CDH 13 - Masa Lalu

4.2K 506 88
                                    

Netha tidak menyangka kalau taman bermain yang dulu sering ia kunjungi saat SMA beberapa tahun lalu kini telah berubah. Tidak ada lagi ayunan besi berkarat seperti dulu, semuanya wahana permainan disulap seperti baru dengan warna cat yang beraneka ragam.

Jadi setelah menonton film Andra bersikeras tidak ingin kembali ke Echo, dia bilang sedang suntuk dan butuh hiburan. Meski Netha keberatan tapi dia tidak bisa berbuat banyak sehingga ia pasrah saja. Itung-itung ia juga mendapat istirahat sejenak karena beberapa hari kebelakang Echo begitu sibuk dan mengharuskan semua karyawan mengambil jam lembur.

"Kenapa Tha?" tanya Andra saat melihat Netha melamun sembari menatap sekumpulan anak kecil yang sedang bermain di kotak pasir. "Duduk disana yuk" tanpa menunggu jawaban Netha, Andra menarik Netha ke arah sebuah bangku panjang di bawah sebuah pohon. Sore ini taman bermain memang sedikit ramai mungkin karena cuaca begitu cerah.

"Lo kenapa mendadak murung?" Andra kembali mengajukan pertanyaan saat menyadari raut wajah sendu Netha.

"Hehehe__" Netha tersenyum kecil. "Gue cuma inget sama bokap, dulu pas masih kecil sering diajakin ke taman bermain kayak gini''

Andra sontak memasang wajah penuh penyesalan, padahal niatnya mengajak Netha ke sini karena setahunya taman ini adalah salah satu tempat yang sering Netha kunjungi saat menghabiskan waktu sepulang sekolah dulu. Seingatnya dulu Netha akan langsung berhambur menaiki berbagai jenis ayunan. Bahkan dulu tidak jarang Andra selalu meninggalkan Netha sendirian di sini karena tidak berhasil mengajak Netha pulang.

"Gue___" Andra bingung harus menanggapi seperti apa, "Sorry__ gue enggak maksud bikin lo jadi sedih."

Seketika pandangan keduanya bertemu, Andra yang penuh penyesalan menatap Netha dengan wajah sendu. Sementara Netha menampakan senyum kecil seakan mengatakan kalau ini semua bukan salah Andra.

"Gue sedih karena kangen bokap tapi sekarang gue baik-baik aja," sahut Netha pelan dengan senyum tipis. "Gua baik-baik aja Ndra karena__" Netha mendekatkan wajahnya semakin mendekat agar Andra mendengar lebih jelas apa yang akan dia ucapkan setelah ini, "sekarang ada elo."

Netha berdehem karena merasa ucapannya begitu ambigu, "Maksudnya meski enggak bareng bokap tapi setidaknya gue sekarang nggak sendirian disini tapi bareng elo." Kemudian Netha tertawa kikuk apalagi saat menyadari kalau Andra menunjukan wajah kaget.

"Barusan gue pikir lo bilang kalau lo suka jalan bareng sama gue, Ha ha ha." suasana yang sedari tadi canggung bertambah semakin parah karena ucapan Andra.

"Hah?" Netha kaget.

Andra merutuki kebodohannya, dia sudah gila mungkin karena bicara asal seperti itu. Netha bukan salah satu wanita yang akan senang dan menerima candaan seperti itu. Andra tahu dan paham karena mereka sudah lama saling kenal.

"Lupain Tha, ya ampun kayaknya mulut gue mesti diurut deh keseleo mulu dari tadi." Andra tertawa kencang tapi segera berhenti karena Netha hanya diam.

Keduanya saling berhadapan bahkan wajah keduanya begitu dekat tidak lagi peduli dengan betapa riuahnya suara teriakan anak kecil di sekitar. Mata mereka saling menyelami satu sama lain dan menunjukan kalau keduanya tengah dilanda kebingungan.

Cukup lama sampai akhirnya Netha hendak melebarkan jarak dengan memundurkan wajahnya dan membuat tangan kiri Andra seketika terulur menangkupnya agar kembali dekat. Ibu jari Andra mengelus pipi Netha pelan, dan tatapan matanya sudah beranjak dari telaga bening di mata Netha menuju bibirnya yang merekah merah.

Tapi sebelum hal yang diinginkan terjadi tiba-tiba ada bola yang mengarah ke keduanya kemudian disusul dengan langkah kaki seorang bocah kecil yang berlari-lari sambil tertawa. Sontak suara canggung diantara Netha dan Andra menguar dan kemudian keduanya tertawa kecil. Andra menunduk dan meraih bola itu kemudian menyerahkan ke sang bocah.

Cinta Dalam HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang