6. Gelombang Samudra

276 46 7
                                    

Kisah kehidupan New Thitipoom dimulai malam ini, dan lelaki bersarung biru tidak sabar untuk menyimak.

Sudah sekian menit Tay berjalan hilir-mudik di dalam griya singgah, tidak bisa diam. Gerak hati berucap senang karena pucuk dari rasa ingin tahu segera terbayar. Bayangkan saja, lelaki itu telah menunggu berhari-hari dengan angan selalu bertanya entah kepada siapa. Sosok yang di awal adalah suatu kemisteriusan, akhirnya bersedia membongkar segala bentuk enigma terkunci.

Namun, ada saat pula ketika akal sehat Tay bertemu celah kekhawatiran ganjil. Ia tidak akan tahu apa yang kelak menantinya. Bisa saja ucapan New kemarin hanyalah omong kosong untuk menyenangkan hati berpelipur gundah. Tidak ada satu pun yang tahu, karena semua berpeluang terjadi.

Untung saja, dewi fortuna sedang berpihak pada Tay Tawan. Peluang pertamalah yang muncul ke permukaan dan siap melayang jauh bersama akal penasaran. Si insan berkulit putih, telah menepati janji tak terucapnya.

"Siap mendengarkan dongeng dariku, Tay?" New bertanya kepada lelaki bersarung biru ketika mereka sudah bertempat di atas tepian segara.

Oh, lebih dari siap. Kau tidak tahu tentang itu. "Kau pikir, aku anak kecil yang dininabobokan sebelum tidur?"

Tawa kecil muncul dari vokal New. "Itu hanya sebuah perumpamaan."

"Tidak masuk akal." Sudut bibir Tay terangkat samar. "Dongeng adalah fiksi, sedangkan cerita perjalanan hidup adalah realita."

"Tapi kau tahu kan, seluruh dongeng di semesta ini, terinspirasi dari realita yang ada?"

". . ."

"Terserah kau saja." Lelaki bersarung biru memalingkan wajah. Kedua manik cokelatnya bertemu dengan visual pesisir pantai. Lautan pasir putih tertabrak oleh gelombang air.

"Biar aku bertanya sesuatu padamu," ujar New tanpa mengalihkan pandang dari para nelayan di atas kapal pencari ikan, "apa pendapatmu tentang makhluk mitologi, Tay?"

Kenapa dia... membawa topik itu? "Tiba-tiba sekali," Tay berucap seraya memfokuskan tatap pada sisi kiri tubuh New. Sepasang alisnya berkerut heran.

Kedua bahu insan berkulit putih terangkat cepat. "Hanya ingin tahu."

Aneh. "Pendapat seperti apa?"

"Anggap saja, ada satu kondisi di mana kau memiliki teman yang mengaku pernah melihatnya."

"Iya, lalu?"

"Apa kau akan percaya?"

"Hmm..." Tay terdiam sesaat. "Tidak."

"Alasannya?"

Terdengar suara helaan napas dari lelaki bersarung biru. "Satu hal yang harus kau ketahui tentang aku, adalah akal sehat selalu menang pada diriku,"

"Aku tidak akan percaya tentang eksistensi makhluk yang bahkan untuk dijelaskan saja sudah sukar. Tidak pernah ada bukti valid mengenai hal yang 'kata mereka' adalah penemuan itu. Bagiku, semuanya masih asumsi belaka. Mereka terlalu melebih-lebihkan fakta tersebut hingga masyarakat menjadi percaya."

"Jadi kau tidak percaya?" tanya New yang dijawab anggukan singkat oleh Tay. "Walaupun, kau melihat dengan mata kepala sendiri?"

Aku yakin ada yang tidak beres. "Sebentar, New." Dialog mereka terhentikan oleh lelaki bersarung biru, tiba-tiba saja duduk menghadap pemuda di sampingnya.

Atensi insan berkulit putih sekarang tertuju pada Tay. Lengkung sabit pada bibir menghiasi rautnya. "Ada apa?"

"Pembicaraan ini, apa korelasinya dengan kisah kehidupanmu?"

ENIGMA PERKARA SAMUDRA • taynew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang