[13]. Why Would You?

51 19 80
                                    

a f t e r   d o w n p o u r

Seoul, 23 Agustus 2018

Meremat ujung androknya, Nakyung berjalan tanpa berani menoleh ke samping kirinya. Karena tingkahnya tadi malam, Nakyung jadi tidak berani untuk berbicara dengan Lin Yi. Bahkan sejak keluar dari rumah dan saat tadi di bus pun keduanya tidak saling bicara.

"Kyung?" Lin Yi menghentikan langkahnya setelah memasuki gerbang sekolah.

Nakyung pun otomatis melakukan hal serupa, "Eung? w-wae?"

"Tadi malam, apa aku buat kesalahan?" anak laki-laki itu menunggu jawab dari Nakyung. "Kamu marah?" tuntut Lin Yi melihat Nakyung yang terus menghindari kontak mata.

Nakyung menggeleng, dan terdiam selama beberapa detik, "Mianhae," ia pun menatap Lin Yi, "tadi malam aku baca pesan yang bikin aku sedikit kesal, tapi aku justru jadi bersikap buruk sama kamu."

Gadis itu tertunduk malu, bisa-bisanya semalam ia bersikap ketus padahal itu masih di rumah Lin Yi. Akan lebih baik jika Lin Yi pun merasa kesal, setidaknya itu akan membuat perasaan Nakyung jadi lebih baik.

"Ah, geureokuna, aku pikir aku yang buat kamu kesal."
(Ah, begitu rupanya)

Nakyung menoleh seraya bingung, "Seharusnya kamu marah," giliran Nakyung yang merasa tidak enak.

Lin Yi memicingkan mata, diam pria itu selama beberapa detik yang mendebarkan. "Ya, aku marah, jadi kamu harus cari cara untuk kita baikan lagi." Katanya sembari tertawa. "Kaja," ajaknya.

Nakyung seketika tertegun menghadapi Lin Yi yang seperti ini. Apa laki-laki itu tidak pernah marah? Apa anak itu mencoba untuk menunjukkan sisi baiknya saja?

Rasa ingin mengorek kepribadian Lin Yi lebih jauh kini menguasai rencana Nakyung.

"Nakyung!"

Lee Nakyung segera menoleh, suara yang memanggil namanya itu bukan Minjoo atau Ryujin, itu Heejin.

"Annyeong Lin Yi!" sapa Heejin, pada Nakyung dan Lin Yi.

"Lin Yi kamu duluan aja," ujar Nakyung.

Beruntung Lin Yi pun mengiyakan dan segera meninggalkan dua gadis itu di sekitar lapangan.

"Gantengnya," cicit Heejin yang masih memandangi kepergian lelaki tadi.

"Ya?" sahut Nakyung spontan.

Heejin menggeleng, ia pun tersipu. "Aku boleh minta ID KakaoTalk nya Lin Yi gak?" Heejin terdengar bersemangat.

Nakyung kembali berjalan dan tetap membiarkan gadis cantik itu melingkari tangan pada lengannya.

"Kenapa gak minta ke Lin Yi nya langsung? Atau ke Lucas, dia juga punya semua ID anak kelas." Nakyung masih mau menanggapi gadis disampingnya.

"Aku malu kalau minta ke Lin Yi langsung, soalnya yang tau aku suka Lin Yi cuma kamu aja." Heejin tersipu sekali lagi, cantik sekali. "Please bantu deketin aku sama Lin Yi, ya?"

Nakyung menatap Heejin kikuk, "Tapi kenapa harus aku?" Kelitnya.

Di dekat ambang pintu Heejin berhenti dan menatap Nakyung, "Kamu kan sepupunya, jadi kamu pasti lebih deket daripada temen yang lain."

After Downpour  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang