CDH 7- Tanda Tanya

7.7K 916 74
                                    

Netha tengah sibuk memberi riasan pada wajahnya, kali ini bukan riasan yang natural seperti biasa tapi harus lebih tebal dan menor. Lipstik merah darah dan blus on mirip orang habis di gampar. Walaupun dia termasuk orang yang confidence dengan penampilan apapun, tapi rasa malu masih saja dia rasakan kalau sedang berhadapan dengan cermin seperti ini.

 Walaupun dia termasuk orang yang confidence dengan penampilan apapun, tapi rasa malu masih saja dia rasakan kalau sedang berhadapan dengan cermin seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo cantik banget, sumpah." puji Renata, salah satu teman kerjanya.

Jadi sudah hampir satu bulan ini Netha bekerja menjadi pelayan di salah satu club malam. Awalnya Shani sedikit ragu menawarkan pekerjaan ini padanya karena ini pekerjaan yang cukup berbahaya, tapi di balik itu semua uang yang dihasilkan dari pekerjaan ini juga cukup banyak. Setelah di timbang-timbang tidak ada salahnya bagi Netha untuk mencoba.

Awalnya sedikit risih saat beberapa kali mendapat tatapan atau bahkan sentuhan kurang ajar dari pelanggan yang mabuk. Tapi sejauh ini Netha masih bisa mengatasinya, dia bukan wanita lemah sedikit banyak dia pernah mempelajari ilmu bela diri dasar untuk melindungi diri.

Niat Netha hanya ingin bekerja, mendapat uang banyak dengan cepat. Mungkin uang itu bisa untuk mengurus segala dokumen yang di ambil paksa oleh Sarah.

"Lo beneran enggak mau nyambi?" tanya Renata sambil mengerakan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangannya bersamaan. "Duitnya tambah berkali-kali lipat loh, enggak sampai begituan_sex cuma nemenin minum paling mentok digrepe atau ciuman." Sambungnya tidak mau menyerah.

"Enggak Re, gue harus bilang berapa kali sih?" Sahut Netha sambil membereskan alat makeup nya dan memasukan dalam loker. "Gue memang butuh uang tapi enggak mau sampai jual diri gitu, malu ih sama diri sendiri."

Renata terkekeh mendengar alasan basi dari Netha. "Re bukannya lo malam ini libur ya? Belajar sana biar cepat lulus." Pertama kenal Renata, Netha sudah tahu kalau gadis itu bukan pelayan biasa. Selain cantik renata sangat pandai berbicara. Tidak heran kalau banyak pelanggan yang meminta ditemani Renata untuk sekedar minum dan mengobrol. Benar dugaan Netha kalau ternyata Renata merupakan seorang mahasiswi, dia yang harus membiayai kuliahnya sendiri sehingga terpaksa bekerja disini.

"Gue janjian sama pacar baru lah," Renata meringis. "Doain langgeng dong biar gue bisa keluar dari tempat terkutuk ini,"

"Maksud lo?" tanya Netha penasaran.

"Cowok gue yang ini tajir melintir jadi kayaknya dia enggak bakal rela kalau tahu kerjaan gue disini." Netha mengangguk paham. "Lo mau nggak gue kenalin sama cowok tajir? biar lo juga enggak harus kerja."

Seketika Netha mencekik leher Renata. "Enggak mauuuuuuu," kemudian Netha berlalu karena jam kerjanya sebentar lagi mulai.

****

Setiap weekend pengunjung klub akan bertambah dua kali lipat dari hari kerja biasa. Itu artinya pekerjaan Netha juga bertambah berat, apalagi kalau ada yang datang beramaian untuk merayakan sesuatu seperti aniversary, ulang tahun atau yang lain. Pengunjung akan lebih kalab dalam memesan minuman sehingga banyak antrian pesanan.

Cinta Dalam HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang