
•
•
•Dengan perasaan gundah Singto terus menatap layar ponselnya, setiap ia mendengar bunyi notifikasi secepat itu pula Singto membukanya berharap ada kabar dari Krist.
Namun, sudah beberapa jam berlalu tetap saja tidak ada satupun kabar dari Krist, nomornya bahkan sama sekali tidak dapat di hubungi.
Singto mengerang frustasi, ia benar-benar merasa kehilangan Krist, jika memang Krist tidak menyukainya, pria itu bisa mengatakan pada Singto, Singto akan mengerti dan menjauhinya, Krist tidak perlu sampai menghilang tanpa jejak seperti ini jika ia memang terganggu oleh kehadiran Singto.
Singto benar-benar lelah, tubuh dan raganya ia paksa bekerja keras hari ini, walaupun ia tahu kemungkinan itu amat sangat kecil, namun Singto masih saja berharap jika Krist akan menghubunginya besok.
"Terimaksih," ucap Singto pada pemilik kost-an tempat Krist tinggal.
Singto menatap kamar berukuran 4x5 mtr itu dengan hampa, tangannya terulur untuk menyalakan lampu, tidak ada yang aneh bahkan istimewa, kamar ini kosong dan bersih seperti di tinggal pemiliknya pada umumnya.
"Sebenarnya kau dimana Krist," ucap Singto lirih.
•
•
•
•
•"Kenapa kau tidak masuk kerja kemarin?" tanya Off begitu melihat kehadiran Singto.
"Aku pergi mencari Krist."
"Sing, kau tidak harus melakukan ini," ucap Off pelan, ia takut menyakiti hati Singto dan membuat temannya itu tersinggung.
Singto mengerenyitkan alisnya dan menatap bingung kearah Off, "Apa maksudmu?"
"Maksudku, untuk apa kau membuang waktumu untuk Krist? Bisa saja saat ini ia sedang bersenang-senang dengan orang lain dan melupakanmu atau bahkan tengah menghabiskan waktu bersama kekas-" ucapan Off terpotong saat tiba-tiba saja Singto sudah menarik kerah bajunya. Raut kemarahan tercetak dengan jelas di wajahnya.
"Jaga bicara sembarangan Off, Krist bukan orang yang seperti itu!" Marah Singto.
"Wow, santai Sing. Kau baru mengenalnya beberapa hari dan kau lebih membelanya dibandingkan aku, aku tidak bermaksud buruk padamu kawan, tapi aku hanya tidak ingin kau menangisi hal yang sia-sia." Singto melepaskan cengkraman pada Off dengan kasar, untung kantor masih sepi karena hari masih begitu pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Krist
FanfictionSingto tidak menyangka, kartu ATM yang hilang membawanya pada Krist. Pria yang membuatnya jatuh sejak awal jumpa. Segala alasan dilakukan untuk mendekatinya. Hingga suatu hari, Krist hilang tanpa kabar. Singto yang frustasi mencoba untuk mencari. J...