Versi Tiga

528 63 15
                                        


GENRE : FLUFF


Dua minggu berlalu begitu cepat,  pria tampan yang tak lain adalah Singto masih terus memikirkan bagaimana supaya ia bisa bertemu dengan Krist lagi.

Coba kalian bayangkan, jika seseorang yang sedang jatuh cinta tetapi tiba-tiba orang yang dicintainya itu pergi menghilang tanpa kabar bagaimana?

Akankah sakit? Perih ataukah sedih?

Itu semua bisa dirasakan pada pria tampan itu, ia mencari Krist seperti mencari anak kecil yang hilang. Rumah, tempat kerja bahkan beberapa tempat yang mungkin Krist kunjungi sudah ia cari. Tetapi hasilnya nihil.

Bayang-bayang wajah Krist yang tersenyum membuatnya seketika salah tingkah dan tersenyum juga, sampai ia tak sadar bahwa sahabatnya berdiri tepat di sebelah meja kerjanya.

"Sing, kau kenapa tersenyum seperti itu?"

"Hah? Tidak"

"Kau gila?"

"Jaga ucapanmu ya Off, aku tidak gila"

"Lalu kenapa tersenyum seperti orang gila? Jangan-jangan kau kesurupan hantu di kantor ini" balas Off melenggang pergi sambil tertawa.

"Hei sialan kau Off"

Beruntungnya saat ini jam istirahat, ia bisa leluasa sejenak sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Sing, ada paket untukmu" ucap seorang teman kerjanya.

"Terima kasih"

Ia mengernyitkan dahinya menatap paket didepan matanya. Tak lama kemudian ia membukanya dan muncul secarik kertas dan karangan bunga mini dari kertas.

Saat ia membaca surat itu, tiba-tiba dirinya terkejut oleh kata-kata yang tersirat didalamnya.

Selamat siang, semoga harimu menyenangkan ❤

•K•

Ini adalah surat dan bunga ketiga sejak hari kemarin, ia heran siapa yang mengirimkannya seperti ini. Untaian kata singkat yang selalu membuatnya tersenyum dan semangat setiap harinya. Seketika itu ia tersenyum senang, siapapun pengirim yang mengiriminya ini ia sangat berterima kasih karena telah membuat harinya penuh semangat.

Tetapi ia semakin heran kala mengingat pengirim surat itu selalu membubuhkan tulisan •K•, entah itu apa artinya yang pasti mungkin itu inisial pengirimnya.

Off yang sudah duduk di meja nya mengernyitkan dahinya melihat sahabatnya tidak henti-hentinya tersenyum. Tetapi tak apa, mungkin ia akan melupakan Krist yang menghilang daripada terus murung tak jelas.

"Siapapun dirimu aku akan tetap menyimpan ini. Semoga suatu saat nanti kita bertemu" ucapnya pelan.

***

Langit sore memancarkan cahaya indahnya, menyelinap masuk melalui cela-cela jendela salah satu ruangan yang Singto tempati, jam menunjukkan pukul 17:00. Ini sudah waktunya pulang, ia meregangkan tangannya kemudian merapikan mejanya, tak lupa ia mematikan komputernya dan bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.

"Sing" panggil Off sahabatnya.

"Ada apa Off?"

"Kau berhutang cerita padaku"

"Maksudmu?"

"Kau seperti orang yang kesurupan Sing"

"Sialan kau Off" balas Singto menggelengkan kepalanya.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya Off yang masih penasaran.

"Nanti aku ceritakan, ayo kita pulang" jawabnya sambil merangkul sahabatnya itu.

"Bagaimana dengan Krist?"

"Aku tak bisa menemukannya Off, aku bingung harus mencarinya kemana lagi"

"Khun Singto" panggil salah satu staff resepsionis kantornya.

"Ada apa?"

"Ada paket untukmu"

Paket lagi untuk yang ke-empat kalinya dalam kurun waktu 3 kali. Ia sempat bingung sebenarnya seseorang yang mengirimkan paket untuknya ini dalam hal apa? Ia juga tidak berulang tahun hari ini.

"Sebenarnya siapa pengirim paket ini?"

"Saya juga kurang tahu Khun, pengirimnya hanya menitipkannya di security"

"Baiklah, terima kasih"

Singto dan Off saling bertatapan penuh tanya, tetapi pria tampan itu hanya mengangkat bahunya acuh. Ia tak mempermasalahkan siapa pengirimnya, tetapi lama-kelamaan ia menjadi penasaran seperti apa seseorang yang mengirimnya.

"Sing, aku rasa setiap hari kau selalu mendapatkan paket. Dari siapa?"

"Entahlah, aku pun tak tahu Off"

"Jadi ini yang membuatmu selalu tersenyum?" Tanya Off sambil menunjuk paket yang dipegang Singto.

"Hah? Ti-tidak"

"Kau tak bisa membohongiku Sing. Ayolah mengaku saja"

Singto menatap kearah Off dengan tatapan tajam, kemudian ia melangkah pergi begitu saja. Off yang melihat sahabatnya tersipu malu membuat ia menyunggingkan bibirnya tersenyum kecil.

***

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa sudah 2 bulan Singto mendapatkan kiriman paket yang berisi berbagai jenis barang yang ia sukai. Dalam sehari ia bisa mendapatkan lebih dari 2 paket dengan kata-kata yang selalu membuatnya tersenyum.

Hari ini cerah, semangat ya.

Aku suka melihatmu tersenyum.

Jangan lupa jaga kesehatan ya.

Kopi itu enak jika diberi susu, diminum ya.

Aku merindukanmu.

Itulah beberapa kata-kata singkat yang pengirim itu tulis, tak lupa selalu membubuhkan satu huruf yang sudah memenuhi otaknya •K•.

Perhatiannya teralihnya kepada pengirim rahasia itu, seharusnya yang Singto pikirkan adalah bagaimana cara menemukan Krist yang entah kemana setelah beberapa bulan ini, tetapi pengirim rahasia itulah yang selalu diotaknya sekarang. Ia seperti layaknya seorang gadis yang sedang dicintai oleh orang populer. Setiap hari selalu merasakan debaran jantung yang kian meluap, ia menjadi khawatir akan sakit jantung nantinya.

Weekend ini Singto sudah bersiap-siap untuk lari keliling komplek rumahnya, ia mengenakan pakaian casual dengan handuk yang melingkar dilehernya serta earphone yang menjadikannya teman untuk ia berlari.

Tidak biasanya suasana pagi ini terasa sepi, tetapi ia sangat menikmati kesendiriannya saat ini. Tiba-tiba saat ia mencapai pertigaan depan gang rumahnya, bahunya terasa ditepuk oleh seseorang dari belakang.

Sontak ia terkejut dan memasang kuda-kuda untuk siap menyerang pelaku yang sudah mengagetkannya, tetapi saat ia menoleh ia lebih terkejut lagi melihat seseorang itu berada dihadapannya. Dengan menggunakan kemeja berwarna biru dan celana pendek putih sedang tersenyum.

"Hai Phi, kita bertemu kembali"

Jantung Singto kembali berlomba-lomba ingin keluar saat melihat Krist berada didepan matanya sambil memberikan sebuah paket berwarna biru dengan gambar love.

End.

Finding KristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang