Arsya berdiri di samping makam Amanda, sebulan sejak kepergian Amanda, Arsya tidak pernah Absen untuk mengunjungi makam sang istri dengan membawa bunga kesukaan Amanda yaitu bunga Lili putih.
Arsya menaruh bunga lili putih yang sudah dibungkus rapi tepat di samping batu nisan yang terukir nama sang pemilik hatinya.
"Sayang, Aku datang! Hari ini bagaimana kabarmu?."
"Aku dan Anak kita baik-baik saja, Kamu tidak perlu mencemaskan keadaan Kami, Aku berjanji akan merawat anak kita sebaik mungkin seperti janji ku padamu!."
"Apa Kamu kesepian di sana?." Tanya Arsya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kamu tau? semua terasa kosong tanpa Kamu, Aku benar-benar merindukanmu!." Arsya benar-benar tidak bisa menahan air matanya, akhirnya tangisan itu pecah begitu saja.
Padahal Arsya sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis, tapi hatinya tidak bisa berbohong kalau Dia sangat-sangat terluka karena kepergian Amanda.
kepergian Amanda menyisakan luka dalam hatinya.
***
Di lobi terlihat sepasang suami istri memasuki kantor dan berjalan kearah resepsionis.
"Nina, dimana Pak Arsya sekarang?." Tanya Nyonya Lila yang sudah tidak asing lagi di kantor tempat Arsya bekerja.
Bagaimana tidak?, Suami dari Nyonya Lila adalah pemilik perusahaan MK.Group dan juga Ayah kandung dari Arsya yang sekarang memegang jabatan sebagai seorang CEO.
karena memiliki banyak cabang diluar negeri kedua orang tuanya terpaksa tinggal terpisah bersama Arsya.
gadis itu terdiam, bingung harus menjawab apa.
"Nina!." Panggil Nyonya Lila sekali lagi.
"Maaf Buk! Pak Arsya sedang ada meeting diluar kantor." Ucap Nina berbohong.
"Baiklah, tolong hubungi Pak Arsya dan beritahukan Kalau saya dan Pak Malik berada di ruangannya."
"Baik Buk!." Ucap Nina sambil menunduk, memberi hormat kearah Atasannya.
sesaat setelah kepergian Nyonya Lila dan tuan Malik, Nina segera berlari kearah tangga darurat untuk mendahului Nyonya Lila dan Tuan Malik yang memasuki Lift untuk sampai keruangan Arsya.
dengan susah payah dan nafas yang ngos-ngosan Nina berhasil sampai di atas dan segera masuk kedalam Ruangan Arsya.
Terlihat Adit, sekertaris Arsya sedang menemani Marsya bermain.
"Dit, Nyonya sama Tuan Malik ada di kantor dan sebentar lagi mereka bakal keruangan Pak Arsya mending sekarang Lo cepat bawa pergi Marsya keluar sebelum Tuan dan Nyonya ngelihat Marsya." Beritahu Nina.
"Serius Lo?." Tanya Adit tak percaya.
"Gue serius!." Tegas Nina.
"Ya udah, loe bawa Marsya keluar sekarang! biar Gue yang beresin barang-barang ini." Ucap Adit sambil membersihkan barang-barang bekas Marsya bermain.
Nina segera membawa stroller Marsya keluar dari Ruangan Arsya, sesaat setelah itu Adit juga meninggalkan Ruangan Arsya tanpa jejak mencurigakan.
***
"Hallo, Pak Arsya!."
"Ada apa?."
"Maaf pak nyonya Lila dan Tuan Malik sudah tiba dari LA dan sekarang berada di ruangan bapak."
"Apa! Bagaimana bisa, Bukannya Kamu yang mengatur jadwal keberangkatan mereka bulan depan?."
"Maaf Pak, Saya juga tidak tau karena tiba-tiba nyonya dan tuan sudah berada di kantor dan menanyakan keberadaan Bapak."
"Dimana Adit?."
"Dia sedang membawa Marsya keluar Pak, agar nyonya dan Tuan tidak melihat Bayi bapak."
"Baiklah Saya akan segera ke sana!." Ucap Arsya sambil menutup sambungan telponnya.
Arsya benar-benar bingung sekarang, dari mana Dia harus memulai untuk menjelaskan semua nya.
Tentang pernikahannya dan Amanda yang sangat terburu-buru, tanpa persetujuan kedua orang tuanya dan tentang Marsya, bayi kecilnya yang baru saja kehilangan ibunya.
Arsya melakukan itu karena Dia yakin kedua orang tuanya akan menentang keputusannya untuk menikahi Amanda karena penyakit yang diderita Amanda.
Arsya sadar ini semua kesalahannya, Andai saja Dia bisa melakukan yang terbaik untuk Amanda, Anaknya dan juga orangtuanya Arsya pasti akan melakukannya tanpa mengecewakan siapapun.
karena kurang berkosentrasi Arsya tidak menyadari kalau ada mobil dari arah berlawanan melaju dengan sangat cepat kearahnya, namun dengan sigap Arsya memutar setir kemudi kearah lain hingga menabrak sebuah pohon, beruntung Arsya selamat.
"Arghhhh..." Arsya mengerang kesakitan sambil memegang kepala nya yang berdarah karena terbentur setir kemudi.
Arsya segera mengumpulkan kesadarannya dan berusaha keluar dari mobil sambil menahan rasa sakit.
setelah keluar dari mobilnya Arsya menyadari mobil yang tadi hampir menabraknya masuk kedalam jurang, Arsya langsung bergegas untuk melihat apakah sang pemilik mobil selamat.
melihat jurang yang agak terjal Arsya berusaha sebisa mungkin untuk bisa turun kebawah.
Arsya sampai dengan selamat dibawah dan segera memastikan keadaan pengendara mobil.
sulit untuk Arsya memastikan keadaan pengendara mobil karena mobil yang terbalik.
perlahan Arsya berjalan kearah jok kemudi, terlihat seorang gadis dengan gaun pengantin yang berlumuran darah melambaikan tangannya kearah Arsya.
"Tolong... Tolong saya!." Ucap gadis itu terbata-bata.
menyadari pengendara masih hidup, Arsya berusaha sebisa mungkin mengeluarkannya dari dalam mobil.
sesaat Arsya menyadari gas mobil yang bocor dan bisa dipastikan sebentar lagi mobil itu akan meledak.
Arsya mempercepat langkahnya dan menggendong gadis itu keluar dari dalam mobil.
Duarrrrr.......
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie Inside Marriage
Teen FictionSetelah kepergian Amanda tepat dihari kelahiran sang buah hati, Arsya berjuang seorang diri menjadi figur Ayah sekaligus Ibu untuk membesarkan sang buah hati tanpa istri tercinta disampingnya. Hingga takdir mempertemukan Arsya dan Tania dalam sebuah...