2. Ingatan yang hilang.

58 6 0
                                    

Arsya duduk di kursi tunggu rumah sakit sambil menunggu Doktor selesai memeriksa.

"Bapak baik-baik saja?." Tanya Adit yang tiba-tiba muncul.

Arsya hanya mengganguk, wajah nya kelihatan pucat dengan pakaian yang berlumuran darah.

"Pak sepertinya Bapak juga harus diperiksa, wajah Bapak kelihatan pucat." Saran Adit.

"Saya baik-baik saja, Apa Kamu sudah mengurus semuanya?."

"Sudah pak, Nyonya dan Tuan sekarang berada di apartemen dan sudah saya pastikan kalau mereka tidak akan pergi ke rumah bapak."

"Bagaimana dengan Marsya?."

"Marsya sudah Saya titipkan bersama baby sister nya Pak."

"Kerja bagus! Sekarang Kamu boleh pulang!."

"Tapi Pak, Saya tidak bisa meninggalkan Bapak dalam keadaan seperti ini!."

"Ini sudah bukan jam kerja lagi, Saya tidak bisa mengganggu waktu istirahat Kamu."

"Pak, Saya ini sudah menganggap Bapak sebagai Saudara Saya sendiri, Bapak terkena musibah begini, bagaimana bisa saya pergi begitu saja, malam ini Saya akan menemani Bapak sampai semuanya baik-baik saja!." Ucap Adit dengan tulus karena selama ini Arsya sudah banyak membantunya.

Arsya tersenyum tipis sambil mengangguk kecil, sejujurnya Dia membutuhkan Adit, mengingat kondisinya yang juga kurang membaik karena kecelakaan tadi.

"Terimakasih!."" Ucap Arsya sambil menepuk pundak Adit.

Sesaat Doktor keluar dari Ruang UGD, Arsya segera bangkit dan menghampiri Doktor yang menangani  wanita yang dibawanya ke rumah sakit.

"Bagaimana Dok?." Tanya Arsya.

"Dia sudah melewati masa kritisnya dan akan dipindahkan keruang rawat, sekarang Kita hanya tinggal menunggu Dia sadar dan setelah itu baru kita akan melalukan prosedur operasi pada wajahnya." Jelas Doktor.

"Apa Dok! Operasi pada bagian wajah?." Tanya Arsya sekali lagi.

"Iya, karena kecelakaan yang dialami wajahnya rusak parah dan tidak bisa dikenali, jadi kami harus segera melakukan operasi tapi kita membutuhkan gambar wajahnya."

Arsya hanya diam sambil mengangguk kecil.

"Baiklah, kalau begitu Saya pergi dulu." Ucap Doktor sambil berlalu pergi.

"Bagaimana Pak?." Tanya Adit.

"Kita tunggu sampai Dia siuman dulu, baru Kita akan menelpon keluarganya. Oh ya, tolong Kamu bawakan baju ganti untuk Saya, karena malam ini Saya akan menginap untuk menjaganya."

"Tapi Pak, kondisi Bapak sekarang sedang tidak membaik, lebih baik Bapak pulang dan istirahat, biar Saya saja yang menjaganya Pak."

"Ini tanggung jawab Saya bukan Kamu, jadi sekarang dengarkan apa yang Saya katakan!." Tegas Arsya.

"Baiklah Pak, kalau begitu Saya pergi dulu!." Ucap Adit sambil berlalu pergi.

Arsya menghela nafas sambil menarik rambutnya yang berantakan kebelakang, sejujurnya Dia sangat lelah hari ini.

***

Arsya sudah membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih yang dibawakan oleh Adit.

Adit sudah meninggalkan rumah sakit sejak satu jam yang lalu untuk pulang ke rumah.

Sekarang Arsya merebahkan tubuhnya di atas sofa yang berada didalam ruangan, Arsya sengaja memesan ruang VIP untuk kenyamanannya juga.

Lie Inside MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang