"Menikahlah dengan-ku!."
Pernyataan itu sukses membuat seorang gadis yang berada disampingnya kebingungan.
"Apa Kamu sedang bercanda?."
"Tidak, Aku bersungguh-sungguh ingin menikahi mu suatu hari nanti."
Gadis itu tertawa sambil menarik lebih kencang sehelai kain yang digunakan untuk menutupi luka laki-laki yang berada disampingnya.
"Aw... Sakit!."
"Kamu masih terlalu kecil untuk mengatakan hal itu."
"Tapi..."
"Aku akan pergi sekarang jadi obati lukamu dengan baik dan satu lagi Aku membantumu karena kasihan bukan karena Aku menyukaimu juga, Jadi ingat itu baik-baik."
"Begitu lah kisah cinta pertamaku dan itu terjadi saat Aku berusia 13 tahun tepat Aku memasuki kelas satu SMP." Ucap Arsya menjelaskan.
"Apa sekarang Kamu pernah bertemu dengannya ?." Tanya Amanda penasaran.
Arsya menggeleng "Tidak, Karena sejak saat itu Dia menghilang."
"Jika suatu saat Kamu bertemu lagi dengannya apa yang akan Kamu lakukan?. " Tanya Amanda.
"Em.." (Mencoba berpikir sejenak)
"Entahlah, mungkin Aku akan menyapanya, Hai!. "Dengan nada yang dibuat-buat.
Amanda terkekeh pelan. "Jika suatu saat Kamu bertemu lagi dengannya dan Dia tumbuh menjadi gadis cantik yang baik pertahankan Dia jangan biarkan Dia menghilang lagi."
"Hey, Apa yang Kamu bicarakan. Aku sangat mencintai-Mu bagaimana bisa Aku berpaling?."
Amanda tersenyum. "Saat melihatmu Aku selalu bersyukur karena Tuhan mengirimkan seseorang sepertimu yang mau menerimaku dengan Tulus walaupun Kamu tau sisa umurku yang tidak lama lagi jadi jika suatu saat Kamu bertemu dengan gadis yang baik, jangan Ragu dan lanjutkan lah hidupmu."
"Manda Tolong jangan bahas ini!."
"Arsya Aku selalu berharap Kamu bahagia jadi jika suatu saat Aku pergi Aku ingin Kamu tetap bahagia. "
Amanda meraih tangan suaminya." Tolong jangan siksa hidupmu dengan kepergian ku nanti karena Aku tidak akan tenang di sana."
"Manda tolong jangan pikirkan hal-hal yang akan membuat kesehatanmu memburuk, sekarang pikirkanlah kesehatan-Mu dan juga bayi kita karena yang terpenting sekarang adalah kalian berdua."
"Mari berjanji untuk terus hidup bahagia apapun yang terjadi kedepannya?." Ucap Amanda sambil mengulurkan jari kelingking nya.
"Manda..." Panggil Arsya lembut sambil menggenggam lembut tangan sang istri.
"Aku tidak akan pernah menjanjikan apapun untukmu, tapi setidaknya aku akan berjanji bahwa Kamu akan tetap ada disini." Ucap Arsya sambil menarik tangan Amanda untuk menyentuh dadanya.
"Hati ini akan selalu berdetak untukmu bahkan jika Kamu tidak ada disini."
Amanda perlahan memeluk suaminya dan menumpahkan segala kesedihan yang menjerat hatinya.
Arsya mengerti bagaimana perasaan istrinya sekarang, perlahan Arsya menepuk lembut punggung Amanda untuk menenangkannya.
Arsya juga merasakan hal yang sama dengan Amanda, namun Arsya harus berusaha tegar didepan Amanda agar bisa menjadi dinding yang kokoh untuk bersandar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie Inside Marriage
Teen FictionSetelah kepergian Amanda tepat dihari kelahiran sang buah hati, Arsya berjuang seorang diri menjadi figur Ayah sekaligus Ibu untuk membesarkan sang buah hati tanpa istri tercinta disampingnya. Hingga takdir mempertemukan Arsya dan Tania dalam sebuah...